UPAYA PENINGKATAN KONDISI LINGKUNGAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM
Abstrak
Saat ini DAS Citarum memiliki berbagai permasalahan baik dari hulu hingga hilir. Permasalahan daerah hulu berasal dari hilangnya sumber resapan air karena penggundulan hutan dan alih fungsi hutan lindung menjadi lahan perkebunan seperti kopi. Permasalahan berikutnya adalah limbah ternak yang langsung dibuang ke aliran sungai sehingga menimbulkan polusi yang mengkontaminasi air sungai tersebut. Pemerintah mengeluarkan salah satu solusi yang dikenal dengan program “Citarum Harum”. Program Citarum Harum mempunyai fokus untuk membenahi permasalahan disekitar DAS Citarum yang memberikan dampak negatif kepada masyarakat. Program PPM Tematik Citarum Harum mempunyai tujuan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di DAS Citarum. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi lingkungan di daerah aliran sungai Citarum, yang terdiri dari 5 fokus utama yaitu pengolahan sampah, konservasi air, mitigasi bencana, sanitasi lingkungan dan keberadaan lahan kritis di Desa Cilengkrang Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung. Metode kegiatan yang dilakukan berupa edukasi dan pendampingan bagi masyarakat yang dilaksanakan selama 2 minggu terkait pengelolaan sampah, lahan kritis, konservasi air, sanitasi lingkungan dan mitigasi bencana secara cermat. Salah satu kegiatan yaitu dengan membuar Rorak, sebuah parit buntu dengan kedalaman tertentu. Selain rorak, juga telah dilakukan edukasi pada masyarakat terkait pentingnya menjaga kebersihan diri dan pengelolaan kotoran hewan sehingga dapat menjaga sanitasi lingkungan yang baik. Masyarakat juga telah diberikan edukasi tentang risiko bencana longsor yang mungkin terjadi karena kontur desa Cilengkrang yang berada di wilayah pegunungan dan kekeringan yang melanda dan musim hujan yang sudah mulai datang menyebabkan wilayah ini berisiko untuk mengalami longsor. Hasil kegiatan pengabdian yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang lahan kritis, konservasi air, pengelolaan sampah, sanitasi lingkungan dan mitigasi bencana. Untuk mempertahankan kondisi ini maka perlu dilakukan kegiatan yang berkesinambungan untuk dapat terus meningkatkan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk melakukan kelima hal tersebut sehingga tujuan Citraum Harum dapat tercapai.
At present the Citarum watershed has various problems both from upstream to downstream. The problems in the upstream area stem from the loss of water catchment sources due to deforestation and the conversion of protected forests to plantation land such as coffee, then, the next problem is livestock waste which is directly discharged into the river flow causing pollution that contaminates the river water. The government issued a solution known as the "Citarum Harum" program. The Citarum Harum program has a focus on fixing issues around the Citarum watershed that have a negative impact on society. The Citarum Harum Thematic PPM Program aims to overcome the problems in the Citarum River Basin. It has 5 main focuses, namely on waste management, water conservation, disaster mitigation, environmental sanitation and the presence of critical land in Cilengkrang Village, Cilengkrang District, Bandung Regency. Methods: during the 2 weeks of activities carried out in the function of handling critical land set an idea that will be applied to solve the problem of waste management, critical land, water conservation, environmental sanitation and disaster mitigation carefully. One of the activities is by making a Rorak, a dead-end moat with a certain depth. In addition to rorak, education has also been carried out on the community regarding the importance of maintaining personal hygiene and animal dung management so as to maintain good environmental sanitation. The community has also been given education about the risk of landslides that may occur due to the contour of the village of Cilengkrang in the mountainous region and the drought that has hit and the rainy season that has begun to come causing this area at risk of experiencing landslides. The results of community service activities carried out indicate an increase in public awareness about critical land, water conservation, waste management, environmental sanitation and disaster mitigation. Continuous activities need to be done to be able to continue to increase motivation and public awareness to do the five things so that the objectives of Citraum Harum can be achieved.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Andersen, B., Beltz, M., & Fagerhaug, T. (2010). Impact effort matrix.
Beroya-Eittner, M. A. A. 2016. Landslides in the Philippines: Geo-Physical Controls, Triggers and Examples. International Journal of Landslides and Environment. Vol. 4, No. 3: 20-26.
BPBD Kabupaten Karanganyar. 2018. Pengertian Mitigasi Bencana. Diakses secara online di
http://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603. [Diakses pada tanggal 25 Oktober 2019].
Damanhuri, E. (2011). Pengelolaan Sampah. Diktat Kuliah TL-3104.
Setiawan, Ade Iwan. 1996. Penghijauan Lahan Kritis. Jakarta: Penebar Swadaya
Imansyah, M. 2012. Studi Umum Permasalahan dan Solusi DAS Citarum Serta
Analisis Kebijakan Pemerintah. Jurnal Sosioteknologi Edisi 25.
Kementrian Kesehatan Republik . 2014. Pusat Data dan Informasi : Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indonesia Retrieved from Indonesia:______________________ www.depkes.go.id/article/view/15021800006/perilaku-mencuci-tangan-pakai-sabun-di-indonesia.html (Diakses pada 25 Oktober 2019)
Kementrian Kesehatan.2019. Pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (Spal) Sederhana. from_______________________________________________________________ http://bapelkescikarang.bppsdmk.kemkes.go.id/kamu/kurmod/pengolahanairlimbah/mi-4b%20modul%20pembuatan%20spal%20sederhana.pdf (Diakses pada 4 November 2019).
Mahi, Ali Kabul. 2013. Survei Tanah, Evaluasi dan Perencanaan Penanggulangan Lahan. Bandar Lampung: Lembaga Penelitian Universitas Lampung
Rai, I Nyoman dan Adnanya, Gede Menaka. 2011. Persaingan Pemanfaatan Lahan dan Air. Bali: Udayana Press
https://www.cilengkrang.desa.id/first/arsip
http://www.perhutani.co.id/kph-bandung-utara/
Riswan, Sunoko, H. R., & Hadiyarto, A. (2011). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Daha Selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 9, 31–38.
Salim, A. G. (2013). Aplikasi Teknik Konservasi Tanah dengan Sistem Rorak pada Tanaman Gmelina. Junal HKA. Retrieved from https://www.forda-mof.org/files/Jurnal_HKA_10.3.2013-3.pratiwi_OK_klm.pdf
Sallata, K. (2015). Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Berdasarkan Keberadaannya sebagai Sumber Daya Alam. Jurnal Balai Penelitian Kehutanan . Retrieved from____ http://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2014/11/7_Konservasi-Airberdasarkan-SDA_Info-Teknis-Eboni-Vol-12-No-1-2015.pdf
Vasudevan, N. dan Ramanathan, K. 2016. Geological factors contributing to landslides: case studies of a few landslides in different regions of India. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. Vol. 30, No. 1: 1-6.
WHO. 2009. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: a Summary. Retrieved from World Health Organization: https://www.who.int/gpsc/information_centre/hand-hygiene-summary/en (Diakses pada 25 Oktober 2019)
WHOa. 2019. Sanitation. Retrieved from World Health Organization:____________________ https://www.who.int/topics/sanitation/en/(Diakses pada 25 Oktober 2019).
WHOb. 2019. Sanitation: key facts. Retrieved from World Health Organization:___________ https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sanitation (Diakses pada 25 Oktober 2019)
DOI: https://doi.org/10.24198/kumawula.v3i2.27348
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Kumawula: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Terindeks Di: