PERBANDINGAN POTENSI GUNUNG KENDENG DAN GUNUNG PATUHA BERDASARKAN STUDI VULKANOSTRATIGRAFI
Abstrak
Proses pemetaan daerah vulkanik merupakan salah satu metode survei eksplorasi pendahuluan sistem panasbumi vulkanik. Akan tetapi proses ini memiliki kendala yaitu kesulitan dalam membedakan berbagai macam produk erupsi berdasarkan pusat erupsinya, hal ini dikarenakan adanya kenyataan bahwa perbedaan sumber erupsi dapat menghasilkan susunan produk gunungapi yang memiliki karakteristik fisik hampir serupa di lapangan. Pada penelitian ini manfaat pemetaan vulkanostratigrafi yang berada pada daerah Ciwidey, Jawa Barat digunakan untuk mengkaji prospek panasbumi Gunung Kendeng dengan perbandingan terhadap Gunung Patuha yang telah berproduksi. Metodologi penelitian ini mengacu pada konsep eksplorasi panasbumi yang dibuat oleh Wohletz (1992). Interpretasi peta tofografi sekala 1:50.000 terdapat 5 khuluk (Khuluk Padang, Khuluk Patuha, Khuluk Rancabali, Khuluk Ciwide dan Khuluk Kendeng) dan 12 Gumuk (Gumuk Rancabali, Gumuk Ciwidey, Gumuk Prug, Gumuk Kunti, Gumuk Putri, Gumuk Tambagruyeng, gumuk Kutalak, Gumuk Tikukur, Gumuk Cadas, Gumuk Wayang, Gumuk Tilu, Gumuk Cadaspanjang dan Gumuk Masigit). Volume Gunung Kendeng sebesar 137,9 km3 dengan energi panas yang tersimpan sebesar 2,1 X 1018 Joule dan Volume Gunung Patuha sebesar 61,5 km3 dengan energi panas sebesar 1.8 x 1017 Joule. Berdasarkan Perbandingan Volume dan energi panas yang tersimpang maka Gunung Kendeng memiliki prospek panasbumi yang lebih berpotensi jika dibandingkan dengan Gunung Patuha.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Huggett, R. J. (2016). Fundamentals of Geomorphology. Fourth Edition, Routledge, Abingdon, Inggris.
Kasbani. (2009). Sumber Daya Panas Bumi Indonesia: Status Penyelidikan, Potensi Dan Tipe Sistem Panas Bumi. Badan Geologi Indonesia.
Koesoemadinata, R. P. (1963). The geology and oil possibilities of northern West Java. Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia.
Komisi SSI, I. (1996). Sandi Stratigrafi Indonesia Edisi 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia, Indonesia.
Kusmono, M., & Suwarna, N. (1996). Peta Geologi Lembar Sindangbarang dan Bandarwaru. Pusat Survei Geologi, Bandung, Indonesia.
Mandar, K. P., Barat, S., & Magnetotellurik, T. S. (2011). Tipe Sistem Panas Bumi Di Indonesia Dan Estimasi Potensi Energinya. Kelompok Program Penelian Panas Bumi, PMG –Badan Geologi.
Muffler, L. J. P., & Guffanti, M. (1979). ASSESSMENT OF GEOTHERMAL RESOURCES OF THE UNITED STATES - 1978. In Geological Survey Circular (United States).
Nasional, B. S. (1998). SNI Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia. Badan Standardisasi Nasional, Indonesia.
Parfitt, E. A., & Wilson, L. (2008). Magma storage. Fundamentals of Physical Volcanology.
Pulunggono, A., & Martodjojo, S. (1994). Perubahan Tektonik Paleogen–Neogen Merupakan Peristiwa Tektonik Terpenting di Jawa. Proceeding Geologi Dan Geotektonik Pulau Jawa, Percetakan NAFIRI, Yogyakarta.
Situmorang, B. (1977). The Western Indonesian Fault Pattern Tectonic Significance With Relation to Wrench Fault Tectonic. Sci. Contrib (2) : 5-18.
Situmorang, R. L. (1992). Peta Geologi Regional Lembar Ciwidey. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, Indonesia.
Suwiyanto. (1988). Interpretation of structure and mineralization of the Bayah Dome based on Landsat/ SPOT images. Bandung, Indonesia, Unpublished Report.
Telford, W. M., Geldart, L. P., & Sheriff, R. E. (1990). Applied geophysics. 2nd edition. In Applied geophysics. 2nd edition. Cambridge University Press, Cambridge, Inggris.
Wohletz, K., & Heiken, G. (1992). Geothermal systems associated with basaltic volcanoes. In Volcanology and Geothermal Energy. Berkeley: University of California Press, California, USA.
Yuwono, Y. S. (2004). Panduan pemetaan vulkanik. Institut Teknologi Bandung, Unpublished Book.
DOI: https://doi.org/10.24198/bsc.v18i3.31124