PERAN POLITIK CEU POPONG DALAM MEMBANGUN BANGSA YANG HARMONI

Rd. Dewi Ismawati, Rohadi Rohadi, Soni Akhmad Nulhaqim

Abstrak


Kebudayaan dan gender tidak dapat dipisahkan. Dalam budaya Sunda, kedudukan perempuan dalam wilayah domestik maupun di luar bisa menjadi kontradiktif. Ceu Popong sebagai perempuan asli Sunda membuktikan bahwa, terlepas dari beragam persepsi bagaimana budaya Sunda dalam memandang kedudukan perempuan, ia tetap bisa mengembangkan diri sebagai politisi hingga terpilih menjadi Anggota DPR-RI selama lima periode. Dalam perspektif teori gender dan gerakan feminis, perubahan peran Ceu Popong sebagai pengurus rumah tangga menjadi politisi membuktikan pentingnya pendidikan dan keadilan sosial sebagai kunci pemberdayaan perempuan, khususnya di ranah politik praktis. Ceu Popong juga telah membuktikan identitas pribadi, seperti gender, suku, atau bahkan partai, merupakan salah satu dari banyak faktor untuk membangun harmoni bangsa dalam keberagaman.

 

 

 

The concept of culture and gender cannot be separated. In Subdanese culture, women position in domestic and public area can be contradictive. Ceu Popong as Sundanese woman proves that, regardless the varies perception of women position in Sundanese culture, she can actualize her role as politicianand got elected as member of parliament (DPRRI) for five periods.  Gender theory and feminism movement theory, explained this role changes from householf wife to politician is a proof of the importance of education and social justice as the keys to women empowerment, especially in political sphere.  And also. Ceu Popong has proved that personal identity, like gender, culture, and even party, are one of many factors that can build nations’s harmony in diversity.


Kata Kunci


Ceu Popong, perempuan, kebudayaan, Sunda

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Ajip Rosyidi, Masa Depan Budaya Daerah: Kasus Bahasa Sunda dan Sejarah Sunda. Jakarta. PT Dunia Pustaka Jaya. 2004. Djundjunan, Popong Otje, Autobiografi Popong Otje Djundjunan. Jakarta: 2019.

Djundjunan, Popong Otje, Ontologi Karta Kumpulan Artikel Popong Otje Djundjunan. Jakarta. 2018. Edi S. Ekadjati, Kebudayaan Sunda: Suatu Pendekatan Sejarah Jiid 1. Jakarta. PT Dunia Pustaka Jaya. 2009. Hartono dan Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar. Jakarta. Bumi Aksara. 2008. Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa Depannya. Yogyakarta. Qalam. 2004. Ida Rosyidah dan Hermawati, Relasi Gender dalam Agama-Agama. Jakarta. UIN Jakarta Press. 2003. Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 1997. Marlina, Hj. Ietje, “Kedudukan Wanita Menak Dalam Struktur Masyarakat Sunda: Studi Kasus di Kota Bandung,” Sosiohumaniora, Vol. 8, No. 2, Juli 2006 Raja Eben Lumbanrau, “Ceu Popong Dukung Putusan Mendikbud Muhadjir Hapus UN 2017,” CNN Indonesia, 25 November 2016, diakses dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/ 20161125160746-20-175295/ceupopong-dukungputusan-mendikbudmuhadjir-hapus-un-2017 , diakses pada 5 Juli 2019. Rosemarie Putnam Tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta. Jalasutra. 2004. Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi tentang Pribadi dalam Masyarakat. Jakarta. Ghalia Indonesia. 1984. Tanpa nama penulis, “Ceu Popong Raih Penghargaan ke-506,” PRFMNews.com, 11 Februari 2017, http://www.prfmnews.com/berita.php?d etail=ceu-popong-raihpenghargaanke506 , diakses pada 5 Juli 2019. Tanpa nama penulis, “Dra. Popong Otje Djundjunan,” Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, http://www.dpr.go.id/anggota/detail/id/1 00

Tanpa nama penulis, “Kisah Ceu Popong tolak menteri pidato bahasa asing,” Merdeka.com, 2 Oktober 2014, https://www.merdeka.com/peristiwa/kis ah-ceu-popong-tolakmenteri-pidatobahasa-asing.html , diakses pada 5 Juli 2019. Tanpa nama penulis, “Panggilan kepada kakak perempuan,” Kamusdaerah.com, https://www.kamusdaerah.com/?bhs=a& bhs2=m&q=panggilan%20kepada%20k akak%20perempuan , diakses pada 5 Juli 2019. Tanpa nama penulis, “Popong Otje Djundjunan”, Merdeka.com, https://m.merdeka.com/popong-otjedjundjunan/profil/ , diakses pada 5 Juli 2019. Warsito, Antropologi Budaya, Cet II. Yogyakarta. Ombak, 2015. Wawancara pertama langsug dengan Ceu Popong, dilakukan di Bandung, pada Jumat, 21 Juni 2019. Wawancara kedua langsug dengan Ceu Popong, dilakukan di Bandung, pada Senin, 29 Juli 2019.




DOI: https://doi.org/10.24198/jkrk.v1i2.23236

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik terindeks di:

 Google Scholar GarudaDimensions 

 

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.