FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA
Abstrak
ABSTRAK
Kurang energi protein atau gizi kurang merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di Indonesia maupun di banyak negara berkembang lainnya. Kurang energi protein adalah suatu keadaan dimana berat badan anak kurang dari 80% indeks berat badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NCHS yang disebabkan oleh kurangnya zat gizi karbohidrat dan kekurangan protein disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya suatu kejadian dengan merunut ke belakang kronologis kejadian tersebut (Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita di Desa Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah dengan accidental sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terstruktur, angket dan food recall dan kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus persentase dan proporsi. Hasil penelitan menunjukkan faktor yang memiliki kontribusi terhadap gizi kurang pada anak adalah riwayat penyakit infeksi, tingkat pengetahuan ibu yang kurang, tingkat sosial ekonomi keluarga yang rendah, dan asupan kalori serta protein yang kurang, sedangkan faktor yang kepercayaan ibu terhadap makanan (100%) memiliki kepercayaan yang mendukung terhadap status gizi balita. Jadi faktor kepercayaan ibu terhadap makanan tidak berkontribusi terhadap status gizi kurang pada balita. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan agar semua pihak terutama keluarga berpartisipasi untuk meningkatkan upaya pencegahan terjadinya gizi kurang pada anak, diantaranya dengan pembinaan dan pemberdayaan keluarga yang memiliki resiko gizi kurang pada anak. Pemberdayaan dan pembinaan keluarga ini dapat dilakukan oleh Puskesmas setempat dengan melibatkan perawat kesehatan komunitas. Selain itu perlu dilakukan diseminasi informasi tentang gizi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga khususnya ibu tentang asupan nutrisi, cara pengolahan dan pemilihan bahan makanan yang baik pada anak, dan perlu dilakukan upaya promotif dan preventif untuk mengurangi angka penyakit infeksi, seperti penyuluhan tentang penyakit infeksi pada balita, terutama ISPA, diare dan tuberkulosis, misalnya melalui revitalisasi posyandu dengan cara meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan posyandu sebagai pusat kesehatan dan sumber informasi di masyarakat.
Kata kunci: Asupan nutrisi pada balita, penyakit infeksi, sosial ekonomi
ABSTRACT
Energy Protein Malnutrition is a mainly nutrition problem both in Indonesia also in other developed countries. Energy protein malnutrition is a condition that body weight children less than 80% of body weight index per age based on WHO-NCHS standard, that caused by inadequate calory and protein intake with unbalanced diet. The variables in this study was univariat variable with sub variables are nutrition intake, infection history, mother’s cognitive about nutrition, mother’s faith of food and the level of family social economic state. Design of this study is descriptive, that used ex post facto method. The population in this study are family with child in District of Ciawi Tasikmalaya Residence. Research sample taken in accidental sampling, total samples are 50 respondences. Sample collecting procedures with structured interview, questionnaire, and food recall and then analyzed by percentage and proportion method. The results of this study describe that the factors that contributing to energy protein malnutrition are infection history, the poor level of mother’s cognitive about nutrition, the lower level of family’s social economic state, and inadequate calory and protein intake. While the mother’s faith of food is not contributing to energy protein malnutrition cases. Recommended by researcher was need to intensified family participation and family empowering. Besides that, the mainly factors that should be intensified is dissemination information about nutrition, mainly infection cases in child such us acute respiratory infection, tuberculosis and diarrhea. All that efforts could be held in Posyandu, so Posyandu will be most important place as a public health centered to get information about child health generally.
Key word: nutrition intake for child, infection history, social economic
Kurang energi protein atau gizi kurang merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di Indonesia maupun di banyak negara berkembang lainnya. Kurang energi protein adalah suatu keadaan dimana berat badan anak kurang dari 80% indeks berat badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NCHS yang disebabkan oleh kurangnya zat gizi karbohidrat dan kekurangan protein disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya suatu kejadian dengan merunut ke belakang kronologis kejadian tersebut (Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita di Desa Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah dengan accidental sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terstruktur, angket dan food recall dan kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus persentase dan proporsi. Hasil penelitan menunjukkan faktor yang memiliki kontribusi terhadap gizi kurang pada anak adalah riwayat penyakit infeksi, tingkat pengetahuan ibu yang kurang, tingkat sosial ekonomi keluarga yang rendah, dan asupan kalori serta protein yang kurang, sedangkan faktor yang kepercayaan ibu terhadap makanan (100%) memiliki kepercayaan yang mendukung terhadap status gizi balita. Jadi faktor kepercayaan ibu terhadap makanan tidak berkontribusi terhadap status gizi kurang pada balita. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan agar semua pihak terutama keluarga berpartisipasi untuk meningkatkan upaya pencegahan terjadinya gizi kurang pada anak, diantaranya dengan pembinaan dan pemberdayaan keluarga yang memiliki resiko gizi kurang pada anak. Pemberdayaan dan pembinaan keluarga ini dapat dilakukan oleh Puskesmas setempat dengan melibatkan perawat kesehatan komunitas. Selain itu perlu dilakukan diseminasi informasi tentang gizi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga khususnya ibu tentang asupan nutrisi, cara pengolahan dan pemilihan bahan makanan yang baik pada anak, dan perlu dilakukan upaya promotif dan preventif untuk mengurangi angka penyakit infeksi, seperti penyuluhan tentang penyakit infeksi pada balita, terutama ISPA, diare dan tuberkulosis, misalnya melalui revitalisasi posyandu dengan cara meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan posyandu sebagai pusat kesehatan dan sumber informasi di masyarakat.
Kata kunci: Asupan nutrisi pada balita, penyakit infeksi, sosial ekonomi
ABSTRACT
Energy Protein Malnutrition is a mainly nutrition problem both in Indonesia also in other developed countries. Energy protein malnutrition is a condition that body weight children less than 80% of body weight index per age based on WHO-NCHS standard, that caused by inadequate calory and protein intake with unbalanced diet. The variables in this study was univariat variable with sub variables are nutrition intake, infection history, mother’s cognitive about nutrition, mother’s faith of food and the level of family social economic state. Design of this study is descriptive, that used ex post facto method. The population in this study are family with child in District of Ciawi Tasikmalaya Residence. Research sample taken in accidental sampling, total samples are 50 respondences. Sample collecting procedures with structured interview, questionnaire, and food recall and then analyzed by percentage and proportion method. The results of this study describe that the factors that contributing to energy protein malnutrition are infection history, the poor level of mother’s cognitive about nutrition, the lower level of family’s social economic state, and inadequate calory and protein intake. While the mother’s faith of food is not contributing to energy protein malnutrition cases. Recommended by researcher was need to intensified family participation and family empowering. Besides that, the mainly factors that should be intensified is dissemination information about nutrition, mainly infection cases in child such us acute respiratory infection, tuberculosis and diarrhea. All that efforts could be held in Posyandu, so Posyandu will be most important place as a public health centered to get information about child health generally.
Key word: nutrition intake for child, infection history, social economic
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.