Peer Support Sebagai Salah Satu Penentu School Well Being pada Siswa Penyandang Disabilitas
Abstrak
Sekolah bagi siswa penyandang disabilitas tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk mengenyam pendidikan, tetapi juga sebagai sarana membangun kemandirian dan pengembangan potensi siswa. Bagi remaja tidak terkecuali siswa penyandang disabilitas, teman sebaya merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam mewujudkan kesejahteraan para siswa saat berada di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk mengetahui peran peer support terhadap school well-being pada siswa penyandang disabilitas. Dengan metode purposive sampling, penelitian ini melibatkan 66 siswa penyandang disabilitas (Mean usia = 15.80, SD = 2.07) yang terbagi dalam jenjang sekolah menengah pertama (Mean usia=14.66, SD=1.62) dan sekolah menengah atas atau sederajat (Mean usia = 17.68, SD = 1.14). Alat ukur yang digunakan yaitu Social Support Questionnaire for Children (SSQC) dan School Well-Being Profile (SWP). Hasil analisis dengan menggunakan simple linear regression mendapati bahwa peer support berperan positif terhadap school well-being pada siswa penyandang disabilitas. Hasil ini memperkuat pentingnya mengembangkan sekolah inklusi yang tidak hanya menekankan aksesibilitas secara akademik, tetapi juga penguatan relasi sosial sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan psikologis bagi siswa penyandang disabilitas.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Allardt, E. (1976) Dimensions of Welfare in a Comparative Scandinavian Study. Acta Sociologica, 19,
–240.
Allardt, E. (1989) An Updated Indicator System: Having, Loving, Being. Working papers 48, Department
of Sociology, University of Helsinki.
Antonio, D.M.S. (2004). Adolescent live in transition: how social class influences the adjustment to
middle school. United States: University of New York Press.
Azwar, S. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2017). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azyz, A. N. M., Huda, M. Q., & Atmasari, L. (2022). School well-being dan kecemasan akademik pada mahasiswa. Happiness, Journal of Psychology and Islamic Science, 3(1), 18–35. https://doi.org/10.30762/happiness.v3i1.350
Beaton, D. E., Bombardier, C., Guillemin, F., & Ferraz, M. B. (2000). Guidelines for the process of cross-cultural adaptation of self-report measures. Spine, 25(24), 3186–3191. https://doi.org/10.1097/00007632-200012150-00014
Bond, R., & Castagnera, E. (2006). Peer supports and inclusive education: An underutilized resource. Theory into Practice, 45(3), 224–229. https://doi.org/10.1207/s15430421tip4503_4
Buchanan, R. L., & Bowen, G. L. (2008). In the context of adult support: The influence of peer support on the psychological well-being of middle-school students. Child and Adolescent Social Work Journal, 25(5), 397–407. https://doi.org/10.1007/s10560-008-0143-z
Cobb, S. (1976). Social support as a moderator of life stress. Psychosomatic Medicine, 38(5), 300–314.
Efendi, M. (2018). The implementation of inclusive education in Indonesia for children with special needs: Expectation and Reality. Journal of ICSAR, 2(2), 142–147. https://doi.org/10.17977/um005v2i22018p142
Effendi, A. S., & Siswati, S. (2016). Hubungan antara school well-being dengan intensi delinkuensi pada siswa kelas XI SMK Negeri 5 Semarang. Jurnal EMPATI, 5(2), 195–199. https://doi.org/10.14710/empati.2016.14996
Faiza, T. Z., Istikomah, I., & Haryanto, B. (2020). Peer assistance strategy in the management of inclusion students in Sawocangkring Elementary School. Proceedings of the ICECRS, 5. https://doi.org/10.21070/icecrs2020397
Faizah, F., Rahma, U., Dara, Y. P., & Gunawan, C. L. (2020). School well-being siswa sekolah dasar dan siswa sekolah menengah pertama pengguna sistem full-day school di Indonesia. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 5(1), 34–41. https://doi.org/10.17977/um001v5i12020p034
Gordon-Hollingsworth, A. T., Thompson, J. E., Geary, M. A., Schexnaildre, M. A., Lai, B. S., & Kelley, M. L. (2016). Social support questionnaire for children. Measurement and Evaluation in Counseling and Development, 49(2), 122–144. https://doi.org/10.1177/0748175615596780
Haryono, Syaifudin, A., & Widiastuti, S. (2015). Evaluasi pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Pendidikan, 32(2). https://doi.org/10.15294/jpp.v32i2.5057
Hasanah, M., & Sutopo. (2021). Pengaruh school well-being terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Ma’arif 7 Sunan Drajat Lamongan. Ummul Qura Jurnal Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan, 15(2), 114–123. https://doi.org/10.55352/uq.v15i2.385
Heryani, L., & Rosiana, D. (2017). School well-being siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi SMP X Bandung. Prosiding Psikologi, 3(2), 667–672. https://doi.org/10.29313/.v0i0.7465
Irawati, S. A. (2023). Sekolah inklusi antara kenyataan dan realita. Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat Dan Pengabdian, 3(2), 355–362. https://doi.org/10.37905/dikmas.3.2.355-362.2023
Jauhari, A. (2017). Pendidikan inklusi sebagai alternatif solusi mengatasi permasalahan sosial anak penyandang disabilitas. IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching, 1(1). https://doi.org/10.21043/ji.v1i1.3099
Kef, S., & Deković, M. (2004). The role of parental and peer support in adolescents well-being: a comparison of adolescents with and without a visual impairment. Journal of Adolescence, 27(4), 453–466. https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2003.12.005
Kerlinger, F.N., & Lee, H.B. (2002). Foundations of Behavioral Research (4th Ed.). Florida: Harcourt
Brace Colleg.
Keyes, C. L. M. & Waterman, M. B. (2008). Dimensions of well-being and mental health in adulthood. Dalam Marc H. Bornstein, dkk. (Ed), WellBeing: Positive development across the life course. New Jersey, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Inc
Kiuru, N. (2008). The role of adolescents’ peer groups in the school context. Jyväskylä Studies in Education, Psychology and Social Research, 331.
Konu, A. I., & Lintonen, T. (2006). School well-being in grades 4–12. Health Education Research, 21(5), 633–642. https://doi.org/10.1093/her/cyl032
Konu, A., & Koivisto, A. M. (2011). The school well-being profile – A valid instrument for evaluation. EDULEARN11 Proceedings, 11, 1842–1850.
Konu, A., & Rimpelä, M. (2002). Well-being in schools: A conceptual model. Health Promotion International, 17(1), 79–87. https://doi.org/10.1093/heapro/17.1.79
Løhre, A., Lydersen, S., & Vatten, L. J. (2010). School wellbeing among children in grades 1 - 10. BMC Public Health, 10(1). https://doi.org/10.1186/1471-2458-10-526
Myers, David G. (1993). Social Psychology (4th ed). United States of America : McGrawHill
Nantara, D. (2022). Pembentukan karakter siswa melalui kegiatan di sekolah dan peran guru. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 2251–2260. https://doi.org/10.31004/jptam.v6i1.3267
Nidianti, W. E., & Desiningrum, D. R. (2015). Hubungan antara school well-being dengan agresivitas. Jurnal EMPATI, 4(1), 202–207. https://doi.org/10.14710/empati.2015.13141
Novrizaldi. (2022, Juni 6). Pemerintah wajib penuhi hak pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas | Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. KEMENKO PMK. https://www.kemenkopmk.go.id/pemerintah-wajib-penuhi-hak-pendidikan-inklusif-bagi-penyandang-disabilitas
Nurcahyaningsari, D., & Maryati, L. I. (2019). School well being pada siswa SMP. Proceeding National Conference Psikologi UMG 2018, 1(1), 152–160. https://journal.umg.ac.id/index.php/proceeding/article/view/936
Purnomo, E. (2016). Kebutuhan guru sekolah dasar inklusi dalam meningkatkan kompetensi melalui media video. Jurnal Kwangsan, 4(2), 95. https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v4n2.p95--109
Rahma, U., Pramitadewi, K. P., Faizah, F., & Perwiradara, Y. (2020). Pengaruh persepsi dukungan sosial terhadap kesejahteraan di sekolah siswa SMA. Jurnal Psikologi Ulayat, 7(2), 163–176. https://doi.org/10.24854/jpu106
Rasyid, N., Ahmad, A. T., & Agussalim, A. A. (2022). Gambaran student well-being pada peserta didik sekolah menengah atas. Jurnal Talenta Mahasiswa, 2(2), 118–124. https://doi.org/10.26858/jtm.v2i2.40692
Risal, H. G., & Alam, F. A. (2021). Upaya meningkatkan hubungan sosial antar teman sebaya melalui layanan bimbingan kelompok di sekolah. Jurnal Bimbingan Konseling Dan Psikologi, 1(1), 1–10. https://jurnal.stkipmb.ac.id/index.php/jubikops/article/view/149
Salmah, S., & Tamjidnoor. (2019). Aksesibilitas pendidikan bagi kaum disabilitas pada madrasah ibtidaiyah negeri (MIN) di Kota Banjarmasin. Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman, 18(1), 127. https://doi.org/10.18592/al-banjari.v18i1.2995
Sarafino, E. P. & Smith, T. W. (2011). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions (7th ed.). Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc.
Sari, P. K. P., & Indrawati, E. S. (2016). Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan resiliensi akademik pada mahasiswa tingkat akhir jurusan x Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Jurnal EMPATI, 5(2), 177–182. https://doi.org/10.14710/empati.2016.14979
Sasmita, I. A. G. H. D., & Rustika, I. M. (2015). Peran efikasi diri dan dukungan sosial teman sebaya terhadap penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama Program Studi Pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Jurnal Psikologi Udayana, 2(2). https://doi.org/10.24843/jpu.2015.v02.i02.p16
Setiawan, J. H. W. (2022, September 19). ORI DIY cek SMPN di Sleman soal fasilitas bagi penyandang disabilitas. Detik Jateng. https://www.detik.com/jateng/jogja/d-6300585/ori-diy-cek-smpn-di-sleman-soal-fasilitas-bagi-penyandang-disabilitas
Sofia, M., & Purba, W. A. (2023). Hubungan dukungan sosial terhadap school well-being pada peserta didik. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 9(1), 339–344. https://doi.org/10.33143/jhtm.v9i1.2823
Sucia, A. Z. I., Agustin, A., Triamonica, D., Octaviana, F., & Barruly, Y. (2023). Permasalahan dan solusi untuk siswa ABK yang sulit beradaptasi dalam dunia pendidikan. Jurnal Pendidikan Dasar, 4(2), 106–116. https://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/jpd/article/view/3648
Susanti, D. A., & Nastiti, D. (2021). The relationship between school well-being and adjustment of students of class 10 in school. Academia Open, 6. https://doi.org/10.21070/acopen.6.2022.1648
Tardy, C. H. (1985). Social support measurement. American Journal of Community Psychology, 13(2), 187–202. https://doi.org/10.1007/bf00905728
Tarnoto, N. (2016). Permasalahan-permasalahan yang dihadapi sekolah penyelenggara pendidikan inklusi pada tingkat SD. HUMANITAS, 13(1), 50. https://doi.org/10.26555/humanitas.v13i1.3843
Wijayanti, P. A. K., & Sulistiobudi, R. A. (2018). Peer relation sebagai prediktor utama school well-being siswa sekolah dasar. Jurnal Psikologi, 17(1), 56–67. https://doi.org/10.14710/jis.%v.%i.%Y.102-115
Winarni, E. (2019). Bimbingan dan konseling dengan pendekatan analisis transaksional untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi sosial pada siswa. SOSIOEDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Dan Sosial, 8(2), 101–108.
Yudhanto, R. (2015). Interaksi sosial siswa difabel dalam sekolah inklusi di SMA Negeri 8 Surakarta.
Sosialitas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Sosiologi-Antropologi, 5(2), 164669. https://www.neliti.com/id/publications/164669/interaksi-sosial-siswa-difabel-dalam-sekolah-inklusi-di-sma-negeri-8-surakarta
DOI: https://doi.org/10.24198/jpsp.v9i2.61783
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-sa4.footer##
Jurnal ini terideks di:












