Kolaborasi Merupakan Modal Penting Hadapi Kompleksitas Permasalahan

Dublin Core

Judul

Kolaborasi Merupakan Modal Penting Hadapi Kompleksitas Permasalahan

Deskripsi

Untuk mencapai tujuan kesehatan nasional, diperlukan strategi kolaborasi antar profesi. Strategi kolaborasi ini bahkan sudah bisa digelorakan oleh para mahasiswa tenaga kesehatan dengan membawa semangat generasi muda.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dikti, Prof. Intan Ahmad, saat membuka Semonar Kolaborasi Kesehatan yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Health Professionals’ Society (IYHPS) dan Aliansi Organisasi Mahasiswa Kesehatan Indonesia (AOMKI) di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran, Jln. Eijkman Bandung, Sabtu (31/10). (Foto oleh: Dadan T.)*
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dikti, Prof. Intan Ahmad, saat membuka Semonar Kolaborasi Kesehatan yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Health Professionals’ Society (IYHPS) dan Aliansi Organisasi Mahasiswa Kesehatan Indonesia (AOMKI) di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran, Jln. Eijkman Bandung, Sabtu (31/10). (Foto oleh: Dadan T.)*
Hal inilah yang diangkat dalam Seminar Kolaborasi Kesehatan bertema “Empowering Young Health Professionals through Inter-professional Colaboration” yang digelar Indonesian Young Health Professionals’ Society (IYHPS) dan Aliansi Organisasi Mahasiswa Kesehatan Indonesia (AOMKI) di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran, Jln. Eijkman Bandung, Sabtu (31/10).

Dalam kesempaatan tersebut, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, mengatakan bahwa dalam strategi kolaborasi profesi sebetulnya tidak bisa terlepas dari keutuhan suatu profesi itu sendiri. “Kalau profesi itu bermasalah, tidak mudah kita membangun kolaborasi yang lebih besar,” tuturnya.

Selain itu, strategi kolaborasi besar ini juga dapat dijadikan sarana untuk menyelesaikan permasalahan di internal profesinya. “Itu bisa menjadi contoh. Kenapa kita bisa berkolaborasi dengan yang lain, sedangkan di dalam sendiri tidak utuh,” ujarnya.

Seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan yang ada, bukan hanya di bidang kesehatan tetapi juga di berbagai sektor kehidupan, maka yang perlu berkolaborsi bukan hanya tenaga yang bergerak di bidang kesehatan , tetapi juga dari berbagai bidang. Menurut Rektor, bentuk kolaborasi ini menjadi modal penting untuk menghadapi kompleksitas permasalahan.

“Kunci pentingnya, saya ingin mendorong suatu terminomologi, bukan kolaborasi lagi sekarang, tapi sikap interdepedensi yang harus dimunculkan. Sikap saling ketergantungan,” kata Rektor. Sikap interdepedensi ini perlu dibangun sejak mahasiswa, dengan mahasiswa dari bidang ilmu lainnya.

Seminar Kolaborasi Kesehatan ini dibuka oleh Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dikti, Prof. Intan Ahmad, dihadiri pula oleh Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. Alma Lucyati, M.Kes., M.Si., M.H.Kes. Bertindak sebagai keynote speaker adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dr. Sony Adam, MM.

Kegiatan ini secara khusus mengangkat isu mengenai peran generasi muda kesehatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan bangsa, dengan pendekatan kolaborasi inter profesi kesehatan. Acara diikuti oleh para mahasiswa yang tergabung dalam 9 organisasi mahasiswa bidang kesehatan, terdiri dari 7 profesi , yakni Farmasi, Kodekteran, Kesehatan Masyarakat, Kebidanan, Gizi, Keperawatan, dan Kedokteran Gigi. *

Pembuat

Artanti Hendriyana

Sumber

http://www.unpad.ac.id/2015/11/kolaborasi-merupakan-modal-penting-hadapi-kompleksitas-permasalahan/

Penerbit

Universitas Padjajaran

Tanggal

1 November 2015

Format

application/pdf

Bahasa

Indonesia

Item Relations

This item has no relations.

Document Viewer

Files

Kolaborasi Merupakan Modal Penting Hadapi Kompleksitas Permasalahan - Universitas Padjadjaran.pdf

Collection

Citation

Artanti Hendriyana, “Kolaborasi Merupakan Modal Penting Hadapi Kompleksitas Permasalahan,” Digital Share Center, accessed 28 April 2024, http://journals.unpad.ac.id/document/2234.