Abstrak
Kegiatan industri baja yang melibatkan peleburan besi dan baja dapat memicu adanya pencemaran tanah, karena dapat memproduksi limbah dalam bentuk debu dan fly ash yang menyebar terbawa angin lalu mengendap pada tanah permukaan. Dalam penelitian ini telah dilakukan identifikasi pencemaran tanah di kawasan sekitar perindustrian baja melalui parameter suseptibilitas magnetik dan pengukuran Scanning Electron Microscopy – Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX). Sampel yang digunakan yaitu berupa tanah yang diambil pada titik dari dua lintasan yaitu lintasan 1 dan lintasan 2. Dimana lintasan 2 di desain memiliki jarak yang lebih dekat dengan kawasan perindustrian dibandingkan lintasan 1. Nilai suseptibilitas magnetik (XLF) pada lintasan 1 berada pada rentang 96,9-854,1 (×10^-8 m^3/kg ) dan nilai XFD (%) yaitu 0,13-2,85, sedangkan XLF lintasan 2 berada pada rentang 194,7-3473,9 (×10^-8 m^3/kg) dan nilai XFD(%) yaitu 0,47-1,53. Hasil tersebut menujukkan bahwa nilai XLF pada lintasan 2 cenderung lebih tinggi daripada lintasan 1. Hal ini diduga bahwa limbah yang berupa debu maupun fly ash lebih banyak terakumulasi pada lintasan 2 yang areanya lebih dekat dengan perindustrian baja. Adapun nilai XFD(%) dari seluruh sampel yang bernilai kurang dari 4% dan adanya korelasi negatif antara nilai XFD(%) dan XLF menunjukkan bahwa mineral magnetik berasal dari sumber antropogenik. Berdasarkan pengukuran SEM-EDX pada sampel di lintasan 1 menunjukkan bulir mineral magnetik yang berbentuk oktahedral dan bulat, yang menunjukkan keberadaan mineral magnetiknya berasal dari sumber pedogenik dan antropogenik. Sedangkan hasil SEM-EDX pada sampel di lintasan 2 menunjukkan keberadaan bulir mineral magnetik berbentuk bulat dan halus yang menunjukkan bahwa mineral megnetik berasal dari sumber antropogenik.