Bagi Indonesia, Afrika Kawasan Potensial untuk Kerja Sama

Dublin Core

Judul

Bagi Indonesia, Afrika Kawasan Potensial untuk Kerja Sama

Deskripsi

Deklarasi New Asia-African Startegic Partnership (NAASP) yang terbentuk pada peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) lalu merupakan momentum baru peningkatan kerja sama dengan berbagai negara di kawasan Afrika. Indonesia sebagai pencetus NAASP harus bergerak melakukan kolaborasi yang lebih dari sekadar hubungan diplomatik dengan kawasan Afrika.
Direktur Hubungan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Lasro Simbolon, Drs., MA., mengatakan, dari 54 jumlah negara di kawasan Afrika, Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan 50 negara. “Kita saat ini memiliki banyak kesempatan emas untuk berkolaborasi dengan benua Afrika. Saat ini negara-negara Afrika semakin berkembang,” ujar Lasro saat menjadi pembicara pada Seminar Internasional “Indonesia-Africa Relations” di Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung, Kamis (21/01).

Seminar ini digelar atas kerja sama Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI dengan Pusat Kajian Asia Afrika (PKAA) Unpad. Selain Lasro, pembicara lain yang tampil ialah Dadan Suryadiputra, S.IP., MI.Pol., (Dosen Hubungan Internasional Unpad), dan Dr. Greg Mills (Direktur Brenthurst Foundation).

Berdasarkan data dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin), volume perdagangan Indonesia ke Afrika saat ini baru senilai US$ 10,70 milyar. Jumlah tersebut lebih rendah dibanding nilai perdagangan Tiongkok dengan India, dimana telah mencapat US$ 20 milyar untuk Tiongkok, dan US$70 milyar untuk India.

Lasro menyebut negara kawasan Afrika yang saat ini memiliki potensi emas antara lain Afrika Selatan, Nigeria, Mesir, Kenya, Ethiopia, Aljazair, dan negara-negara yang tergabung dalam kelompok The Economic Community of West African States (ECOWAS), Southern African Development Community (SADC), Southern African Customs Union (SACU), East African Community (EAC), dan The Common Market for Eastern and Southern Africa (COMESA).

“Ini potensial mengingat Indonesia sudah menjadi leader untuk menghidupkan kembali solidaritas kawasan Asia-Afrika,” kata Lasro.

Lebih lanjut Lasro mengatakan, ada sektor bisnis potensial yang bisa dikerjasamakan, yaitu energi, agroindustri, konstruksi dan infrastruktur, teknologi informasi dan komunikasi, serta perbankan. Di bidang energi, kata Lasro, Indonesia bisa bertukar pandang mengenai pengelolaan sumber daya energi dengan negara-negara di Afrika.

Pada sektor agroindustri, Lasro berpendapat negara kawasan Afrika kini tengah menaruh perhatian pada aspek ketahanan pangan. Sektor ini bisa menjadi kolaborasi yang intensif, mengingat Indonesia memiliki perhatian yang sama pada isu ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan.

Satu aspek penting yang dibahas Lasro adalah kerja sama terkait perbankan. Negara Tiongkok dan India sudah membuka perwakilan bank negaranya di kawasan Afrika. Sedangkan Indonesia belum sama sekali membuka bank perwakilannya di Afrika.

“Pemerintah harus memfasilitasi ini,” imbuh Lasro.

Senada dengan Lasro, Dadan mendorong Indonesia lebih proaktif meningkatkan kerja sama dengan negara kawasan Afrika. Berkaca pada sejarah, Indonesia telah memiliki keterikatan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Afrika.

Meski potensial, masih banyak publik yang awam tentang Afrika. Hal ini disebabkan belum menariknya tema Afrika pada sektor pendidikan. Agar berjalan optimal, pemerintah juga perlu menggandeng beberapa pusat kajian Asia Afrika di Indonesia untuk melakukan pendampingan melalui akademik.

Pembuat

Arief Maulana

Sumber

http://www.unpad.ac.id/2016/01/bagi-indonesia-afrika-kawasan-potensial-untuk-kerja-sama/

Penerbit

Universitas Padjajaran

Tanggal

21/01/2016

Format

application/pdf

Bahasa

Bahasa Indonesia

Item Relations

This item has no relations.

Document Viewer

Files

Bagi Indonesia, Afrika Kawasan Potensial untuk Kerja Sama.pdf

Collection

Citation

Arief Maulana, “Bagi Indonesia, Afrika Kawasan Potensial untuk Kerja Sama,” Digital Share Center, accessed 2 Mei 2024, http://journals.unpad.ac.id/document/2009.