PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI SUBSIDI HARGA BERAS SEBAGAI UPAYA KEDAULATAN PANGAN
Abstrak
Pertumbuhan penduduk Negara Indonesia yang tinggi tentunya perlu strategi tepat agar kebutuhan pangan terpenuhi. Indonesia yang sebelumnya negara agraris dan memiliki kemampuan swasembada pangan, sejalan besarnya jumlah masyarakat saat ini menjadi Negara pengimpor. Faktor utama yang peneliti kaji, yaitu kurangnya minat masyarakat untuk menjadi petani hal ini karena faktor ekonomi yang menjadikan pertanian kurang dianggap bisa memberikan jaminan hidup. Peneliti mengkonsepkan adanya subsidi harga bagi petani, subsidi ini dianggap sebagai langka tepat untuk mendorong petani lebih produktif, menambah daya tarik masyarakat untuk menjadi petani, dan menjadi subsidi yang tepat sasaran. Pemerintah tentunya akan membeli hasil pertanian dengan harga proporsional, kemudian dalam penyalurannya menurunkan harga tersebut. Karena apabila diserahkan kepada mekanisme pasar dan pemerintah melakukan importasi, akan memberatkan petani untuk menyesuaikan harga jualnya. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan, metode yang menggunakan pemanfaatan berbagai macam teori atau konsep dari buku dan internet guna memperoleh sebuah data dengan analisis sosiologi yang melihat peran pemberdayaan terhadap kehidupan masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah pemberdayaan petani tentunya sangat penting untuk kedaulatan pangan, pemerintah harus senanatiasa mendorong masyarakat untuk bertani dan peran negara terhadap pelaksanaan pertanian tentunya lebih menitikberatkan petani. Konsep subsidi harga pertanian menjadikan pemerintah membeli produk pertanian dengan harga wajar melalui Kementrian/Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD atau pemerintah menggantikan selisih produk pertanian kepada petani atas produk dijualnya.
Indonesia's high population growth certainly needs the right strategy to meet food needs. Indonesia, which was previously an agrarian country and could be self-sufficient in food, in line with a large number of people, is now an importing country. The main factor researchers studied was the lack of public interest in becoming farmers due to economic factors that made agriculture less considered to provide life security. Researchers conceptualized a price subsidy for farmers, which is regarded as a rare opportunity to encourage farmers to be more productive, increase the community's attractiveness to become farmers, and become a targeted subsidy. The government will certainly buy agricultural products at a proportional price, then in its distribution reduce the price. Because if left to the market mechanism and the government imports, it will be burdensome for farmers to adjust their selling prices. The method used is a literature study, a method that uses the utilization of various theories or concepts from books and the internet to obtain data with a sociological analysis that looks at the role of empowerment in people's lives. The result of this research is that farmer empowerment is certainly very important for food sovereignty, the government must always encourage people to farm and the role of the state in the implementation of agriculture is certainly more focused on farmers. The concept of agricultural price subsidies makes the government buy agricultural products at a fair price through the Ministry / Regional Government / State Owned Enterprises / Regional Government or the government replaces the difference in agricultural products to farmers for the products they sell.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
din. 2012. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 34.
Aprilia, Sindi dan Juniarti, Umi. 2022. Implementasi Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons Dalam Upaya Melestarikan Tradisi Islam Melayu Nganggung Dulang di Bangka Belitung, DIALOKA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi Islam, 1(1), hlm. 21.
BPS. (2024). Data Impor Ekspor Nasional. https://www.bps.go.id.
Denny, Agustinus, dkk. 2021. Analisis Multiplier Effect Dan Pembangunan Berkelanjutan Pusat Informasi Wisata (Kasus Pusat Informasi Geopark Nasional Kaldera Toba Simalungun, Sumatera Utara), Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata), 9(2), hlm. 324. p-ISSN: 2338-8633
Dewi, Karina & Ketut Sutrisna. 2016. Pengaruh Tingkat Produksi, Harga Dan Konsumsi Terhadap Impor Bawang Merah Di Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitan Udayana. 5(1). hlm. 139-149. DOI: https://doi.org/10.24843/10.24843/EEP.2023.v12.i12
Haerussaleh dan Huda, Nuril. 2021. Modal Sosial, Kultural, dan Simbolik Sebagai Representasi Pelanggengan Kekuasaan Dalam Novel The President Karya Mohammad Sobary (Kajian Pierre Bourdiue), METALINGUA Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 6(1), hlm. 21. E-ISSN 2528-6684, ISSN 2528-4371.
Idris, Muhammad. (2017).
Beda Pola Subsidi Beras di RI dengan Thailand dan Vietnam. Detik Finance, Senin, 24 Jul 2017 22:03 WIB. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3572173/beda-pola-subsidi-beras-di-ri-dengan-thailand-dan-vietnam.
Paranahyba, D., Paranaiba, A., Elenor, A. (2018). The Price Subsidy Policy in Brazilian Agriculture: Peculiarities and Contradictions. MISES: Interdisciplinary Journal of Philosophy Law and Economics, 6(1), hlm. 645. 10.30800/mises.2018.v0.629.
Rachmawati, Dwi. 2024. Belanja Ketahanan Pangan 2023 Naik 26,9%, Subsidi Pupuk Rp42,1 Triliun. Bisnis Indonesia. https://ekonomi.bisnis.com/read/20240103/9/1729221/belanja-ketahanan-pangan-2023-naik-269-subsidi-pupuk-rp421-triliun
Raya, Diva, dkk. 2024. Sumber Kekuasaan Dalam Negara: Analisis Berdasarkan Teori Konflik Karl Marx, Public Sphare: Jurnal Sosial Politik, Pemerintahan dan Hukum, 3(2), hlm. 34. DOI: 10.59818/jps.v3i2.810
Reza, Iqbal. 2017. Studi Deskriptif Tentang Kinerja Perum Bulog dalam Pengadaan Dan Penyaluran Beras Untuk Mendukung Stabilisasi Pangan. Jurnal: Kebijakan dan Manajemen Publik, 5(1), hlm. 3. ISSN 2303 - 341X.
Riski, Novia A. dan Sholihuddin, M. Zuhdi. 2022. Kesejahteraan Sosial Buruh Tani di Desa Wonocoyo. G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 6(2), hlm. 296. p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467
Soekanto, Soerjono. 2005. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press, hlm. 51.
Soen, A. S., Sugianto, H., Theodorus, R., & Mapusari, S. A. (2022). Subsidi di Indonesia. Wacana Ekonomi (Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi), 21 (1), hlm. 85. https://doi.org/10.22225/we.21.1.2022.84
Solihin, A., dan Sukartini, N.M. 2013. Respon Petani terhadap perkembangan teknologi dan perubahan iklim: Studi kasus di Desa Gadungan, Tabanan, Bali. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. 5(1), hlm. 128-139.
Tambunan, Tulus T. H. 2012. A Survey of Business Models for Agricultural Investment in Indonesia. TKN Report, International Institute of Sustainable Development.
Taufik, Yani. 2024. Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Purbalingga: CV. Eureka Media Aksara, hlm. 26.
Wirakusuma, G. (2020). Is Input Subsidy Still Useful for Indonesian Agriculture? An Empirical Review of Rice Productivity at The Household Level. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 28(1), hlm. 26.
Yudha, Ryan Indartho dan Sarmini. (2022). Solidaritas Petani dalam Mewujudkan Kemandirian Ekonomi di Desa Kutu Kulon Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Journal Civics and Moral Studies, 7(2), 124. https://doi.org/10.26740/jcms.v8n2.
DOI: https://doi.org/10.24198/focus.v7i2.53366
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial Terindeks Di: