ANALISIS LINEAMENT DAN PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP KLASIFIKASI BENTANG ALAM DAERAH KARANGNUNGGAL, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT
Abstrak
Bentang alam di sepanjang zona deformasi pada area seluas 81 km2 di daerah Karangnunggal, Kabupaten Cianjur telah diidentifikasi dengan dua pendekatan, yaitu merekonstruksi penampang geologi dan menganalisis lineament dengan Digital Elevation Model (DEM). Penentuan batas zona struktur dilakukan dengan menginterpretasikan tiga penampang geologi yang dibuat berdasarkan peta geologi daerah studi, kemudian hasil interpretasi diperkuat dengan peta Lineament. Struktur geologi yang mengontrol bentang alam zona structural dalam studi ini memfokuskan pada blok sesar mendatar Cisokan, antiklin Rajamandala, sinklin Citarum, dan antiklin Citarum. Zona deformasi secara umum berorientasi NE-SW, sehingga identifikasi bentang alam dilakukan sepanjang arah umum sebaran struktur tersebut. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh klasifikasi bentuk lahan daerah telitian, yaitu Perbukitan Struktural, Perbukitan Tinggi Lipatan, Perbukitan Vulkanik, Aliran Piroklastik dan Channel Irregular Meander. Formasi Gunung Api dan Endapan Gunung Api Muda diklasifikasikan ke dalam bentuk lahan vulkanik yang merupakan hasil dari aktivitas vulkanisme, sedangkan Formasi Rajamandala dan Formasi Citarum diklasifikasikan ke dalam bentuk lahan zona structural dikarenakan adanya control struktur pada kedua formasi ini. Analisis diagram kipas dari kelurusan bukit-bukit pada setiap zona struktural diperoleh dua pola yaitu NE-SW dan NW-SE. Mekanisme pembentukan perbukitan diinterpretasikan sebagai hasil erosi yang mengikuti pola zona lemah (fractures) yang mengarah NE-SW dan NW-SE.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Abdullah, A., Abdullah I., (2010). Automatic Mapping of Lineaments Using Shaded Relief Images Derived from Digital Elevation Model (DEM) in the Maran – Sungi Lembing Area, Malaysia: Electronic Journal of Geotechnical Engineering, 15(J): 1 – 9.
Brahmantyo, B. dan Bandono, (2006), Klasifikasi bentuk muka bumi (landform) untuk pemetaan geomorfologi pada skala 1 : 25.000 dan aplikasinya untuk penataan ruang. Jurnal Geoaplika, 1, 71 – 78.
Buffington, J.M., Montgomery, D.R., (2013), Geomorphic classification of rivers. Treatise on Geomorphology. Elsevier, pp. 730 – 767.
Fossen, H., (2010), Structural Geology, New York: Cambridge University Press.
Hugget, R. J., (2017), Fundamentals of Geomorphology (Fourth Edition), London: Routledge.
Martodjojo, S., (2003), Evolusi Cekungan Bogor, Bandung: Penerbit ITB, h.238.
Meixner J., Grimmer J.C., Becker A., Schill, E., Kohi, T., (2017), Comparison of Different Digital Elevation Models and Satelite Imagery for Lineament Analysis: Implications for Identification and Spatial Arrangement of Fault Zones in Crystaline Basement Rocks of the Southern Black Forest, Germany: Elsevier. Journal of Structural Geology. doi: 10. 1016/j. jsg. 2017.11.006.
Moody, J.D. dan Hill, M.J., (1956), Wrench Fault Tectonics, Geological Society of America (GSA) Bulletin, vol. 67, hal. 1207 – 1246.
Satyana, A.H. and Armandita, C., (2004), Deepwater Plays of Java, Indonesia: Regional Evaluation on Oportinities and Risks. IPA Proc. Deepwater and Frontier Exploration in Asia & Australasia Symposium.
Widyatmanti, W., Wicaksono, I., dan Syam, P.D.R., (2016), Identification of Topographic Elements Composition Based on Landform Boundaries from Radar Interformetry Segmentation, IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, v.37, p.1-8.
Wioso, Y.B., (2023), Geologi Daerah Karangnunggal Dan Sekitarnya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Universitas Sriwijaya: Program Studi Teknik Geologi.
Zuidam, R.A. Van., (1985), Guide to Geomorphology, serial Photographic Interpretation & Mapping, I.T.C.: Enschede Netherlands.
DOI: https://doi.org/10.24198/bsc.v21i3.48241
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.