MODEL AKUIFER BEBAS BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK 1D DAN SUMUR PENGEBORAN DAERAH LENGKITI, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATRA SELATAN
Abstrak
Daerah penelitian terletak di antara Cekungan Air Tanah Baturaja dan Muaraduo-Curup,
tepatnya pada daerah Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatra Selatan. Penelitian
ini bertujuan untuk menggambarkan sebaran dan bentuk akuifer pada daerah penelitian berdasarkan
data geolistrik 1D dan sumur pengeboran. Data geolistrik 1D digunakan untuk mengetahui sebaran nilai
resistivitas daerah penelitian dengan pembuatan peta isoresistivitas. Analisis data sumur pengeboran
menghasilkan enam satuan litostratigafi, yaitu: Satuan Batulempung Talangakar, Satuan Napal
Baturaja, Satuan Batugamping Baturaja, Satuan Batupasir Gumai, Satuan Tuf Kasai, dan Satuan Tanah
Lapukan. Kedua data tersebut dikorelasikan menjadi tiga kelompok resistivitas, yaitu: resistivitas tinggi
(>300 Ωm) terdiri dari tanah hasil lapukan; resistivitas menengah (50—300 Ωm) terdiri dari
batugamping a, tuf, dan napal b; resistivitas rendah (<50 Ωm) terdiri dari batupasir, batugamping b,
batulempung, napal a, batulanau, breksi, dan lempung karbonan. Dari karakteristik batuan, disimpulkan
bahwa akuifer terdiri atas batugamping, batupasir, dan breksi; non-akuifer terdiri atas batulempung,
batulanau, tuf, lava andesit, napal, dan batulumpur. Kemudian dari analisis hidrogeologi daerah
penelitian didapatkan dua jenis akuifer, yaitu akuifer bebas dan akuifer semi-tertekan. Model akuifer
bebas berkedalaman 10 hingga 50 meter memiliki volume sekitar 1.011.000.000 m3 dengan sistem
aliran melalui rekahan, ruang antar butir, dan saluran pelarutan.
Kata Kunci: Sumatra Selatan, resistivitas, litostratigrafi, model akuifer
tepatnya pada daerah Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatra Selatan. Penelitian
ini bertujuan untuk menggambarkan sebaran dan bentuk akuifer pada daerah penelitian berdasarkan
data geolistrik 1D dan sumur pengeboran. Data geolistrik 1D digunakan untuk mengetahui sebaran nilai
resistivitas daerah penelitian dengan pembuatan peta isoresistivitas. Analisis data sumur pengeboran
menghasilkan enam satuan litostratigafi, yaitu: Satuan Batulempung Talangakar, Satuan Napal
Baturaja, Satuan Batugamping Baturaja, Satuan Batupasir Gumai, Satuan Tuf Kasai, dan Satuan Tanah
Lapukan. Kedua data tersebut dikorelasikan menjadi tiga kelompok resistivitas, yaitu: resistivitas tinggi
(>300 Ωm) terdiri dari tanah hasil lapukan; resistivitas menengah (50—300 Ωm) terdiri dari
batugamping a, tuf, dan napal b; resistivitas rendah (<50 Ωm) terdiri dari batupasir, batugamping b,
batulempung, napal a, batulanau, breksi, dan lempung karbonan. Dari karakteristik batuan, disimpulkan
bahwa akuifer terdiri atas batugamping, batupasir, dan breksi; non-akuifer terdiri atas batulempung,
batulanau, tuf, lava andesit, napal, dan batulumpur. Kemudian dari analisis hidrogeologi daerah
penelitian didapatkan dua jenis akuifer, yaitu akuifer bebas dan akuifer semi-tertekan. Model akuifer
bebas berkedalaman 10 hingga 50 meter memiliki volume sekitar 1.011.000.000 m3 dengan sistem
aliran melalui rekahan, ruang antar butir, dan saluran pelarutan.
Kata Kunci: Sumatra Selatan, resistivitas, litostratigrafi, model akuifer
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.24198/pgj.v5i6.38381
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
PUBLISHED BY
FACULTY OF GEOLOGICAL ENGINEERING
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
INDONESIA
Dean's Building 2nd Floor
Ir. Soekarno ROAD, KM 21
Jatinangor, Sumedang 45363
West Java