Hasil benih empat kultivar kedelai yang ditanam di dataran medium dan dataran tinggi

Sumadi Sumadi, Muhammad Kadapi, Anne Nuraeni, Noladhi Wicaksana, Meddy Rachmadi, S Rodiah

Abstract


ABSTRAK

 

                  Pertumbuhan  dan  hasil suatu tanaman merupakan hasil interaksi antara karakter genetik setiap kultivar dengan lingkungan tumbuhnya. Tujuan penelitian ini adalah  menetapkan kultivar kedelai yang paling cocok ditanam pada musim hujan di dataran medium ( ± 753 m dpl)  dan dataran tinggi ( ± 1200 m dpl) . Penelitian merupakan percobaan lapangan dilaksanakan pada April sampai dengan Juli 2016. Percobaan dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok sederhana  yang menguji kultivar meliputi Anjasmoro,  Argomulyo , Arjasari dan Grobogan yang diulang 5 (lima) kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa secara umum potensi hasil kedelai di dataran medium hasilnya lebih tingggi dibandingkan  yang ditanam di dataran tinggi. Kultivar Anjasmoro dan Arjasari hasinya secara nyata lebih tinggi dibandingkan kultivar Grobogan dan Argomulyo, baik yang ditanam di dataran tinggi maupun dataran medium. Masing-masing 16.96 g, 14.41 g, 8. 21g dan 7.40 g yang ditanam di datarn medium atau setara dengan 2.71 , 2.31 , 1.31  dan 1.20 ha-1, sedangkan yang ditanam di dataran tinggi sebesar 1.09, 0.99, 0.67 dan 0.85 ton ha-1. Kultivar Anjasmoro dan Arjasari merupakan kultivar kedele yang lebih adaptif dibandingkan kultivar Grobogan dan Argomulyo. Ukuran biji kultivar Grobogan  paling besar dibandingkan ketiga kultivar lainnya, tetapi hasilnya paling rendah. Walaupun demikian  tidak berpengaruh secara nyata terhadap kualitas benih yang dihasilkan.

 

Kata kunci : kedele, kultivar , dataran medium, dataran tinggi, hasil benih 


References


Adisarwanto, T., Subandi, dan Sudaryono, 2013. Teknologi Produksi Kedelai. Sumarno, S. Adi., W.Hermanto dan H. Kasim (Ed.). Kedelai. Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Balitkabi, 2016. Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918 – 2016. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang..

Hatfield , J.L and J.H.Prueger, 2015. Temperature extremes: Effect on plant growth and development.

Weathe rand ClimateExtremes (10) : 4–10. journal homepage: www.elsevier.com/locate/wace

Hastini, T.,S. L. Mulijanti, dan N. Sunandar. 2016. Potensi Hasil Enam Varietas Unggul Kedelai di Kabupaten Sumedang. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2015. Peran Inovasi Teknologi Aneka Kacang dan Umbi dalam Mendukung Program Kedaulatan Pangan. Malang 19 Mei 2016.

Kumagai , E. and , R. Sameshima . 2014. Genotypic differences in soybean yield responses to increasing temperature in a cool climate are related to maturity group. Agricultural and Forest Meteorology : 265–272

Morgan, P.B., E.A. Ainsworth , and S.P. Long. 2003. How does elevated ozone impact soybean? A meta-analysis of photosynthesis, growth and Yield. Plant, Cell and Environment ( 26) : 1317–1328.

Sumadi, 2000. Tanggapan kedelai yang tercekam kekeringan selama periode pembentukan polong sampai perkembangan biji terhadap aplikasi sitokinin dan giberelin. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Bandung. ( Tidak dipublikasi).

Tacarinduaa, C.R.P, T. Shiraiwaa, K. Hommaa, E. Kumagai , and R. Sameshima , 2013. The effects of increased temperature on crop growth and yield of soybean grown in a temperature gradient chamber. Field Crops Research 154 : 74–81.




DOI: https://doi.org/10.24198/kultivasi.v16i3.13224

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Jurnal Kultivasi Indexed by:

       width=    

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


View Jurnal Kultivasi Stat