DAMPAK USAHATANI KOMODITAS PORANG TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KLANGON, KECAMATAN SARADAN, KABUPATEN MADIUN
Abstrak
Abstrak
Porang menjadi komoditi ekspor unggulan Desa Klangon Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Tanaman porang memiliki harga jual yang tinggi dan merupakan komoditi utama sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, serta kemakmuran masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak usahatani komoditas porang terhadap kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari kelembagaan dan biaya produksi, pemasaran dan penerimaan serta pendapatan petani. Objek lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan bahwasannya Desa Klangon merupakan sentral produsen porang di Kabupaten Madiun dan sekaligus endemik porang Indonesia yang diberi dengan Madiun-1. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa, ditinjau dari tingkat kesejahteraan rakyat di Desa Klangon ini mayoritas pada tingkat level sedang, dengan persentase 40,9% atau sebanyak 738 KK yang dalam kriteria menengah keatas. Dengan menggunakan analisis data deskriptif kualitatif melalui proses reduksi data dan perhitungan, maka produksi awal (investasi awal) usahatani porang dengan luas lahan satu hektar dengan biaya Rp.87.660.000, rata-rata pendapatan pertahun yang diperoleh petani ialah Rp.260.340.000. Melihat potensi dan besarnya keuntungan dalam budidaya porang terhadap kesejahteraan masyarakat desa, untuk itu perlu adanya campur tangan Pemerintah Kabupaten Madiun guna melakukan pemilihan lokasi baru untuk budidaya porang. Serta perlu adanya peningkatan investasi pada komoditas tersebut karena mengingat masih sangat mungkin untuk ditingkatkan.
Kata kunci: porang, klangon, kesejahteraan masyarakat, analisis usahatani
Abstract
Porang is the leading export commodity in Klangon Village, Saradan District, Madiun Regency. The porang plant has a high selling price and is the main commodity as a source of regional income, as well as the people's welfare. This study aims to describe the impact of porang commodity farming on community welfare as seen from the institutional and production costs, marketing and income and farmer income. The object of the research location was chosen based on the consideration that Klangon Village is the central producer of porang in Madiun Regency and at the same time is endemic to Indonesian porang given Madiun-1. The results of the study reveal that, in terms of the welfare level of the people in Klangon Village, the majority are at the medium level, with a percentage of 40, 9% or as many as 738 households in the upper middle criteria. By using qualitative descriptive data analysis through the process of data reduction and calculation, the initial production (initial investment) of porang farming with a land area of one hectare at a cost of Rp. 87,660,000, the average annual income earned by farmers is Rp. 260,340,000. Seeing the potential and the magnitude of the benefits in cultivating porang for the welfare of the village community, it is necessary for the Madiun Regency Government to intervene in selecting a new location for porang cultivation. And there needs to be an increase in investment in these commodities because it is still possible to increase it.
Keywords: porang, klangon, community walfare, economic analysis of farming
Teks Lengkap:
125 - 138Referensi
Anggraini Riska, Rosyani, F. A. (2015). Dampak Usahatani Kebun Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Merlung Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sosio Ekonomika Bisnis, 18(2), 11–24.
Arafia, I. A., Syakir, I. F., & Arifin, I. Z. (2020). Kelembagaaan Pemasaran Dan Usahatani Porang Di Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis (Seagri), 1(4), 239–111.
Dinas Pertanian Dan Perikanan Kabupaten Madiun. (2019). Laporan Kinerja Tahun 2019. Kabupaten Madiun.
Fadholi Hermanto. (1996). Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Faridah, A., Widjanarko, S. B., Sutrisno, A., & Susilo, B. (2009).
Optimasi Produksi Tepung Porang Dari Chip Porang Secara Mekanis Dengan Metode Permukaan Respons. Teknik Industri, 12(2), 155–166.
Mubyarto. (1991). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Lp3es.
Mutmaidah, S., & Rozi, F. (2015). Peluang Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tepi Hutan Melalui Usahatani Porang. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang Dan Umbi 2015, (Dephut 2009), 709–716.
Padusung, Fahrudin, Mahrup, Kusnanta, I., & Soemeinaboedhy. (2020). Seminar Nasional Karya Pengabdian Meningkatkan Kesejahteraan Petani Hutan Melalui Integrasi Tanaman Porang ( Amorphophallus Onchophyllus ) Dengan Vegetasi Tegakan Di Kawasan Rinjani Lombok. Mataram.
Priyanto, E., Sukaryorini, P., & Prabowo, B. (2016). Pemetaan Potensi Tanaman Porang Sebagai Komoditas Ekspor. 5(2), 1–18.
Purwanto, A. (2014). Pembuatan Brem Padat Dari Umbi Porang (Amorphophallus Oncophyllus Prain. Widya Warta, (01), 16–28.
Rofik, K., Setiahadi, R., Puspatiwati, I. R., & Lukito, M. (2017). Potensi Produksi Tanaman Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) Di Kelompok Tani Mpsdh Wono Lestari Desa Padas Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Agri-Tek, 17(September), 53–65.
Saleh, N., Rahayuningsih, S. ., Radjit, B. S., Ginting, E., Harnowo, D., & Mejaya, I. M. J. (2015). Tanaman Porang ; Pengenalan, Budidaya, Dan Pemanfaatannya (A. Winarto, Ed.). Bogor: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.
Sari, R., & Suhartati. (2015). Tumbuhan Porang: Prospek Budidaya Sebagai Salah Satu Sistem Agroforestry. Info Teknis Eboni, 12(2), 97–110.
Unggul, P. (1997). Pelaksanaan Program Inpres Desa Tertinggal Dalam Perspektif Pembangunan Perdesaan. Jep, 2(3), 290–300.
Wahyono, A., Arifianto, A. S., & Wahyono, N. D. (2017). Prospek Ekonomi Kebijakan Pemanfaatan Produktifitas Lahan Tidur Untuk Pengembangan Porang Dan Jamur Tiram Di Jawa Timur. Jurnal Cakrawala, 11(2), 171–180.
DOI: https://doi.org/10.24198/agricore.v5i2.30614
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##










