ANALISIS KELAYAKAN INTRODUKSI TANAM GANDA (DOUBLE ROW) UBI KAYU PADA USAHATANI SISTEM TUMPANGSARI DI LAHAN KERING DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Subagiyo Subagiyo, Charisnalia Charisnalia

Abstrak


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan introduksi tanam ganda (double raw) ubi kayu
pada system tumpangsari di lahan kering Kabupaten Gunungkidul. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2016 di Desa Namberan, Paliyan, Kabupaten
Gunungkidul. Metodelogi yang digunakan dengan pendekatan on partisipatif farm research dan
survai, dengan jumlah responden 30 orang. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis
menggunakan pendekatan analisis Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR). Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa introduksi tanam ganda ubi kayu pada sistem tumpangsari yang biasa
dilakukan oleh para petani kabupaten Gunungkidul yaitu tanaman ubi kayu ditanam di awal musim
hujan sekaligus menanam padi, setelah padi dipanen disusul dengan tanaman kacang tanah disisipi
dengan tanaman jagung. Sedangkan ubi kayu di panen paling akhir, dengan system tumpangsari ini
petani dalam satu tahun panen 3 kali yaitu padi, jagung kacang tanah dan ubi kayu. Berdasarkan
analisis kelayakan introduksi tanam ganda pada usahatani dengan sistem tumpangsari memberikan
tambahan pendapatan dalam satu tahun sebesar Rp 1.530.700 dengan nilai MBCR ratio sebesar
2,33.

Kata kunci: Usahatani, tumpangsari, lahan kering.

ABSTRACT
This study aims to analyze the feasibility of the introduction of double planting of cassava in the
intercropping system in dry land of Gunungkidul Regency. The study was conducted from January to
October 2016 in Namberan Village, Paliyan, Gunungkidul Regency. Methodology used with
participatory approach on farm research and survey, with 20 respondents. The collected data is then
analyzed using Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) analysis approach. The results showed that the
introduction of double cassava planting in the intercropping system commonly done by the farmers
of Gunungkidul district that is cassava planted at the beginning of the rainy season as well as
planting rice, after harvested rice followed by peanut crops inserted with corn crops. While the
cassava in the last harvest, with this intercropping system farmers in one year harvest 3 times that of
rice, corn peanuts and cassava. Based on the analysis of the feasibility of introduction of double
cropping in farming with intercropping system gives additional income in one year amounting to Rp
1,530,700 with MBCR ratio value equal to 2,33.

Keywords: Farming, intercropping, dry land


Teks Lengkap:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15071

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##