Kerapatan dan Distribusi Lamun (Seagrass) di Perairan Senggarang, Kota Tanjungpinang

Yusma Hartini, Jelita Rahma Hidayati, Fadhliyah Idris

Abstrak


Perairan Senggarang memiliki ekosistem lamun yang sempit, diperparah dengan adanya aktivitas antropogenik seperti, aktivitas nelayan, sandar sampan, perangkap ikan, dan pemanfaatan sebagai tempat tinggal masyarakat menyebabkan degradasi pada ekosistem lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase tutupan, jenis-jenis lamun dan kerapatan pada jenis Enhalus acoroides sebagai data awal pengelolaan ekosistem lamun di Perairan Senggarang. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli 2022 di perairan Senggarang, Kota Tanjungpinang. Metode penelitian ini adalah purposive sampling dengan menggunakan line transek sepanjang 100 meter ke arah laut dengan menggunakan roll meter. Kami menggunakan tiga transek dengan jarak 50-meter antar transek. Adapun pengamatan kerapatan dan tutupan lamun dilakukan pada transek kuadrat berukuran 50 x 50  dari 0 sampai titik 100 meter atau sampai tidak ditemukannya lamun. Hasil pengamatan menunjukan suhu perairan berkisar antara 33,233,8, salinitas 29,330,7‰ pH 8,08,3, dan DO 7,27,5. Tutupan total tertinggi ditemukan pada stasiun 1 dengan rata-rata 23,23% yang didominasi oleh Thalassia hemprichii sebesar 12,33%. Adapun kerapatan Enhalus acoroides tertinggi ditemukan pada stasiun 3. Hasil menunjukkan padang lamun di perairan Senggarang tergolong miskin dan termasuk kedalam kategori jarang.


Kata Kunci


Antropogenik; Enhalus acoroides; Transek garis

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alhaddad, MS., Susanto, AN., & Salim, FD. (2022). Status of Conditions and Identification of Damage to Seagrass Beds in the Waters of South Kayoa District, South Halmahera Regency. Jurnal Biologi Tropis, 22(3), 940-946.

Azkab, M. H. (1999). Pedoman Inventarisasi Lamun. Jurnal Oseana, 26(1), 1-16.

Asriani, N. (2014). Tingkat Kelangsungan Hidup dan Persen Penutupan Berbagai Jenis Lamun yang ditransplantasi di Pulau Barranglompo. Skripsi. Skripsi Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.

Barber, B.J, Paul J., & Behrens. (1985). Effects of Elevation Temperature on Seasonal in Situ Leaf Productivity of Thalassia Testudium Banks ex Konig and Syringodium Filiforme Kutzing. Journal Aquatic Botany, 22, 61-69.

Dahuri, R. (2004). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta. 328 Hal.

De Silva KHWL, & Amarasinghe M.D. (2007). Substrate characteristics and species diversity of marine angiosperms in a micro-tidal basin estuary on west coast of Sri Lanka. Sri Lanka. Journal Aquatic Sciences, 12: 103-114.

Duarte, CM., Terrados, NS. & Fortes. (2000). An experimental test of the occurrence of competitive interactions among SE Asian seagrasses. MEPS, 197:231-240.

Fahruddin, M. F., Yulianda., & Setyobudiandi, I. (2017). Kerapatan dan penututupan ekosistem lamun di Pesisir Desa Bahoi, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 9(1):375- 383.

Faturohman, I. & Nurruhwati, I. (2016). Korelasi kelimpahan plankton dengan suhu perairan laut di sekitar PLTU Cirebon. Jurnal Perikanan Kelautan, 7(1).

Feryatun, F. 2012. Kerapatan dan distribusi lamun (seagrass) berdasarkan zona kegiatan yang berbeda di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Management of Aquatic Resources Journal (Maquares), 1(1), 44-50.

Green, E. P., & Short. (2003). WorldAllas of Seagrasses. University of California Press, USA: 310 pp.

Hemminga, M.A. & Duarte, CM. (2000). Seagrassecology. Cambridge University Press, UK: 298 pp.

Herkul, K., & Kotta, J. (2009). Effects of Eelgrass (Zostera marina) Canopy Removal andSediment Addition on Sediment Characteristics and Benthic Communities in the Northern Baltic Sea. Marine Ecology 30(1), 74-82.

Hutomo, M., (1999). Padang lamun Indonesia: Salah satu ekosistem laut dangkal yang belum banyak dikenal. Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta. 35 Hal.

Kawaroe, M., Nugraha, AH., Juraij, I.A., & Tasabaramo. (2016). Seagrass biodiversity at three marine ecoregions of Indonesia Sunda Shelf, Sulawesi Sea, and Banda Sea. Journal of Biological Diversity, 17(2):585-591.

Kawaroe, M., & Nugraha, AH. (2019). Ekosistem padang lamun. PT Penerbit IPB Press. 128 Halaman.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Kriteria Baku. 2004. Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004.

Lamury, FR. (1990). Variasi Mingguan Chlorofil –a dan Kualitas Air Kolam Ikan di Perhentian Marpoyan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Riau. Pekanbaru.

Larkum, AWD., Orth, R. J., & Carlos M. Duarte. (2006). Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation. Spinger, Netherlands: 691 pp.

Listiawati, V. (2018). Peran Lamun sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Pesisir. In Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning, 15(1): 750-754.

Madi, R., Frederic, B., Hendrikj, J., & Camille, G. (2020). Importance of Intertidal Seagrass Beds as Nursery Area for Coral Reef Fish Juveniles (Mayotte, Indian Ocean). Journal Regional Studies in Marine Science 33: 100965. https://doi.org/10.1016/j.rsma.2019.100965.

Mashoreng, S., Isyrini, R., & Inaku, D. F. (2020). Decline in seagrass carbon uptake on Bonebatang Island, Spermonde Archipelago, Indonesia during the period of 2001-2017. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 564(1) 012028.

Aceh Besar Regency. Scientific Journal of Marine and Fisheries Students

Unshia, (3)1: 1-11.

Maulida, A., El Rahimi, SA., & Kurnianda, V. (2018). Padang Community StructureSeagrass at different depths in Ahmad Rhang Manyang Bay, Aceh Besar Regency. Scientific Journal of Marine and Fisheries Students Unshia, 3(1): 1-11.

Mazarrasa, I., Samper-Villarreal, J., Serrano, O., Lavery, P. S., Lovelock, C. E., Marbà, N., & Cortés, J. (2018). Habitat characteristics provide insights of carbon storage in seagrass meadows. Marine pollution bulletin, 134, 106-117.

Muhammad, SH., Alwi, D., & Fang, M. (2021). Komposisi dan Keanekaragaman Jenis Lamun di Perairan Desa Mandiri Kabupaten Pulau Morotai. Aurelia Journal, 3(1), 73-81.

Nugraha, AH., Ramadhani, P., Karlina, I., Susiana, S., & Febrianto, T. (2021). Sebaran jenis dan tutupan lamun di perairan pulau Bintan. Jurnal Enggano, 6(2), 323-332.

Nugraha, AH., Nurasihkin, N., & Karlina, I. (2022). Struktur Anatomi dan Kandungan Klorofil Pada Lamun Jenis E. acoroides di Pesisir Timur Pulau Bintan dan Pulau Dompak, Kepulauan Riau. OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia), 7(1), 23-32.

Nurjanah, M., & Irawan, H. (2013). Keanekaragaman Gastropoda Di Padang Lamun Perairan Kelurahan Senggarang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Repository UMRAH.

Patty, SI., & Akbar, N. (2018). Kondisi Suhu, Salinitas, pH dan Oksigen Terlarut di Perairan Terumbu Karang Ternate, Tidore dan Sekitarnya. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan, 1(2).

Priosambodo, D. (2007). Sebaran Jenis-Jenis Lamun Di Sulawesi Selatan. Jurnal Bionature, 8(1): 8-17.

Purba, PN., Djunaedi, O., & Christon. (2012). Pengaruh Tinggi Pasang Surut terhadap Pertumbuhan dan Biomassa Daun Lamun di Pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(3): 288 – 294.

Octavina, C., Fazillah, MR., Ulfah, M., Purnawan, S., & Perdana, AW. (2020). Keragaman Lamun Sebagai Potensi Pakan Dugong dugon di Teluk Lamteng, Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 12(1), 69-79.

Rahadatul’aisy. (2016). Keadaan Umum Ekosistem Lamun Di Perairan Desa Tanjung Sebauk Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Rahmawati, S. (2011). Ancaman Terhadap Komunitas Padang Lamun. Journal Oseana, 36(2): 49 – 58.

Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, HI., & Azkab, MH. (2017). Panduan Monitoring Padang Lamun LIPI. Jakarta. 45 Hal.

Rahmawati, S., Hernawan, UE., Irawan, A., & Sjafrie, NDM., (2020). Suplemen Panduan Pemantauan Padang Lamun: Parameter Tambahan untuk Menentukan Indeks Kesehatan Ekosistem Lamun Edisi Tahun 2020. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI.

Rajab, M., & Koenawan, CJ. (2015). Studi Struktur Komunitas dan Pola Sebaran Padang Lamun di Perairan Senggarang Kecil. Skripsi. Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Riswandi, AO., Melani, WR., & Putra, RD. (2016). Kajian Tutupan Lamun Berdasarkan Jenis Substrat di Perairan Desa Sebong Perek Kecamatan teluk Sebong. Skripsi. Tanjung Pinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Rizal, AC., Yudi, NI., Eddy, A., & Lintang, P. (2017). Pendekatan status nutrien pada sedimen untuk mengukur struktur komunitas makrozoobentos di wilayah Muara Sungai dan Pesisir Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 7(2):7-16.

Sakaruddin, M.I. 2011. Komposisi Jenis, Kerapatan, Persen Penutupan dan Luas Penutupan Lamun di Perairan Pulau Panjang Tahun 1990 – 2010. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Samson, E. S., Kasale, D., & Wakano, D. (2020). Kajian Kondisi Lamun Pada Perairan Pantai Waemulang Kabupaten Buru Selatan. Biosel: Biology Science and Education, 9(1), 11-25.

Sarinawaty, P., Idris, F., Nugraha, AH. (2020). Karakteristik Morfometrik Lamun E. acoroides dan Thalassia hemprichii di Pesisir Pulau Bintan. Journal of Marine Research, 9(4): 474-484. https://doi.org.10.14710/jmr.v9i4.28432.

Sjafrie, NDM., Hernawan, UE, Prayudha, B, Supriyadi, IH, Iswari, MY, Rahmat, K, Anggraini, Rahmawati, S, & Suyarso. (2018). Status padang lamun Indonesia 2018. Ver. 02. Coremap-CTI – Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. Jakarta. 50 Hal.

Sutadi, S., Sulistyowati, L., & Sriwiyono, E. (2021). Analisis Hubungan Atribut Ekologi Lamun Dengan Kualitas Perairan Di Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo. Scientific Journal Of Reflection: Economic, Accounting, Management and Business, 4(2), 391-401.

Talakua, C., & Rumengan, Y. (2020). Pertumbuhan Lamun Hasil Transplantasi Enhalus Acorides Di Padang Lamun Teluk Amahai. Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi, 2(2), 52-57.

Tasabaramo, IA., Kawaroe, M., & Rappe, RA. (2015). Laju Pertumbuhan, Penutupan Dan Tingkat Kelangsungan Hidup E. acoroides Yang Ditransplantasi Secara Monospesies Dan Multispesies. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 7(2), 757-770.

Terrados, J., NS. Agawin, CM. Duarte, MD. Fortes, L. Kamp-Nielsen, J. & Borum. (1999). Nutrient limitation of the tropical seagrass E. acoroides (L.) Royle in Cape Bolinao, NW Philippines. Journal Aquatic Botany, 65(1): 123-139.

Unsworth, RK., Ambo-Rappe, R, Jones, BL, La Nafie, YA, Irawan, A, Hernawan, UE, Moore, AM & Cullen-Unsworth, LC. (2018). Indonesia's globally significant seagrass meadows are under widespread threat. Science of the Total Environment, 634: 279- 286.

Wahyudin, Y. (2018). Kajian Keterkaitan Sistem Sosial-Ekologi Lamun dalam Meningkatkan Nilai Ekonomi Sumberdaya Ikan di Wilayah Pesisir Pulau Bintan (Doctoral dissertation, IPB University).

Walo, MY., Sondak, CF., Paransa, DSA. J., Kusen, JD., Schaduw, JN., Wagey, BT., & Rangan, JK. (2022). Kondisi Padang Lamun Di Sekitar Perairan Mokupa Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 10(3), 170-182.

Zurba, N. (2018). Pengenalan Padang Lamun, Suatu Ekosistem yang Terlupakan. Unimal Press. Lhokseumawe Aceh. 124 Hal.




DOI: https://doi.org/10.24198/jaki.v9i1.44721

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-nd4.footer##

Jurnal Ini Terindeks di:


 width= width= width= width= width= width= width= width= width=


 

Penerbit:

Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor