Konstruksi Makna Budaya Merantau di Kalangan Mahasiswa Perantau

Suci Marta

Abstract


Penelitian berjudul “Konstruksi Makna Budaya Merantau di Kalangan Mahasiswa Perantau” ini memilih mahasiswa perantau asal daerah Minangkabau yang tergabung dalam Unit Pencinta Budaya Minangkabau Universitas Padjadjaran sebagai narasumber penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan mahasiswa perantau tentang budaya merantau, motif mahasiswa perantau untuk merantau, dan untuk mengetahui pengalaman mahasiswa perantau selama merantau. Karena ingin melihat fenomena rsecara mendalam, maka jenis studi penelitian ini adalah fenomenologi. Adapun kesimpulan yang di dapat setelah menyelesaikan penelitian ini adalah (1) merantau bagi mahasiswa perantau adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan tersebut telah dilakoni oleh pria dan wanita. Tujuan merantau berbeda-beda, salah satu yang tepenting adalah untuk membuat perubahan kepada kehidupan yang lebih baik. (2) motif merantau yang dimiliki oleh seorang mahasiswa perantau dapat mempengaruhi cara mereka berperilaku selama diperantauan. Motif seseorang menentukan apa yang ingin dicari dan apa yang didapat selama merantau. Motif yang kuat untuk mencapai kesuksesan dapat membantu mahasiswa perantau dalam menyelesaikan studi dan mencapai cita-cita lainnya di dalam hidup. (3) mahasiswa perantau mengalami beragam pengalaman pahit (negatif) dan pengalaman manis (positif) selama merantau. Setiap pengalaman dijadikan ajang untuk belajar agar dapat menjadi orang yang lebih baik dari waktu ke waktu. Prinsip merantau orang Minangkabau adalah dima bumi dipijak, disitu langik dijunjuang. Hal ini yang melandasi mahasiswa perantau agar selalu dapat beradaptasi dengan lingkungan perantauan. Penelitian ini membawa Peneliti untuk memberikan beberapa saran, diantaranya (1) merantau memang dapat memperkuat tali silaturrahmi antara keluarga yang berada di kampung halaman dengan keluarga yang ada di perantauan. Hal ini sebaiknya digunakan pula sebagai ajang untuk membangun kekuatan di perantauan yang berguna untuk menarik lebih banyak lagi orang untuk memperbaiki diri dan hidupnya melalui merantau. Kesuksesan setelah merantau dapat menarik perhatian orang. (2) motif merantau yang berbeda-beda bagi seorang mahasiswa perantau harus menjadi cambuk untuk mencapai kesuksesan. (3) pengalaman merantau, baik yang positif maupun yang negatif tidak boleh menjadi hambatan dalam mencapai kesuksesan. Dalam hidup di perantauan, mahasiswa perantau Minangkabau diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik pula dengan masyarakat sekitar (masyarakat sunda).

Keywords


Konstruksi, Makna, Budaya, Merantau, Kalangan Mahasiswa

Full Text:

PDF

References


Ardianto, E. & Q-Anees, B. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Ardianto, E. 2010. Metodologi penelitian untuk public relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, B. 2008. Sosiologi komunikasi, teori, paradigma dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.

Djamaris, E. 1991. Tambo Minangkabau. Jakarta: Balai Pustaka

Ganiem, L. M. 2009. Beda itu berkah. Jakarta: Ahmed Populer.

Kato, T. 2005. Adat Minangkabau dan merantau dalam perspektif sejarah. Balai Pustaka.

Kuswarno, E. 2009. Fenomenologi: konsepsi, pedoman, dan contoh penelitian. Bandung: Widya Padjadjaran.

Littlejohn, S. W. & A. Foss, K. 2009. Encyclopedia of communication theory. United States of America: SAGE Publications, inc

Mulyana, D. 2006. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_____________. 2008. Metodologi penelitian kualitatif, paradigma baru Ilmu Komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Poloma, M. M. 2000. Sosiologi kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ronidin. 2006. Minangkabau di mata anak muda. Padang: Andalas University Press.

Sobur, A. 2003. Semiotika komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumber lain:

Munoz, P. M. (26 Februari 2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay

Peninsula, S. (26 Februari 1869). Het Soekoebestuur in de Padangsche Bovenlanden. hlm. 33.

Ahmad, S. M. Satu Nomor Contoh Produk Tradisi Merantau, Antara Sumbar, 5 November 2008, diakses pada 22 Juli 2011




DOI: https://doi.org/10.24198/jkk.v2i1.6048

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2014 Suci Marta

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kajian Komunikasi Indexed by:

 

Editorial Office of Jurnal Kajian Komunikasi:

Faculty of Communication ScienceUniversitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363, Indonesia
WA: +6282316731181 (Chat Only)

Telephone: +62227796954
Faxmile: +62227794122
E-mail: jurnal.kajian.komunikasi@unpad.ac.id


 site
stats View My Stats

Jurnal Kajian Komunikasi Supervised by: