Rekayasa ekofisiologis tanaman teh belum menghasilkan klon GMB 7 melalui pemberian asam humat dan pupuk hayati konsorsium

Intan Ratna Dewi Anjarsari, Santi Rosniawaty, Cucu Suherman

Abstract


Teh merupakan komoditas perkebunan penting di Indonesia. Rekayasa ekologis yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman teh di perkebunan adalah melalui tindakan pemupukan. Sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan kini pihak pekebun pada umumnya menggunakan input yang lebih ramah lingkungan, diantaranya dengan menggunakan asam humat dan pupuk hayati konsorsium. Saat ini asam humat telah dimanfaatkan sebagai pelengkap pupuk yang dapat meningkatkan pemanfaatan pupuk dan meningkatkan pertum-buhan tanaman. Selain asam humat, salah satu alternatif untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman teh belum menghasilkan adalah dengan pemeberian pupuk hayati konsorsium yang terdiri dari bakteri pelarutf posfat, bakteri penambat nitrogen dan bakteri pelarut kalium.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pemberian asam humat dan pupuk hayati konsorsium dapat mengoptimalkan nutrisi tanaman teh belum menghasilkan guna meningkatkan efisiensi pemupukan pada teh di fase TBM. Penelitian ini dimenggunakan ran-cangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan  yakni kontrol, 10 mLasam humat,  20 mL asam humat, 30 mL Asam Humat, 1,0 g PHK/tanaman, 2,0 g PHK/tanaman dan kombinasi keduanya sehingga terdapat sembilan perlakuan yang diulang 3 kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh pemberian asam humat dan pupuk hayati konsorsium terhadap pertum-buhan tanaman teh belum menghasilkan klon GMB 7 serta pada kombinasi 1,0  g PHK/ tanaman + 10 mL Asam humat menunjukkan kecen-derungan nilai laju asimilasi bersih, luas daun, nisbah luas daun yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.

 

Kata kunci  : Teh ∙ Asam humat ∙ Pupuk hayati konsorsium 


References


Badan Litbang Pertanian. 2014. Asam Humat, Senyawa Organik Penghemat Pemakaian Pupuk Anorganik.

Chen Y. and Aviad T. 1990. Effect of Humic Substances on Plant Growth. in: MacCarthy P, Clapp CE, Malcolm RL, Bloom PR (Eds.), Humicsubstances in soil and crop sciences: selected reading, Soil Science Society.Am, Madison. p161-187.

Fahn. A. l992. Anatomi Tumbuhan. PT Grame-dia Jakarta

Gardner, F.P., Pearce dan L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. h 268–269.

Hendriyani, I. S dan N. Setiari. 2009. Kandungan klorofil dan pertumbuhan kacang panjang (Vigna sinensis) pada tingkat penyediaan air yang berbeda. J. Sains & Mat. 17(3): 145-150.

Lakitan, B. 2001. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Gra-findo Persada. Jakarta. 89 hal.

Li, R., P. Guo, M. Baum, S. Grando, S. Ceccarelli. 2006. Evaluation of chlorophyll content and fluorescence parameters as indicators of drought tolerance in barley. Agricultural Sciences in China 5 (10): 751-757.

Schmidt, F.H. and J.H. Fergusson. 1951. Rainfall Types based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western Nes Guine. Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Sitompul S.M., dan Bambang Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada Univ. Press. Yogyakarta. hal 161-165.

Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupu-kan. Reneka Cipta. Jakarta. 177 hal.

Syafi, S. 2008. Respons Morfologis dan Fisiologis Bibit Berbagai Genotipe Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) terhadap Cekaman Kekeringan. Tesis. IPB. Bogor.

Tan K.H. 2003. Humic Matter in Soil and Environment, Principles and Controversies. Marcel Dekker.Inc. Madison. New York.

Tan, K. H. 2003. Humic Matter in Soil and the Environment. CRC Press. New York. 408 p.

Varanini Z. and Pinton R. 1995. Humic substances and plant nutrition. Prog Bot 56:97-117. web:http://repository.ipb.ac.id. Diakses 10 Januari 2015

Winner R.W. 1985. Bioaccumulation and toxicity of Cu as affected by interaction beetwen humic acid and water hardness. Water Res, 19,449-455,




DOI: https://doi.org/10.24198/kultivasi.v14i1.12079

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Jurnal Kultivasi Indexed by:

       width=    

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


View Jurnal Kultivasi Stat