Perbandingan Metode Spektrofotometri UV Dan HPLC pada Penetapan Kadar Kafein dalam Kopi
Abstrak
Kafein merupakan salah satu alkaloid yang terkandung dalam kopi. Konsumsi kafein dalam jumlah besar bisa berdampak pada kesehatan manusia. Kebiasaan orang-orang jamun dulu minum kopi tradisional, maupun orang jaman sekarang minum kopi dengan berbagai varian tentu akan berpengaruh pada kondisi kesehatan. Sehingga perlu diketahui kandungan kafein dalam kopi. Peneliti terdahulu telah melakukan penetapan kadar kopi dengan metode HPLC maupun Spektrofotometri. Namun belum ada yang membandingkan kedua metode. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode spektrofotometri UV dan HPLC dalam penetapan kadar kafein dalam kopi. Sampel yang digunakan adalah sediaan kopi hijau dan kopi hitam. Perbandingan metode dilakukan dengan membandingkan data hasil validasi metode antara spektrofotometri UV dan HPLC. Metode spektrofotometri dilakukan dengan pelarut air, absorbansi kafein dibaca pada panjang gelombang 272 nm. Metode HPLC dilakukan dengan fase diam C18, fase gerak matanol-air (69:40 v/v) flow rate 1 ml/menit dan detector UV 272 nm. Hasil validasi metode analisis kafein secara spektrofotometri adalah sebagai berikut : linearitas (R= 0,9965), presisi (RSD= 0,899%), akurasi (recovery = 98,46%) LOD= 1,12 ug/ml, LOQ=3,75 ug/ml. Hasil validasi metode HPLC adalah: linearitas (R= 0,998), Presisi (RSD= 2,49%), akurasi (Recovery= 84%), LOD=0,565 ug/ml, LOQ= 1,88 ug/ml. Kadar kafein dalam sampel kopi hijau sediaan dan kopi hitam sediaan, secara Spektrofotometri UV bertrurut-turut (dalam %) adalah : (0,155± 0,053) dan (0,696 ± 0,014). Kadar kafein dalam kopi hijau sediaan, kopi hitam sediaan, secara HPLC berturut-turut (dalam %) adalah ; 0,121 dan 0,421. Metode spektrofotometri UV direkomendasikan sebagai metode pilihan pada penetapan kadar kafein dalam sampel kopi.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Chowdhury, Sharmin Reza., Maleque, Mahfuza., and Shihan, Mahbubul hoque,. 2012, Development and Validation of a Simple RP-HPLC Method for Determination of Caffeine in Pharmaceutical Dosage Forms. University of Bangladesh
Dalimartha, S.2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agrowidya. Bogor
Ditjend POM. 1989. Materia Medica Indonesia.Jilid kelima.DepKes RI, Jakarta.Hal.534-540.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia.Edisi ketiga. DepKes RI. Jakarta
Fridewald, NT., RI Levy, RI Frieddericson. 2001. Estimation Of The Concentration Of Low Density Lipoprotein Cholesterol Plasma Without Use The Prepagative Ultracentrifugation. Clinical Chemistry 1972: 18; 499-502
Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Menganalisis Tumbuhan. Terjemahan Padmawiyata, K., dan Soediro, I. ITB. Bandung. Hal.69-94
Jackman, R. L. Dan Smith, J. L. 1996. Anthocyanins and Betalains.Natural Food Colorants.Second Edition.Chapman and Hall. London. Hal.183-241
Kumar, vinay.Cotran, Ramzi S. Robbins, Stanley L. 1997.Robbins Basic Pathology Edition 7th. USA: Saunders
Lee, M. P., Abdullah, R. Dan Hung, K. L. 2011.Thermal Degradation of Blue Anthocyanin Extract of Clitoria termatea Flower.International Conference on Biotechnology and Food Science IPCBEE. 7:49-53
Maramis, R.K.,, Citaningtyas, G., Wehantouw ,F., 2013, Analisis Kafein dalam kopi bubuk di kota Manado Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis, Pharmacon, Vol 2 No 4: 122-128
Muntiha, M. 2001. Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi Dari Jaringan Hewan Dengan Pewarnaan Hemaktosilin dan Eosin (H&E). Balai Penelitian Veteriner. Bogor
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
Sari, P. Agustina. F., Komar, M., Unus, Fauzi., M., dan Lindriati, T. 2005. Ekstraksi dan Stabilitas Antosianin Dari Kulit Buah Duwet (Syzgium cumini).Jurnal Teknol. dan Industri Pangan. XVI (2): 142-146
Sirait, A M. 2001. Analisa Varians (ANOVA) dalam Penelitian Kesehatan. Jurnal Media Litbang Kesehatan. Vol XI No 2 P:39-43.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.