PENGENALAN LITERASI GUNA MENGATASI HOAKS SAAT PANDEMI

Andri Yanto

Abstrak


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadikan informasi tidak dapat dibendung dan banyak memberikan manfaat, namun adapula sisi negatif yang muncul dengan adanya informasi palsu yang beredar di masyarakat. Hal ini menjadi tantangan bagi para pustakawan dengan kemampusn literasi yang dimilikinya ataupun berbagai pihak dalam gerakan literasi yang memiliki kepedulian terhadap berbagai sumber informasi yang digunakan oleh sebagaian masyarakat yang masih terjebak dalam informasi hoaks. Berdasarkan hal tersebut maka diupayakanlah sebuah kegiatan sosialisasi dan edukasi dengan cara pemberian ceramah ataupun transfer pengetahuan kepada masyarakat terkait informasi hoaks di masa pandemi Covid-19. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa masih diperlukan sebuah media dan kegiatan untuk mengedukasi masyarakat terkait berbagai informasi yang diterima melalui berbagai media. Adanya sarana edukasi tersebut dapat meningkatkan tingkat pemahaman masyarakat dalam membedakan mana yang tergolong hoax ataupun bukan. Peserta dapat membedakan jenis hoaks yang pernah mereka terima dengan menyatakan bahwa itu merupakan bagian dari misinformasi, disinformasi ataupun malinformasi.


Kata Kunci


Literasi; Literasi Informasi; Hoaks; Pandemi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Astuti, Y. D. (2017). Peperangan generasi digital natives melawan digital hoax melalui kompetisi kreatif. Informasi, 47(2), 229-242.

Bawden, D., (2008). Origins and concepts of digital literacy, in: Digital Literacies: Concepts, Policies and Practices. New York: Peter Lang Publishing.

Lusiana, E., Yanto, A., Anwar, R. K., & Komala, L. (2019, March). Taman Bacaan Masyarakat (TBMs): a global literacy potential in Bandung Smart City. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 248, No. 1, p. 012040). IOP Publishing.

Nurjanah, E., Rusmana, A., & Yanto, A. (2017). Hubungan Literasi Digital dengan Kualitas Penggunaan E-Resources. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan, 3(2), 117-140. https://doi.org/10.14710/lenpust.v3i2.16737

Rahayu, R. N. & Sensusiyati. (2020). Analisis Berita Hoax Covid - 19 Di Media Sosial Di Indonesia . Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora, 1(09), 60-73. Retrieved from https://jurnalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/view/122

Rifauddin, M. (2016). Fenomena cyberbullying pada remaja. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 4(1), 35-44.

Rizkinaswara, L. (2020, May 18). Literasi Digital jadi Vaksin untuk Disinfodemic. Retrieved from https://aptika.kominfo.go.id/2020/05/literasi-digital-jadi-vaksin-untuk-disinfodemic/

Sihabudin, A. (2013). Literasi Media Dengan Memberdayakan Kearifan Lokal. Jurnal Communication, 4(2), 1-9.

Suharso, P., Yanto, A., Rohman, A. S., Wiratningsih, R., & Saefullah, R. S. (2018). Corporate social responsibility through the library for educational facilities. In E3S Web of Conferences (Vol. 74, p. 08011). EDP Sciences.

Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Unesco. (2003). The Prague Declaration. “Towards an Information Literate Society”

Unesco. (2013). Global Media and Information Literacy (MIL) Assessment Framework: Country Readiness and Competencies. Paris: Unesco. Retrieved from http://uis.unesco.org/sites/default/files/documents/global-media-and-information-literacy-assessment-framework-country-readiness-and-competencies-2013-en.pdf

Wardle, C., & Derakhshan, H. (2017). Information disorder: Toward an interdisciplinary framework for research and policy making. Council of Europe report, 27, 1-107.




DOI: https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v10i2.32523

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by4.footer##

Jurnal Ini Terindeks di: 


width=  width=    width= 

 <img src