Pengaruh pola tanam tumpangsari jagung dan kedelai terhadap pertumbuhan dan hasil jagung hibrida dan evaluasi tumpangsari di Arjasari Kabupaten Bandung

Yuyun Yuwariah, Dedi Ruswandi, Aep Wawan Irwan

Abstract


Jagung dan kedelai merupakan tanaman pangan terpenting setelah padi di Indonesia. Konsumsi jagung dan kedelai akan terus mengalami peningkatan setiap tahun dikarenakan pertambahan jumlah penduduk. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman dapat dilakukan dengan cara tumpangsari. Sistem tumpangsari merupakan sistem pertanaman dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman secara serentak pada lahan yang sama dalam waktu satu tahun. Penelitian bertujuan untuk mengetahui genotip jagung hibrida yang terbaik ditumpangsarikan dengan kedelai. Percobaan dilaksanakan dari bulan Maret 2016 sampai bulan Agustus 2016 di Arjasari, Kabupaten Bandung dengan ketinggian tempat mencapai  960 m di atas permukaan laut. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 20 perlakuan dan diulang sebanyak 2 kali, dengan perlakuan 18 genotip dan 2 genotip cek, terdiri dari F1B X 4.8.8, F1E X 1.1.3, F1D X 3.1.4, F1F X G203, F1A X 4.8.8,, F1E X 3.1.4, F1H X G-673, F1I X G203, F1B X 1.1.3, F1E X 3.1.4, F1C X G203-1, F1G X 16.5.15, F1D X 16.5.15, F1H X 1.1.3, F1A X 16.5.15, F1I X G673, F1G X 673, F1C X 4.8.8, Maros 1 x 2 dan Maros 11 x 12 yang masing-masing ditumpangsarikan dengan tanaman kedelai. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem tanam tumpangsari jagung dan kedelai dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung genotip F1F x 3.1.4, Maros 1 x 2, dan Maros 11 x 12.  Perlakuan jagung hibrida genotip F1B x 1.1.3, F1B x 4.8.8, F1C x 4.8.8, F1I x G203-1, Maros 1 x 2 dan Maros 11 x 12  yang ditumpangsarikan dengan kedelai memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot biji pipilan kering per petak sebesar 2,60 – 3,30  kg/m2 setara dengan 5,77 – 7,34 ton/ha.

Kata kunci : Jagung Hibrida, Kedelai, Tumpangsari


References


Aldillah, R. 2015. Proyeksi produksi dan konsumsi kedelai indonesia. J. Ekon. Kuantitatif Terap. 8(1): 9 – 23.

Alla, W.A.H., E.M. Shalaby, R.A. Dawood, and A.A. Zohry. 2014. Effect of cowpea ( Vigna sinensis L .) with maize (Zea mays L.) intercropping on yield and its components. International Scholarly and Scientific Research & Innovation. 8(11): 1258–1264.

Amanullah, Khan, F., Muhammad, H., Jan, A. U., & Ali, G. 2016. Land equivalent ratio , growth, yield and yield components response of mono-cropped vs intercropped common bean and maize with and without compost application. Agric. Biol. J. N. Am. 7(2): 40–49.

Ariel, C. E., Eduardo, O. A., Benito, G. E., & Lidia, G. 2013. Effects of two plant arrangements in corn ( Zea mays L .) and soybean (Glycine max L. Merrill) inter-cropping on soil nitrogen and phosphorus status and growth of component crops at an Argentinean Argiudoll. American J. of Agriculture and Forestry. 1(2): 22-31.

Barclay, H.J. 1998. Conversion of total leaf area to projected leaf area in lodgepole pine and Douglas-fir. Tree Physiol. 18: 185–194.

Beets, W.C. 1982. Multiple Cropping and Tropical Farming Systems. England: Westview Press

Belel, M.D., R. a. Halim, M.Y. Rafii, and H.M. Saud. 2014. Intercropping of corn with some selected legumes for improved forage pro-duction: A Review. J. Agric. Sci. 6(3): 48–62

Carruthers, K., Prithiviraj, B., Fe, Q., Cloutier, D., Martin, R. C., & Smith, D. L. 2000. Intercrop-ping corn with soybean , lupin and forages : yield component responses. European Journal of Agronomy. 12(2): 103–115.

Charani E., Sharifi P., Aminpanah H. 2015. Evaluation of grain yield component in intercropping of maize and bean. Biharean Biologist (online first): art.151413

Edy, Tohari, D. Indradewa, dan D. Shiddieq. 2011. Jurnal Agrotropika 16 ( 1 ): 38-44 , Januari – Juni 2011. 16(November 2010): 38–44.

Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 421 p.

Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa oleh Susilo, H.). Universitas Indonesia Press. Jakarta. 428 p.

Gerpacio, R.V., dan P.L. Pingali. 2007. Tropical and Subtropical Maize in Asia: Production Systems, Constraints, and Research Priorities. Mexico, D.F.: CIMMYT.

Goldsworthy, P. R dan RL. Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya. Diterjemahkan oleh Tohari. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Jumin, Hasan Basri. 2005. Dasar – Dasar Agronomi. PT. Raja Grafindo Persada. Edisi Revisi. Jakarta.

KEMENPERIN.2016. RI Impor Jagung 2,4 Juta Ton. Tersedia online di http://kemenperin. go.id/artikel/13892/2016,-RI-Impor-Jagung-2,4-Juta-Ton Diakses pada 30 Maret 2016.

Litbang. 2015. Target National Produksi Kedelai 2016 Meningkat. Tersedia online di http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/2468/ (diakses pada 2 Mei 2016)

Loomis, R.S., Williams, W. A., Duncan,W.G., Dovrat,A. and Nunez,A. F. 1968. Quantitative description of foliage display and light absoption in field communities of corn plants. CropScie. 8(3):352-356

Lv, Y., C. Francis, P. Wu, X. Chen, and X. Zhao. 2014. Maize-soybean intercropping inter-actions above and below ground. Crop Sci. 54(3): 914–922

Muoneke CO, Ogwuche MAO, Kalu BA .2007.Effect of maize planting density on the performance of maize/soybean inter-cropping system in a Guinea savannah agro-ecosystem. African J. of Agricultural Research.2(12): 667-677

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.2015. Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Kedelai.

Salvagiotti, F., K.G. Cassman, J.E. Specht, D.T. Walters, and A. Weiss. 2008. Nitrogen uptake , fixation and response to fertilizer N in soybeans : A review.

Sarjoni. 2013. Pengaruh bahan organik dan waktu tanam pada hasil tumpangsari jagung dan kacang tanah. Widyariset 16(30): 457–466.

Suarni, and M. Yasin. 2011. Jagung sebagai sumber pangan fungsional. Iptek Tanam. Pangan 6(1): 41–56.

Sumarno. 2011. Perkembangan Teknologi Budi Daya Kedelai di Lahan Sawah. Iptek Tanam. Pangan 6(2): 139–151.

Syafii, M., I. Cartika, dan D. Ruswandi. 2015. Multivariate analysis of genetic diversity among some maize genotypes under maize-albizia cropping system in Indonesia. Asian J. Crop Sci. 7(4): 244–255

Tarigan, Ferry H. 2007. Pengaruh pemberian pupuk organik green giant dan pupuk daun super bionik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung ( Zea mays L.). Jurnal Agrivigor 23 (7): 78-85.

Yuwariah, Y. 2011. Peran Tanam Sela dan Tumpangsari Bersisipan Berbasis Padi Gogo Toleran Naungan. Giratuna. Bandung




DOI: https://doi.org/10.24198/kultivasi.v16i3.14377

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Jurnal Kultivasi Indexed by:

       width=    

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


View Jurnal Kultivasi Stat