ANALISIS KEBERADAAN PASAR MODERN DI DAERAH DESTINASI WISATA (Studi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat)

Bambang Hermanto, Suryanto -, Ratna Meisa Dai

Abstrak


This study aims to analyze the existence of modern markets in terms of geographical, demographic, spatial planning, tourism potential, and rules of its founding. This study uses a qualitative approach to the type of exploratory research. This research was conducted in the tourist area of Pangandaran Regency, West Java Province, Indonesia. Primary data sources were obtained from observations, in-depth interviews, and focus group discussions, while secondary data were obtained from scientific articles and other related documents. The results showed that in Pangandaran Regency, the number of modern markets in operation included: Indomaret 58%, Alfamart 34%, Yomart 4%, Kuckmart, and Srikaton respectively 2%. When viewed from the geographical, demographic, spatial and regional planning, tourism potential, and the rules for establishing a modern market, the existence of a modern market is still needed with a few notes. First, the location distribution has not been evenly distributed to all tourist distillation areas. Second, there are some rules that are violated both in the rules of the establishment and operating hours. The impact of these problems will affect micro and small businesses And services to tourist visitors.

 

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan pasar modern ditinjau dari aspek  geografis, demografis, rencana tata ruang, potensi wisata, dan aturan pendirianya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan di daerah wisata Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sumber data primer diperoleh dari observasi, wawancara mendalam dan focus group discussion, sedangkan data sekunder diperoleh dari artikel ilmiah dan dokumen terkait lainnya.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Pangandaran jumlah pasar modern yang beroperasi, antara lain : Indomaret 58%, Alfamart 34%, Yomart 4%, Kuckmart, dan Srikaton masing-masing 2%. Apabila ditinjau dari aspek geografis, demografis, rencana tata ruang dan wilayah, potensi wisata, serta aturan pendirian pasar modern, maka keberadaan pasar modern masih dibutuhkan dengan beberapa catatan. Pertama, distribusi lokasi belum merata ke seluruh wilayah distinasi wisata. Kedua, ada beberapa peraturan yang dilanggar baik dalam aturan pendirian maupun jam operasional.  Dampak dari masalah tersebut berakibat kepada para pelaku usaha mikro dan kecil dan pelayanan kepada pengunjung wisata.


Kata Kunci


Destinasi Wisata; Pasar Modern; Dampak; Permasalahan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


AC Nielsen. (2010). The digital media and habits attitudes of South East Asian Consumers.https://www.slideshare.net/actionstartup/the-digital-media-and-habits-attitudes-of-south-east-asian-consumers?qid=d3a0f70e-4cd7-4038-866c-2fa23e2ab34b&v=&b=&from_search=1. Diakses 16 Agustus 2018.

Ackerman, F. (2013). Why do We Recycle?: markets, values, and public policy. Island press.

Bella Ika Yunita, K. (2020). The Shopping Behavior Patterns of Rural Communities in the Central Modern Market. Journal of Talent Development and Excellence, 12(2s), 457-462.

Fuad, M, (2000). Pengantar Bisnis, Penerbit PT Gramedia, Jakarta.

Hermanto, B., Suryanto, & Dai, R. M. (2018). Identification of Traditional Market Characteristics and Modern Markets in Pangandaran District, West Java Province, Indonesia. Advanced Science Letters, 24(1), pp. 365-368.

Juliarta, I Made Guna dan Darsana, Ida Bagus, (2015). Efektivitas Revitalisasi Pasar Tradisional dan Dampaknya Terhadap Pengelolaan Pasar, Jumlah Pengunjung dan

Pendapatan Pedagang. E-Jurnal EP Unud. 5 (1), pp. 138-166.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, (2016): Marketing Management, 15th Edition New Jersey: Pearson Pretice Hall, Inc.

Kuncoro, Mudrajad D., (2009). Ekonomika Indonesia Dilema di Tengah Krisis Global, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Lekagul, A. (2002). Toward preservation of the traditional marketplace: A preference study of traditional and modern shopping environments in Bangkok, Thailand (Doctoral dissertation, Virginia Tech).

Malano, Herman, (2011). Selamatkan Pasar Tradisional. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.

Muftiadi, R. A., & Maulina, E. (2016). The Business Dynamic of Traditional Market Place: Demand Preferencae Approach. AdBispreneur, 1(2), hal. 113-126.

Panggabean, Anastia Petika. (2014). Kontribusi Pendapatan Pedagang Buah Terhadap Pengeluaran Rumah Tangga (Studi Kasus: Pedagang Buah di Pasar Badung Kota

Denpasar. E-Jurnal EP Unud. 3(7), hal. 301-310.

Purnama, Ida Ayu Made Sherly dan Yasa, M. I Nyoman, (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan Domestik Berbelanja di Pasar Oleh-Oleh Modern. E-Jurnal EPUnud. 2 (5), hal. 244-253.

Reardon, Thomas, C. Peter Timmer, Christopher B. Barrett, and Julio Berdegué (2003) ’The Rise of Supermarkets in Africa, Asia, and Latin America.’ American Journal of Agricultural Economics, 85(5), pp 1140-1146.

Reardon, Thomas and Rose Hopkins (2006) ’The Supermarket Revolution in Developing Countries: Policies to Address Emerging Tensions among Supermarkets, Suppliers, and Traditional Retailers.’ Akan diterbitkan dalam European Journal of Development Research, 18(4), pp 522-545.

Rinda, (2014). Peran Modal Sosial Terhadap Eksistensi Pasar Tradisional. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. 2(2). hal 1-18.

Sadino dan Syahbana, JA. (2014). Pasar Tradisional Versus Pasar Modern di Daerah Perkotaan. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 10(2), hal. 205-217.

Setiawan, Sakinah, R.D. (2013). Pengusaha Tradisional Hendaknya Memodernkan Diri. Harian Kompas Edisi 12 Npmener 2013. https://otomotif.kompas.com/read/2013/11/12/1603506/Pengusaha.Tradisional.Hendaknya.Memodernkan.Diri. Diakses pada 17 Januari 2019

Setyo Sukirno, F. & Harianto, Sugeng. (2017). Pergeseran Gaya Hidup Masyarakat Sub Urban Area di Kota Mojokerto. Paradigma, 5(1). Hal 1-10.

Sinaga Pariaman. (2004). Pasar Modern VS Pasar Tradisional. Jakarta: Kementerian Koperasi dan UKM

Stanton, William J. (2013). Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa Oleh Sadu Sundaru. Jilid Satu. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga..

Suryadarma D., Poesoro A., Budiyati S., Akhmadi, dan Rosfadhila M., (2007). Dampak Supermarket Terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional

di Daerah Perkotaan di Indonesia, SMERU RESEARCH INSTITUT.

Suryanto, S., Hermanto, B., & Dai, R. M. (2018, November). Traditional Market Issues. In International Conference on Business, Economic, Social Science and Humanities (ICOBEST 2018). Atlantis Press.

Tambunan TH, .Nirmalawati D, dan Silondae AA. (2004). Kajian Persaingan dalam Industri Retail. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-98-2832-09052008.pdf.

Traill, W. B. 2006. The Rapid Rise of Supermarkets. Development Policy Review. 24(2). Pp.163-174.

Utami, Tri dan Mohammad Riduansyah. (2013). “Pengelolaan Pasar Tradisioanl di Kota Depok (Studi Kasus: Pasar Agung, Pasar Cisalak, Dan Pasar Kemiri Muka)”. http://lib.ui.ac.id.Diakses pada tanggal 27 Juli 2017.

Zahratain, Iin dan Lucytawati Anggaraeni. (2014). Dampak Perkembangan Toko Modern Terhadap Kinerja Pedagang Produk Pertanian Pada Pasar radisional di Kota Bekasi. Jurnal Manajemen dan Agri Bisnis. 11(2). hal: 119-128.

Zumrotin KS, (2002). Pola Keterkaitan Pasar Modern Dengan Pasar Swalayan, Diklat Manajemen Pasar Daerah, Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri.




DOI: https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26748

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.