Distribusi dan Kelimpahan Fitoplankton di Teluk Gerupuk, Nusa Tenggara Barat

Sri Endah Purnamaningtyas

doi:10.24198/jaki.v4i1.23431

Distribusi dan Kelimpahan Fitoplankton di Teluk Gerupuk, Nusa Tenggara Barat

Sri Endah Purnamaningtyas

Abstrak

Penelitian dilakukan di perairan Teluk Gerupuk pada bulan April, September 2015 dan Mei 2016 dengan tujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan fitoplankton di Teluk Gerupuk Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan untuk menghitung kelimpahan fitoplankton menggunakan” Sedgewick-Rafter Counting Cell” dan analisis kualitas air merujuk pada APHA (2005). Penelitian di lakukan di 9 (Sembilan) stasiun penelitian dengan hasil kelimpahan fitoplankton berkisar antara: 619.958 – 7.456.476 sel/l; yang terdiri dari 2 kelas fitoplankton yaitu: Kelas Bacillariophycea, terdapat 32 jenis dan Kelas Dinophyceae terdapat 5 jenis yang ditemukan pada 9 (sembilan) stasiun pengamatan dengan lima jenis diatom potensial, yaitu Coscinodiscus sp., Chaetoceros sp., Nitzschia sp., Pleurosigma sp., dan Bidduphia sp. Berdasarkan indeks biologi terlihat bahwa kelimpahan tertinggi dan dominansi fitoplankton dari genus Chaetoceros sp. Keanekaragaman fitoplankton yang rendah dengan kisaran 0,24-98 dengan rata-rata 0,58±0,29, dan keseragaman fitoplankton berkisar antara: 0,01-0,05 dengan rata-rata 0,03±0,02 atau dengan kata lain 0<E<0,5 berarti komunitas fitoplankton tertekan.

Kata Kunci

Fitoplankton; Kualitas Lingkungan; Teluk Gerupuk

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Alpine, AE., Cloern, JE. 1988. Phytoplankton growth rates in a light-limited environment. San Fransisco Bay. Mar EcolProg Ser. 44; 167- 173.

American Public Health Association. 2005. Standard methods for the examination of water and waste water. 17th ed. Washington DC, USA. 1193p

Barbiero RP, Rockwell DC, Warren GJ, Tuchman ML. 2006. Changes in spring phytoplankton communities and nutrient dynamics in the eastern basin of Lake Erie since the invasionof Dreissena spp. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 63: 1549-1563 Basmi, J. 1999. Planktonologi : Bioekologi Plankton Algae. Tidak Dipublikasikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauan. IPB. Bogor. 110hal.

Camargo, J.A., A. Alonso, and A. Salamanca. 2005. Nitrate toxicity to aquatic animals: a review with new data for freshwater invertebrates. Chemosphere, 58: 1255-1267

Chen, C.T.A. 2007. Nutrient cycling in the ocean; in: “Oceanography,” ed. By J.C.J. Nihoul and

C.T.A. Chen, in Encyclopedia of life support System (EOLSS), Developed under the Auspices of the UNESCO, Eolss Publiser, Oxford, UK, ISBN: 978-1-905839-62-9 e- Book, Vol.1, 331-343

Depew DC, Guildford SJ, Smith REH. 2006. Nearshoreoffshore comparison of chlorophyll a and phytoplankton production in the dreissenid-colonized eastern basin of Lake Erie. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 63: 1115-1129

DiTullio GR, Hutchins DA, Bruland KW., 1993. Interaction of iron and major nutrients controls phytoplankton growth and species composition in the tropical North Pacific Ocean. Limnol Oceanogr 38:495-5

Dugdale RC, Wilkerson F. 1992. Nutrient limitation of new production in the sea. In: Falkowski PG. Woodhead AD (eds) Primary productivity and biogeochernical cycles in the sea. Plenum, New York, p 102-122

Effendi, H., 2003, Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 257 hal

Fong, D.A dan W.R. Geyer. 2001. Respone of river plume during an upwelling favorable wind event. Journal of Geophysical Research- Ocean 106(1):1067-1084

Fried S, B. Mackie, and E. Nothwehr. 2003. Nitrate and phosphate levels positively affect the growth of algae species found in Perry Pond. Grinnell College. Tillers 4:21-24

Gunarto. 2004. Konservasi mangrove sebagai pendukung sumber hayati perikanan pantai. Jurnal Litbang Pertanian, 23(1):15-21

Graziano LM, Geider RJ, Li WKW, Olaizola M. 1996. Nitrogen limitation of North Atlantic phytoplankton: analysis of physiological condition in nutrient enrichment experiments. Aquat Microb Ecol 11:53-6

Hasle G.R. & Syvertsen E.E. 1997. Marine diatoms. In: Identifying marine phytoplankton (Ed. by

C.R. Tomas), pp. 5–385. Academic Press, San Diego

Haumau, S. 2005. Distribusi spasial fitoplankton di perairan teluk haria saparua Maluku tengah. Ilmu Kelautan. 10(3):126-134

Kalangi,P.N.I., K.W.A Masengi, M. Iwata, F.P.T Pangalila dan I.F. Mandagi. 2012. Profil salinitas dan suhu di Teluk Manado pada hari- hari hujan dan tidak hujan. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis VIII(3): 90-93.

Koesoebiono. 1981. Plankton dan Produktivitas Bahari. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Mann, K.H & C.G Lazier. 1991. Ecology of Coastal Water, a System Approach. Studies in Ecology Vol.8. University of California Press, Berkeley and Los Angeles.

Meirinawati, H dan Nurul Fitriya. 2018. Pengaruh konsentras nutrient terhadap kelimpahan Fitoplankton di perairan Halmahera-maluku. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 3(3): 183-195

Odum, Eugene P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Di perjemahkan oleh Tjahjono Samingan; penyunting B. Srigandono. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 476 hal

Ornolfsdottir E.B., Lumsden S.E., and Pinckney J.L., 2004. Nutrient pulsing as a regulator of phytoplankton abundance and community composition in Galveston Bay, Texas. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 303, 197-220

Panda,S.S , Dhal N K, & Panda C R. 2012. Phytoplankton diversity in response to abiotic factors along Orissa coast, Bay of Bengal. International J Environm Sci (2) 3-8.

Purnamaningtyas, S.E, Dimas Angga Hedianto, dan Riswanto. 2017. Hubungan beberapa parameter fisika kimiawi dan fitoplankton Di pesisir kabupaten kubu raya, kalimantan barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol. 9 No. 2, Hlm. 727-737

Putri, M.R.A, S.T Hartati dan Fayakun Satria. 2016.

Kematian massal ikan dan sebaran parameter kualitas air di teluk jakarta. Bawal Widya Riset

Perikanan Tangkap Volume 8 (2):77-90 Sanusi, H.S. 1994. Karakteristik Kimia dan

Kesuburan Perairan Teluk Pelabuhan Ratu (tahap II-Musim Timur). Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 89 hal

Sediadi. A. & L.F. Wenno, 1995. Tingkat kesuburan dan kondisi hidrologi perairan mangrove Teluk Bintuni, Irian Jaya. Pros. Seminar V Ekosistem Mangrove.: 179-189.

Sediadi, A. 2004. Dominasi cyanobacteria pada musim peralihan di perairan Laut Banda dan sekitarnya. Makara Sains, 8(1), 1-14.

Setyobudiandi dan B. Priyono 2009. Sampling dan Analisis Data Perikanan dan Kelautan :Terapan Metode Pengambilan Contoh di Wilayah Pesisir dan Laut. Cetakan Pertama. Makaira FPIK IPB : Bogor. vi + 313 hal.

Sin Y, Wetzel L R, & Anderson C I. 1999. Spatial and temporal characteristics of nutrient and phytoplankton dynamics in the York River Estuary, Virginia, Analyses of long-term data. Estuaries., 22, 260-275

Struyf, E., A. Smis, S. Van Damme, P. Meire, and D.J Conley. 2009. The Global biogeochemical silicon cycle. Silicon 1. 207-213

Johnson, W.S. dan D. M. Allen. 2005. Zooplankton of the Atlantic and Gulf Coast, A Guide to Their Identification and Ecology. The John Hopkins. Uviversity Press. Baltimore and London.

Konno S., Inoue N., Herna´ Ndez-Becerril D.U. & Jordan R.W. 2010. Chaetoceros affinis blooms in Palauan meromictic marine lake. Vie et Milieu 60: 257–264

Takano H. 1990. Diatoms. In: Red tide organisms in Japan – an illustrated taxonomic guide (Ed. By Y. Fukuyo, H. Takano, M. Chihara & K. Matsuoka), pp. 162–331. Uchida Rokakuho, Tokyo

Qi Y.Z. 2008. Studies on red tides in the South China Sea. Guangdong Economic Press, Guangzhou. 566 pp

DOI: https://doi.org/10.24198/jaki.v4i1.23431