Pemetaan Daerah Aliran Sungai Untuk Membantu Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Masyarakat Dusun Citawa
Abstrak
Dusun Citawa merupakan daerah yang tidak terpisah dari Cisanti sebagai hulu sungai Citarum Kilometer Nol. Meskipun keberadaan dusun ini cukup dekat dengan Cisanti yang merupakan hulu sungai Citarum, Dusun Citawa bukan merupakan daerah memiliki sumber daya air tanah melimpah saat ini. Untuk mengatasi ini, solusi yang dapat dijangkau masyarakat adalah memanfaatkan sumber daya air di permukaan. Namun demikian, sebaran air permukaan belum terpetakan dengan baik oleh masyarakat maupun pengelola desa. Artikel ini membahas tentang aplikasi ilmu bidang hidrologi dalam pengabdian kepada masyarakat. Luaran yang diperoleh adalah peta daerah aliran sungai di Dusun Citawa. Peta DAS dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengelolaan sumber air yang efektif. Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi pengumpulan data lapangan, penggunaan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), dan penyuluhan kepada masyarakat. Pada penelitian ini, peta daerah aliran sungai dibuat menggunakan perangkat lunak QGIS dengan menggunakan metafora perilaku air pada bentang alam. Peta daerah aliran sungai (DAS) yang memuat informasi mengenai pola aliran sungai dan daerah tangkapan air dapat dijadikan acuan oleh pemerintah dan masyarakat setempat dalam pengelolaan sumber air yang lebih efektif. Dengan hasil yang diperoleh, masyarakat Dusun Citawa dapat dengan mudah mendapatkan akses air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
M. Yanuar, Rohmat , Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (Studi Kajian Untuk Wilayah Perkotaan Lembang Kabupaten Bandung Barat), Antologi Geografi, Vol. 4 No.1 (2016).
S. Arsyad, Konservasi Tanah dan Air, Bogor: Institut Pertanian Bogor (1989).
C. W. Fetter, Applied Hydrogeology, Ohio: Merrill Publishing Company (2001).
V. Strang, The Meaning of Water, New York: Berg Publishing (2004).
V. T. Chow, D. R. Madiment, L. Mays, Applied Hydrology, New York: McGraw-Hill Book Company (1988).
S. Harto, Analisis Hidrologi, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum (1993).
M. Alzwan, N. Akbar, S. Bachri, Peta Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan geologi (2021).
C. Asdak, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press (1995).
B. Triatmodjo, Hidrologi Terapan, Yogyakarta: Beta Offset (2013).
B. W. Hastanti, Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Sosial Budaya Untuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus pada Suku Dani di Jayawijaya, Papua), Jurnal Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Vol. 1 No. 2 (2017).
S. E. Lakshmi, K. Yarrakula, Review and Critical Analysis on Digital Elevation Models, Geofizika, Vol. 35 No.2 (2018), p. 129-157.
J. Garbrecht, L. W. Martz, Digital Elevation Model Issues in Water Resources Modeling. In: Hydrologic and Hydraulic Modeling Support with Geographic Information Systems, Redlands: ESRI Press (2000), p. 1-28.
S. Winardi, Charles, Steven, R. A. Azis, A. Halim, Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Banjir Untuk Wilayah Kota Medan, Jurnal SIFO Mikroskil, Vol. 20 No. 1 (2019), p. 93-104.
E. Budiyanto, Panduan Praktikum Sistem Informasi geografis Lanjut, Surbaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya (2021).
DOI: https://doi.org/10.24198/saintika.v2i2.56549
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.