Efektifitas perbedaan konsentrasi BAP terhadap pertumbuhan planlet pisang cavendish dengan teknik Thin Cells Layer
Abstract
Abstrak
Pisang murupakan komoditi dengan produksi paling tinggi di antara buah-buahan lainnya. Salah satu pisang yang diminati ialah Pisang Cavendish (Musa acuminata L.), namun pembibitan secara konvensional kurang memenuhi permintaan pasar. Salah satu alternatif untuk meningkatkan jumlah bibit pisang Cavendish adalah dengan perbanyakan tanaman secara in vitro. Teknik thin cell layer (TCL) merupakan teknik dalam kultur jaringan dengan mengiris tipis bagian tanaman yang dapat memperbanyak jumlah tunas planlet pisang Cavendish. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi BAP yang cocok untuk pertumbuhan planlet pisang Cavendish dengan menggunakan teknik TCL. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perbandingan konsentrasi BAP yang digunakan B0= 0 mg/mL, B1= 1 mg/mL, B2= 2 mg/mL, B3= 3 mg/mL, B4= 4 mg/mL. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian BAP terhadap pertumbuhan planlet pisang Cavendish. Konsentrasi BAP yang paling efektif untuk pertumbuhan pisang cavendish adalah 4 mg/mL dengan hasil hari muncul tunas 2 hari, panjang tunas 1,07 cm, jumlah tunas terbanyak 3,06 tunas, persen hidup sebesar 76%, persen mati sebesar 24%. Pengamatan morfologi pada planlet pisang Cavendish yang ditanam pada media konsentrasi BAP 4 mg/mL menunjukkan pertumbuhan paling optimal.
Kata kunci : BAP, Pisang Cavendish, TCL
Abstract
Banana is the commodity with the highest production among other fruits. One of the most popular bananas is the Cavendish banana (Musa acuminata L.), but its conventional nurseries do not meet market demand. In vitro propagation is an alternative method to increase the number of Cavendish bananas seedlings. Thin cells layer (TCL) is a technique in tissue culture by thinly slicing plant parts that can increase the number of shoots of Cavendish banana plantlets. This study used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 5 replications. Comparison of BAP concentration used B0= 0 mg/mL, B1= 1 mg/mL, B2= 2 mg/mL, B3= 3 mg/mL, B4= 4 mg/mL. The results showed that there was an effect of giving BAP on the growth of Cavendish banana plantlets. The most effective concentration of BAP for supporting the growth of Cavendish banana plantlet was 4 mg/mL with 2 days of shoot emergence, 1.07 cm of shoot length, 3.06 shoots, 76% of life percentage, 24% of dead percentage. Morphological observations of Cavendish banana plantlets grown on 4 mg/mL BAP concentration media showed the most optimal growth.
Keywords : BAP, Cavendish banana, TCL
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Agisimanto, D. 2015. Thin Cell Layer Mempercepat Pembuatan Populasi Genotip Unggul Hortikultura : Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Batu. Iptek Hortikultura No :11 : 67-72.
BPS, 2014. Tabel Dinamis [WWW Document] .URLhttp://www.bps.go.id/site/pilihdata. Diakses pada 11 Febuari 2021.
Campbell, N. A. And J.B. Reece, 2014 Biologi Jilid 2. Edisi 8. Erlangga. Jakarta.
Desi. Lisa. Rizka. 2018. Multiplikasi mata tunas pisang cavendish in vitro pada berbagai konsentrasi benziladenin. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 17 (3): 16-21.
Dobranszkia, J & Teixeira-da-Silva, JA 2011, ‘Adventitious shoot regeneration from leaf thin cell layers in apple’, Scientia Horticulturae, no. 127, pp. 460-63
Eady , C. C and C. E. Lister. 1998. A Comparison of Four Selective Agents for use with Allium cepa L. Immature Embryos and Immature Embryo Derived Cultures. Plant Cell Reports. Vol 18 :117-121.
Karjadi, A.K., dan A. Buchory. 2007. Pengaruh Penambahan Auksin dan Sitokinin terhadap Pertumbuhan Tunas Bawang Putih. Jurnal Hortikultura. 17 (4): 314-320.
Maryani, Yekti dan Zamroni. 2005. Penggandaan Tunas Krisan Melalui Kultur Jaringan. Ilmu Pertanian. Vol 12(1) : 51-55.
Mok, M.C., R.C. Martin and D.W.S. Mok, 2002. Cytokinins: Biosynthesis Metabolism and Perception. In Vitro Cell Dev. Biologyc. Plant. Vol 36(2) : 102-107.
Onuoha, I.C., C.J. Eze and C.I.N. Unamba. 2011. In vitro prevention in plaintain culture. Online Journal of Biological Sciences. Vol 11(1): 13-17.
Rainiyati., D. Martino., gusniawati., dan Jaminarni. 2007. Perkembangan Pisang Raja Nangka (Musa sp.) secara kultur jarngan dari eksplan anakan dan meristem bunga.Jurnal Agronomi Vol 11(1): 35-39
Reddy, D.R.D., D. Suvarna, and D.M. Rao. 2014. Effects of 6-Benzyl Amino Purine (6-BAP)on In Vitro Shoot Multiplication of Grand Naine (Musa sp.). Int. J. advanced Biotech.& research 5(1): 36-42
Rout, GR, Mohapatra, A & Mohan Jain, S 2006, ‘Tissue culture of ornamental pot plant: A critical review on present scenario and future prospects’, Biotechnology Advances, no. 24, pp. 531-60
Suyanti and Supriyadi, A. 2008 Pisang budidaya pengolahan dan prospek pasar, Penerbar Swadaya, Jakarta.
Teixeira-da-Silva, JA & Dobranszki, J 2013, ‘Plant thin cell layers: A 40-year celebration’, Journal Plant Growth Regulator, no. 32, pp. 922-43
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman Solusi Perbanyak Tanaman Budi Daya. Bumi Aksara. Jakarta
DOI: https://doi.org/10.24198/kultivasi.v21i2.35373
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kultivasi Indexed by:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.