Prof. Ganjar, “Pembangunan Inklusif Pertanian Tergantung pada Afirmasi Berbagai Pihak”

Dublin Core

Judul

Prof. Ganjar, “Pembangunan Inklusif Pertanian Tergantung pada Afirmasi Berbagai Pihak”

Deskripsi

Pembangunan pertanian inklusif merupakan tanggung jawab bersama. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga perlu kolaborasi dari berbagai pihak. Pembangunan inklusif akhir-akhir ini menjadi isu hangat setelah melihat realitas bahwa pembangunan nasional yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi (growth) yang cukup tinggi ternyata tidak sepenuhnya dinikmati oleh kelompok miskin.

Suasana Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Rabu (9/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Suasana Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Rabu (9/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Kepala Pusat Studi Dinamika Pedesaan Fakultas Pertanian Unpad, Prof. Ganjar Kurnia mengatakan bahwa pembangunan inklusif di bidang pertanian sangat bergantung pada afirmasi. Mulai dari kebijakan pemerintahan yang afirmatif, pelibatan swasta yang afirmatif, termasuk juga dalam pelibatan perbankan. Yang paling penting adalah dengan meningkatkan kekuatan petani.

“Petani sendiri harus mempunyai kekuatan. Dan basis kekuatan petani itu bukan pada pribadi-pribadi tapi harus ada landasannya,” ujar Prof. Ganjar dalam acara Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Rabu (9/09). Menurut Prof. Ganjar, landasan tersebut adalah penguatan lahan.

Prof. Ganjar memaparkan, berbagai permasalahan di bidang pertanian yang kerap terjadi sejak lama tidak pernah selesai. Permasalahan tersebut seperti lahan usaha yang kecil, modal terbatas, pengunaan teknologi sederhana, sangat dipengaruhi musim, wilayah pasar masih lokal, dan sebagainya, tidak pernah bisa diselesaikan.

Hal senada disampaikan Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar, Soekowardojo. Persoalan yang dihadapi di sektor pertanian saat ini bahkan sama dengan persoalan yang dihadapi 30 tahun lalu. Ia pun menyebutkan bahwa sektor pertanian masih tertinggal dibandingkan sektor lain.

“Banyak pemasalahan yang kita hadapi di sektor pertanian. Kalau persoalan-persoalan yang dihadapi pada saat ini sama dengan persoalan yang dihadapi pada 30 tahun yang lalu, hal ini mengatakan bahwa mungkin sektor pertanian tidak banyak berkembang,” tuturnya.

Soekowardojo pun mengkritisi masih minimnya social engineering di sektor pertanian. “Karena bukan masalah on farm yang menjadi kunci peningkatan produktivitas di pertanian, tetapi juga rekayasa-rekayasa kerja sama bagaimana mengelola petani kita. Bersatu padu. Itu juga mendorong peningkatan produktivitas. Dan itu tidak kelihatan sekarang,” ujarnya.

Acara ini juga turut menghadirkan pembicara Heru Pribadi selaku Direktur Rantai Pasok dan Logistik PT Hero Grup dan Stephan Onggo dari Lancaster University. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai pihak yang terkait dalam pembangunan inklusif di Bidang Pertanian, termasuk pemerintah, akademisi, pengusaha agribisnis, dan masyarakat umum. Acara digelar hingga Kamis (10/09) besok, dengan agenda Workshop Peningkatan Kapasitas Peneliti dalam Memanfaatkan Metodologi Permodelan dan Simulasi Komputer untuk Penelitian Pertanian.*

Pembuat

Artanti Hendriyana / eh

Sumber

http://www.unpad.ac.id/2015/09/prof-ganjar-pembangunan-inklusif-pertanian-tergantung-pada-afirmasi-berbagai-pihak/

Penerbit

Universitas Padjajaran

Tanggal

9 September 2015

Format

Aplication/Pdf

Bahasa

Bahasa Indonesia

Item Relations

This item has no relations.

Document Viewer

Files

Prof Ganjar Pembangunan Inklusif Pertanian.pdf

Collection

Citation

Artanti Hendriyana / eh, “Prof. Ganjar, “Pembangunan Inklusif Pertanian Tergantung pada Afirmasi Berbagai Pihak”,” Digital Share Center, accessed 10 Mei 2024, http://journals.unpad.ac.id/document/2065.