REPRESENTASI NILAI-NILAI RESOLUSI KONFLIK DALAM FILM RAYA AND THE LAST DRAGON MENGGUNAKAN TEORI JOHAN GALTUNG
Abstrak
Film merupakan salah satu bentuk media yang memiliki kekuatan untuk menggambarkan dan menyampaikan pesan-pesan yang mendalam. Salah satu aspek yang sering kali diangkat dalam film adalah konflik dan upaya untuk mencapai resolusi konflik. "Raya and the Last Dragon" adalah sebuah film yang bercerita tentang Raya, seorang putri pejuang dari suku Heart, yang memulai pencarian untuk menemukan naga terakhir, Sisu, untuk menyelamatkan ayahnya dan tanah Kumandra dari roh jahat yang dikenal sebagai Druun. Untuk melakukan penelitian tentang representasi nilai-nilai resolusi konflik dalam film "Raya and The Last Dragon" menggunakan metode penelitian kualitatif dan semiotika dan dianalisis menggunakan teori Johan Galtung yaitu peacemaking, peacekeeping, dan peacebuilding. Hasil dari kajian ini ada empat konflik yaitu konflik antar kelompok, konflik antar individu, konflik identitas dan konflik social. Nilai-nilai yang lahir berdasarkan analisis teori memberikan panduan dan inspirasi bagi pembaca untuk mengatasi konflik dalam kehidupan nyata dan mendorong perdamaian, kerjasama, dan rekonsiliasi.
Film is a form of media that has the power to depict and convey deep messages. One aspect that is often raised in movies is conflict and efforts to achieve conflict resolution. "Raya and the Last Dragon" is a movie that tells the story of Raya, a warrior princess from the Heart tribe, who embarks on a quest to find the last dragon, Sisu, to save her father and the land of Kumandra from an evil spirit known as Druun. To conduct research on the representation of conflict resolution values in the film "Raya and The Last Dragon" using qualitative and semiotic research methods and analyzed using Johan Galtung's theory of peacemaking, peacekeeping, and peacebuilding. The results of this study are four conflicts, namely conflicts between groups, conflicts between individuals, identity conflicts and social conflicts. The values based on the theoretical analysis provide guidance and inspiration for readers to overcome conflicts in real life and encourage peace, cooperation, and reconciliation.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Aliffianda, Ansyira, and Freddy Yusanto. 2022. “Representasi Keberagaman Budaya Dalam Film Raya and The Last Dragon.” Jurnal Education and Development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan 10, no. 3: 115. http://repository.uph.edu/41336/.
Erminsah, Raka, Eni Rosnija, and Sumarni. 2023. “Analysis of Moral Value in the Film ‘Raya and the Last Dragon.’” Jurnal Pendidikan Pembelajaran Khatulistiwa 12, no. 7: 2026–38. https://doi.org/10.26418/jppk.v12i7.67925.
Isma Fathanah, Luthfi Mustika Framesthia, Rabi’ah Al-Adawiyah, Silmy Shabrina, and Mira Pitriani Mujahadah. 2022. “Raya and The Last Dragon : Representasi Kebudayaan Asia Tenggara Dalam Film.” Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies 5, no. 2: 229–40. https://doi.org/10.22219/satwika.v5i2.17938.
Mulyadi, Fiona Puspitasari, and Marginingsih Luthfi Nasiroh Khoirun Nisa. 2023. “THE CULTURE IDENTITY OF INDONESIAN IN A MOVIE ‘RAYA AND THE LAST DRAGON.’” FRASA: English Education and Literature.
Rumbi, Frans Paillin. 2020. “Analisis Perdamaian Dalam Ma’Bisara Dengan Menggunakan Teori ABC Dari Johan Galtung.” In Teologi Kontekstual & Kearifan Lokal Toraja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
DOI: https://doi.org/10.24198/jkrk.v6i2.54348
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.