SKRINING OSTEOPOROSIS: HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS DI DESA CIJAMBU KECAMATAN TANJUNGSARI
Abstrak
ABSTRAK
Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka berbagai penyakit degeneratif dan metabolik termasuk osteoporosis akan menjadi masalah sistem muskuskletal yang memerlukan perhatian khusus, terutama di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Untuk mengetahui secara dini terjadinya osteoporosis dapat dilakukan skrining dengan mengukur kepadatan massa tulang (Bone Mineral Density) menggunakan alat densitometry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dan jenis kelamin dengan kejadian osteoporosis di Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari. Metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dilakukan untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Desa Cijambu yang berusia >18 tahun berjumlah 2.444 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dengan ukuran sampel sejumlah 259 orang. Hasil penelitian menunjukkan kejadian osteoporosis lebih banyak terdapat pada perempuan dibandingkan laki-laki dan paling banyak terdapat pada usia 45-59 tahun. Untuk kejadian osteoporosis, sebagian besar mempunyai resiko rendah yaitu sebesar 60% dan resiko tinggi hanya 11%, . Untuk korelasi dapat diketahui memiliki hubungan yang signifikan antara usia dan kejadian osteoporosis di Desa Cijambu (p value < 0,05). Sedangkan untuk jenis kelamin, tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian osteoporosis. (p value ≥ 0,05).
Kata kunci : osteoporosis, usia, jenis kelamin
ABSTRACT
Because of increasing of life expectancy, many degenerative and metabolic diseases such as osteoporosis which is one of musculoskeletal system problem will need special treatment especially for development countries including Indonesia. Early diagnosis for Osteoporosis can be done with screening of bone mineral density using densitometry equipment. Objective of this research was to identify the relation of age and sex with incidence of osteoporosis in Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari. This research use correlation descriptive method with cross sectional approached. Population of people in Desa Cijambu has aged more than 18 years is 2,444 with sample for this research is 259 respondents. Sampling technique that has been used for this research is accidental sampling. The result shows that incidence of osteoporosis is more happen in female than male and the high risk consists in the aged of 45-59 years. Most of respondents have low risk of incidence osteoporosis with number is 60%, but fewer respondents (11%) have high risk of incidence. The analysis shows that there is significant correlation between age and incidence of osteoporosis (p value < 0.05). While with sex, there is no correlation between sex and incidence of osteoporosis (p value ≥ 0.05).
Keywords : osteoporosis, age, sex
Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka berbagai penyakit degeneratif dan metabolik termasuk osteoporosis akan menjadi masalah sistem muskuskletal yang memerlukan perhatian khusus, terutama di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Untuk mengetahui secara dini terjadinya osteoporosis dapat dilakukan skrining dengan mengukur kepadatan massa tulang (Bone Mineral Density) menggunakan alat densitometry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dan jenis kelamin dengan kejadian osteoporosis di Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari. Metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dilakukan untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Desa Cijambu yang berusia >18 tahun berjumlah 2.444 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dengan ukuran sampel sejumlah 259 orang. Hasil penelitian menunjukkan kejadian osteoporosis lebih banyak terdapat pada perempuan dibandingkan laki-laki dan paling banyak terdapat pada usia 45-59 tahun. Untuk kejadian osteoporosis, sebagian besar mempunyai resiko rendah yaitu sebesar 60% dan resiko tinggi hanya 11%, . Untuk korelasi dapat diketahui memiliki hubungan yang signifikan antara usia dan kejadian osteoporosis di Desa Cijambu (p value < 0,05). Sedangkan untuk jenis kelamin, tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian osteoporosis. (p value ≥ 0,05).
Kata kunci : osteoporosis, usia, jenis kelamin
ABSTRACT
Because of increasing of life expectancy, many degenerative and metabolic diseases such as osteoporosis which is one of musculoskeletal system problem will need special treatment especially for development countries including Indonesia. Early diagnosis for Osteoporosis can be done with screening of bone mineral density using densitometry equipment. Objective of this research was to identify the relation of age and sex with incidence of osteoporosis in Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari. This research use correlation descriptive method with cross sectional approached. Population of people in Desa Cijambu has aged more than 18 years is 2,444 with sample for this research is 259 respondents. Sampling technique that has been used for this research is accidental sampling. The result shows that incidence of osteoporosis is more happen in female than male and the high risk consists in the aged of 45-59 years. Most of respondents have low risk of incidence osteoporosis with number is 60%, but fewer respondents (11%) have high risk of incidence. The analysis shows that there is significant correlation between age and incidence of osteoporosis (p value < 0.05). While with sex, there is no correlation between sex and incidence of osteoporosis (p value ≥ 0.05).
Keywords : osteoporosis, age, sex
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.