Mutual Recognition Arrangement, Tantangan Sekaligus Peluang Bagi Indonesia

Dublin Core

Judul

Mutual Recognition Arrangement, Tantangan Sekaligus Peluang Bagi Indonesia

Deskripsi

Penerapan Mutual Recognition Arrangement (MRA) di suatu regional dapat menyelesaikan berbagai permasalahan negara, termasuk untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masing-masing negara melalui adanya kerja sama. Melalui MRA, suatu negara dapat menerima pelayanan servis, barang, maupun sumber daya manusia dari negara lain yang sudah terstandar.

Suasana seminar Asian Community Lectures yang menghadirkan narasumber Dr. Dianni Risda, M.Ed (Dosen UPI) dan teleconference dengan Dr. med. Setiawan, dr. (Dosen Unpad) di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Rabu (16/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Suasana seminar Asian Community Lectures yang menghadirkan narasumber Dr. Dianni Risda, M.Ed (Dosen UPI) dan teleconference dengan Dr. med. Setiawan, dr. (Dosen Unpad) di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Rabu (16/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
“MRA menjadi salah satu pilihan yang harus diambil untuk bisa memungkinkan upaya bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masing-masing negara,” ujar dosen Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, Dr. med. Setiawan, dr. dalam Asian Community Lectures di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, kampus Jatinangor, Rabu (16/03) kemarin.

Dalam bidang kesehatan, Dr. Setiawan menjelaskan ada empat bentuk MRA. Yaitu cross-border trade, misalnya dilakukannya telemedicine melalui antar negara. Consumption abroad seperti pasien Indonesia melakukan kunjungan ke rumah sakit di negara lain. Commercial presence, contohnya adalah kehadiran rumah sakit asing di suatu negara. Bentuk MRA selanjutnya adalah presence of natural persons, contohnya, dokter Indonesia memberikan pelayanan di negara lain.

Dengan adanya MRA, dapat mengatasi ketidakseimbangan antara supply dan demand di kawasan tersebut. Contohnya, ketika kita kekurangan tenaga kesehatan, maka kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan tenaga dari negara lain. Disamping itu, dengan adanya tenaga kerja asing di Indonesia, akan mendorong juga upaya peningkatan kualitas tenaga di Indonesia secara terus menerus.

Menurut Dr. Setiawan, MRA ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Saat ini, jika dilihat dari regional competitiveness index dan human development index di kawasan Asia, Indonesia berada di middle class.

“Kita bisa bergerak sesuai dengan kebutuhan. Melakukan kesepakatan dengan negara yang lebih maju, misalnya untuk transfer teknologi. Di sisi yang lain kita bisa menyalurkan kebutuhan tenaga kerja untuk negara lain yang membutuhkan,” paparnya.

Untuk mengimplementasikan MRA, maka salah satu hal utama yang harus dilakukan adalah menyusun regulasi, diantaranya adalah terkait rekognisi, serta adanya standar dalam prosedur dan mekanisme. Regulasi dan implementasi, harus berjalan beriringan.

“Harus ada kesediaan pihak-pihak yang ada di kawasan Asia untuk saling memahami, sehingga regulasi domestik itu diupayakan confirm dengan kebijakan dan regulasi pada regional. Jangan sampai ada satu negara yang tidak mau tunduk, tidak mau confirm, sehingga mobilitas terhambat,” ujar Dr. Setiawan.

Lebih lanjut, Dr. Setiawan pun mengajak para mahasiswa untuk dapat memenuhi tantangan dan peluang dalam MRA tersebut. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas diri seperti meningkatkan kemampuan bahasa, memiliki cross cultural horizon yang baik dengan melakukan mobilitas, memiliki kemampuan teknologi informasi yang baik, menjadi fast and life-long learner, dan menjadi global citizenships and leaderships yang baik.

Selain Dr. Setiawan, juga hadir menjadi pembicara adalah dosen Universitas Pendidikan Indonesia, Dr. Dianni Risda, M.Ed yang membahas mengenai Asian Education Network.

Pembuat

Artanti Hendriyana / eh

Sumber

https://www.unpad.ac.id/2016/03/mutual-recognition-arrangement-tantangan-sekaligus-peluang-bagi-indonesia/

Penerbit

Unpad

Tanggal

17 Maret 2016

Format

Aplication/pdf

Bahasa

Bahasa indonesia

Item Relations

This item has no relations.

Collection

Citation

Artanti Hendriyana / eh, “Mutual Recognition Arrangement, Tantangan Sekaligus Peluang Bagi Indonesia,” Digital Share Center, accessed 29 Maret 2024, http://journals.unpad.ac.id/document/2054.