PENERAPAN COGNIIVE RESTRUCTRING FORM(CRF) DAN DEEP BREATHING PADA REMAJA DENGAN LOW SELF ESTEEM
Abstrak
Remaja merupakan suatu masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dan pada tahap ini remaja harus menjalankan tugasnya, Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase berikutnya. Sebaliknya, jika remaja gagal menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Tetapi pada masa ini mereka sangat rentan untuk di pengaruhi oeh lingkungan sekitarnya sehingga seringkali mereka terjerumus pada perilaku negatif. sulit untuk Maka dari itu pada tahap ini remaja harus di arahkan pada kegiatan dan pikiran pikiran yang positif. Dalam kasus yang akan di tangani dalam praktikum ini merupakan remaja yang berhadapan dengan hukum tetapi memiliki kepercayaan diri yang kurang, maka dari itu klien di berikan treatment Cognitive Restructring Form (CRF) dan. Deep Breathing.
Teenage is a transitional period of development between childhood and adulthood. And at this stage adolescents must carry out their duties, If the task of social development can be done well, adolescents will not experience difficulties in their social life and will bring happiness and success in completing developmental tasks for the next phases. Conversely, if adolescents fail to carry out the tasks of development will bring negative consequences in the social life of the next phases, causing unhappiness in the teenager concerned, causing public rejection, and difficulties in completing the tasks of the next development. But at this time they are very vulnerable to be influenced by the surrounding environment so often they fall into negative behavior. difficult for this reason, at this stage teenagers must be directed at activities and positive thoughts. In the case to be handled in this practicum there are teenagers who are dealing with the law but have less self-confidence, therefore the client is given a Cognitive Restructring Form (CRF) and treatment. Deep Breathing.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Alfin Miftahul Khairi, G. F. (2017). Cognitive Rerstructing Sebagai Upaya Preventif Bunuh Diri Siswa Di Sekolah. Jurnal Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum Bimbingan Dan Konseling , 10-19.
Bandura, A. 1997. Self Efficacy –The Exercise of Control(Fifth Printing, 2002). New York: W.H. Freeman & Company.
Bunker,B.B., Major,B., & Instone,D., 1983, Gender, Self Confidence, and Influence Strategies: An Organizational Simulation, Journal of Personality and Social Psychology, Volume 44, No 2,322-333, USA: APA Inc.
Edward Smith, Daryl J. Bem. 1953. Introduction to Psychology : Pengantar Psikologi. (11th ed.). Jilid 1, versi Bahasa Indonesia. Batam: Interaksara.
Debrun, (1990). Psikologi untuk anak, remaja dan dewasa. Episentrum. Tersedia di: http://episentrum.com/search/Debrun(dalam rice 1990)
Dilla Tria Febrina, P. L. (2018). Self Esteem Remaja Awal. Jurnal Psikologi Insight , 43-56.
Dyana C. Jatnika, S. T. (2016). Pekerjaan Sosial Koreksional. Sumedang: Unpad Press.
Emria Fitri, N. Z. (2018). Profil Kepercayaan Diri Remaja serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia , 1-5.
Hurlock, E.B. 1991. Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Hurlock, E. B. 1981. Perkembangan Anak. Jilid I. edisi ke-6: Erlangga
Jahja, Yudrik. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Khamim Zarkasih Putro. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , 25-32.
Lauster, P. 1978. The Personality Test (2nd.Ed). London: Bantam Books, Ltd.
Malahayati. (2010). Super teens. Yogyakarta: JogjaBangkitPu-blisher.
Mastuti & Aswi. 2008. 50 Kiat percaya diri. Jakarta : PT. Buku Kita
Pane, R. M. (t.thn.). Terminasi Hubungan Konseling. 107-117.
Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, & R.D. (2001). Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika
Reyaan, M. N. (2015). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Perilaku menyontek Pada Mahasiswa UST. Jurnal SPIRITS , 18-22.
Rizkiyah. (2005). Hubungan Antara Penerimaan Kelompok Teman Sebaya Dengan Kepercayaan Diri Remaja Awal Siswa Kelas XI IPS SMAN 5 Bekasi.Skripsitidak dipublikasikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam As-Syafi’iyah, Jakarta.
Santrock, Adolescence, Jakarta: Erlangga, 2003
Siska, S. E. (2003). Kepecayaan Diri Dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi, 67 – 71.
Siti Meichati, S. S. (1976). Tanggapan Remaja Mengenai Diri Dan Kehidupannya. Jurnal Psikologi, 58-74.
Sundari, W. (2008). Analisis Struktur Pada Gendre Aabstrak Artikel Berbahasa Inggris. 45-53.
Syam, A. (2017). Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Kaderisasi IMM Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Biotek , 87-99.
Willis, Sofyan S, 1985, Problema Remaja dan Pemecahannya, Jakarta : Bulan Bintang
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 (t.thn.). Dipetik junii 8, 2019, dari peduli wni kemenlu: https://peduli wani. kemenlu.go.id
Undang-Undang No.12 Tahun 1995(t.thn.). Dipetik junii 8, 2019, dari peduli wni kemenlu: https://peduli wani. kemenlu.go.id
Undang-Undang No. 11 Tahun 2012(t.thn.). Dipetik junii 8, 2019, dari peduli wni kemenlu:__________ https://peduliwani. kemenlu.go.id
DOI: https://doi.org/10.24198/focus.v2i1.23123
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial Terindeks Di: