PALEOTEMPERATUR DAN PALEOKSIGEN FORMASI JATILUHUR BERDASARKAN ANALISIS KUMPULAN FOSIL FORAMINIFERA BENTONIK KECIL PADA KECAMATAN JATILUHUR DAN SEKITARNYA, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT
Abstrak
Secara administratif daerah penelitian terletak pada Formasi Jatiluhur daerah
Jatiluhur dan sekitarnya, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Pada
geologi regional daerah penelitian masuk ke dalam Peta Geologi Regional Lembar Cianjur
(Sudjatmiko, 2003) memiliki umur Miosen awal - Miosen tengah. Foraminfera bentonik
merupakan salah satu biota yang mempunyai respon baik terhadap perubahan lingkungan
sehingga dapat digunaan dalam penentuan paleotemperatur dan kandungan oksigen
(Hallock & Larsen, 1979). Sebanyak 18 sampel sedimen diambil dari tujuh (7) singkapan
permukaan untuk analisis fosil foraminifera bentonik kecil. Selanjutnya dilakukan analisis
kuantitatif berupa kelimpahan dan dominansi genus dari foraminifera bentonik kecil. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat 102 genus dan 70.300 individu foraminifera bentonik
kecil serta diperoleh sembilan (9) genus terpilih sebagai penciri. Berdasarkan kelimpahan
dari kesembilan genus penciri, temperatur daerah peneltian relatif bersuhu dingin dengan
kandungan oksigen yang rendah (dysoxic).
Jatiluhur dan sekitarnya, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Pada
geologi regional daerah penelitian masuk ke dalam Peta Geologi Regional Lembar Cianjur
(Sudjatmiko, 2003) memiliki umur Miosen awal - Miosen tengah. Foraminfera bentonik
merupakan salah satu biota yang mempunyai respon baik terhadap perubahan lingkungan
sehingga dapat digunaan dalam penentuan paleotemperatur dan kandungan oksigen
(Hallock & Larsen, 1979). Sebanyak 18 sampel sedimen diambil dari tujuh (7) singkapan
permukaan untuk analisis fosil foraminifera bentonik kecil. Selanjutnya dilakukan analisis
kuantitatif berupa kelimpahan dan dominansi genus dari foraminifera bentonik kecil. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat 102 genus dan 70.300 individu foraminifera bentonik
kecil serta diperoleh sembilan (9) genus terpilih sebagai penciri. Berdasarkan kelimpahan
dari kesembilan genus penciri, temperatur daerah peneltian relatif bersuhu dingin dengan
kandungan oksigen yang rendah (dysoxic).
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.24198/pgj.v5i4.35242
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
PUBLISHED BY
FACULTY OF GEOLOGICAL ENGINEERING
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
INDONESIA
Dean's Building 2nd Floor
Ir. Soekarno ROAD, KM 21
Jatinangor, Sumedang 45363
West Java