Co-Evolusi Antibiotik dalam Pola Penggunaan Antibiotik menurut Pendekatan Teori Jaringan-Aktor
Abstrak
Ancaman resistensi antibiotik menjadi isu hangat yang selalu menarik untuk dibahas. Terlebih lagi pola penggunaan antibiotik yang semakin tidak terkendali membuat isu resistensi antibiotik menjadi kekhawatiran dari waktu ke waktu. Di satu sisi, butuh waktu yang sangat lama dan biaya yang tidak sedikit untuk menemukan sebuah antibiotik, namun di sisi lain beberapa bakteri juga semakin resisten terhadap antibiotik. Seolah ada pertandingan kejar-mengejar antara antibiotik dan bakteri. Teori Jaringan-Aktor atau Actor-Network Theory (ANT) merupakan teori pada bidang studi ilmu sosial, sains dan teknologi. Terdapat empat konsep dasar dalam teori ANT ini yaitu : aktor, jaringan, translasi dan intermediari. Bila penggunaan antibiotik dalam pengobatan dianalisis menggunakan teori ANT, maka akan didapati beberapa hal menarik untuk diamati. Bahwa keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan antibiotik tidak sepenuhnya berada di tangan manusia penggunanya. Terjadinya co-evolusi pada antibiotik dan bakteri dalam tubuh manusia inilah yang menjadi kekhawatiran banyak pihak dan menjadi alasan bagi WHO untuk mengkampanyekan World Antibiotic Awareness Week 2017.
Kata kunci : Co-evolusi antibiotik, WHO, resistensi, Teori Jaringan-Aktor
Teks Lengkap:
PDFReferensi
•https://en.wikipedia.org/wiki/Pathophysiology/
• Latour, Bruno. 2005. Reassembling The Social : An Introduction to Actor-Network Theory. Oxford University Press. New York
• Mitcham, Carl. 1994. Thinking Through Tecnology : The Path Between Engineering and Philosophy. The Chicago University Press. Chicago
• Yuliar, Sonny. 2009. Tata Kelola Teknologi : Perspektif Teori Jaringan-Aktor. Penerbit ITB. Bandung
• www.who.int/campaigns/world-antibiotic-awareness-week/en/
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.