Objektifikasi Perempuan Etnis Tionghoa: Studi Perbandingan antara Indonesia, Malaysia, dan Amerika Serikat dalam Perspektif Human Security
Abstrak
The objectification of ethnic Chinese women is a phenomenon that occurs in various social, historical, and cultural contexts in Indonesia, Malaysia, and the United States. In Indonesia and Malaysia, the objectification of Chinese women is rooted in the legacy of colonialism, racial politics, and bias. Meanwhile, in the United States, the yellow fever fetish phenomenon further reinforces the sexualization of Asian women, which is rooted in orientalism and the history of Western colonialism. This objectification impacts the personal, community, and cultural safety of Chinese women, increasing the risk of sexual harassment, discrimination, and restrictions on the expression of their identities. This issue is not only a social issue, but also a threat to human security as a whole. Therefore, a more inclusive approach is needed in public policy, legal protection, and social education to address the ongoing stereotypes and discrimination against Chinese women in various countries.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Aditya Jaya Iswara. 2021. Kenapa di Malaysia Banyak Orang China dan Pakai Nama Asli? Ini Sejarahnya. https://internasional.kompas.com/read/2021/10/16/121742570/kenapa-di-malaysia-banyak-orang-china-dan-pakai-nama-asli-ini?page=all (diakses pada 11 Maret 2025).
Amnesty International Indonesia. 2023. Jangan lupakan kekerasan seksual dalam Tragedi Kerusuhan Rasial 13-15 Mei 1998. https://www.amnesty.id/jangan-lupakan-kekerasan-seksual-dalam-tragedi-kerusuhan-rasial-13-15-mei-1998/ (diakses pada 12 November 2023).
Andreas Ambrosius Susanto. 2023. Partisipasi Politik Etnik Tionghoa: Tantangan dan Hambatan. Konferensi Nasional Sosiologi X APSSI. hal 67-72.
Annisa, Nurmeida. 2023. Representasi Budaya Patriarki Film “Ngeri-Ngeri Sedap” (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure). Universitas Islam Negeri Prof. K. H. Saifuddin Zuhri. Purwokerto.
Barry Buzan. 1983. People, States, and Fear. hal 18-30.
Chris Kincaid. 2017. Yellow Fever - The Sexual Preference for Asian Women. https://www.japanpowered.com/otaku-culture/yellow-fever-the-sexual-preference-for-asian-women (diakses pada 1 Desember 2023).
Fikryansha Tuah, Arman A., & Richard Marsilio W. 2022. Perlindungan Hukum terhadap Warga Negara Keturunan Asia dari Tindakan Diskriminasi Rasial di Masa Pandemi Covid-19.TATOHI: Jurnal Ilmu Hukum. 2(6). hal 561-568.
Harbowo, Nicolaus. 2022. Jatuh Bangun Caleg Pendatang Baru Menembus Parlemen. https://www.kompas.id/baca/desk-politikhukum/2022/02/16/jatuh-bangun-caleg-pendatang-baru-menembus-parlemen (diakses pada 11 Maret 2025)
Jovanscha Q.A. 2019. Gagasan Human Security dalam Kebijakan Personal Security Tinjauan terhadap Draft Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual dan Perbandingannya dengan Kebijakan Kekerasan Seksual di Jepang. Responsive Journal. 2(1). hal 11.
Komnas Perempuan. 2021. Perempuan Dalam Himpitan Pandemi: Lonjakan Kekerasan Seksual, Kekerasan Siber, Perkawinan Anak, dan Keterbatasan Penanganan di Tengah Covid-19. Catatan Kekerasan Terhadap Perempuan Tahun 2020. hal 22-34.
M. Hifzuddin Ikhsan. 2023. Sistem Kuota Melayu, Bumiputera dalam Pendidikan Dikekalkan. https://www.hmetro.com.my/mutakhir/2023/07/985649/sistem-kuota-melayu-bumiputera-dalam-pendidikan-dikekalkan (diakses pada 11 Maret 2025).
M. Rafhael P. M., dkk. Human Rights and Pancasila: A Case of Tionghoa Ethnic Discrimination in Indonesia. Indonesian Journal of Pancasila dan Global Constitutionalism. 1(1). 120-122.
Mestika Zed. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. hal 91-93.
Migration Policy Institute. 2023. Chinese Immigrants in the United States. https://www.migrationpolicy.org/article/chinese-immigrants-united-states-2023 (diakses pada 11 Maret 2025).
Mima Kharimah Aryani. 2022. Impres No 14 Tahun 1967: Bentuk Diskriminasi Pemerintah Orde Baru terhadap Etnis Tionghoa. Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP Universitas Jambi. 12(2). hal 1-12.
Nana Nurliana Soeyono. 2002. Sejarah Kehidupan Orang Cina di Amerika Serikat. Jurnal Studi Amerika. 8. hal 16-24.
Rahmi Fitrianti, & Habibullah. 2012. Ketidaksetaraan Gender dalam Pendidikan: Studi Pada Perempuan di Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang. 17(1). hal 89.
Scholastica Gerintya. 2017. Kuota 30% Perempuan di Parlemen Belum Pernah Tercapai. https://tirto.id/kuota-30-perempuan-di-parlemen-belum-pernah-tercapai-cv8q (diakses pada 11 Maret 2025).
Septianis Afipah & Yoga Dwiyanto. 2022. Gender dan Feminisme: Perkembangan Hubungan Internasional Kontemporer. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional. 4(2). hal 16-18.
United Nations Development Program (UNDP). 1994. Human Development Report. Oxford. Oxford University Press.
Warul Walidin. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded Theory. FTK Ar-Raniry-Press. hal 75-87.
Yeyen Subandi. 2021. Gender dan Hubungan Internasional. hal 14-19.
DOI: https://doi.org/10.24198/padjir.v7i2.53200
Padjadjaran Journal of International Relations Terindeks Di:










