Community-based ecotourism: peran ‘Pokdarwis’ dalam branding Siak Hijau
Abstract
Pengembangan ekowisata sedang marak dilakukan oleh pemerintah di berbagai wilayah di belahan dunia. Banyak daerah yang kemudian berlomba-lomba untuk menginisiasi program sejenis. Salah satu kabupaten yang mencanangkan Kabupaten Hijau ialah Kabupaten Siak melalui program Siak Hijau. Artikel ini bertujuan untuk mengemukakan konsep community-based ecotourism (CBET) yang diimplementasikan oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) dalam upaya pengembangan Siak Hijau melalui Ekowisata Mangrove. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat tempatan yang tergabung dalam Pokdarwis menginisiasi adanya ide pengembangan destinasi ekowisata mangrove dengan bentuk kerjasama dari pemerintah daerah dan pihak-pihak swasta. Beberapa destinasi yang menjadi contoh yakni Ekowisata Mangrove Mengkapan, Rawa Mekar Jaya, dan Sungai Rawa. Dalam implementasinya, kelompok sadar wisata (pokdarwis) berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan kawasan destinasi ekowisata tersebut dan dibantu oleh masyarakat sekitar. Pihak-pihak terkait melakukan promosi secara gencar untuk mengundang para wisatawan ke kawasan ekowisata yang terdapat di Kabupaten Siak. Dampak yang dirasakan terlihat dari adanya pelestarian alam dan adanya pemberdayaan ekonomi di sekitar kawasan ekowisata seperti halnya prinsip yang terdapat dalam ekowisata berbasis komunitas (CBET). Upaya pengembangan ekowisata mangrove juga dimaksudkan untuk mengangkat nama daerah dalam upaya mencapai Siak Hijau yang akan memberikan kontribusi bagi pelestarian lingkungan guna menghasilkan oksigen yang lebih baik bagi dunia.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Achieng, D. O., O. Hayombe, P., & G. Agong, S. (2014). Positioning ecotourism destinations in Kisumu County: cultural diversity perspective. IOSR Journal of Computer Engineering, 16(6), 16–26. https://doi.org/10.9790/0661-16631626
Adeleke, B. O., & Nzama, T. (2013). Assessment of community participation in ecotourism and conservation at hhuhuwe-umfolozi Park, South Africa. Journal of Environment and Earth Science, 3(3), 12. https://www.iiste.org/Journals/index.php/JEES/article/view/4771
Annesva, S. R. (2016). Mengenal mangrove | Aceh Insight. https://acehinsight.wwf.id/2016/09/09/mengenal-mangrove/
Azzam, M. (2020). Pokdarwis Kabupaten Bekasi diberi pelatihan inovasi dan promosi. wartakota Travel. https://wartakotatravel.tribunnews.com/2020/09/18/pokdarwis-kabupaten-bekasi-diberi-pelatihan-inovasi-dan-promosi
Baharudin, A. (2011). Kebutuhan ruang terbuka hijau pada kawasan pusat Kota Jayapura. Jurnal Bumi Lestari, 11(2), 9.
Butarbutar, R., & Soemarno, S. (2013). Environmental effects of ecotourism in Indonesia. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies, 1(3), 97–107. https://doi.org/10.21776/ub.jitode.2013.001.03.01
Byczek, C. (2011). Blessings for all? community-based ecotourism in bali between global, national, and local interests – a case studyblessings for all? community-based ecotourism in Bali between global, national, and local interests – a case study. ASEAS - Österreichische Zeitschrift Für Südostasienwissenschaften. https://doi.org/10.4232/10.ASEAS-4.1-5
Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design: choosing among five approaches. SAGE Publications. https://books.google.co.id/books?id=DetLkgQeTJgC
Dudovskiy, John. (2015). Qualitative data analysis. research-methodology. https://research-methodology.net/research-methods/data-analysis/qualitative-data-analysis/
Febriansyah, F., Hartono, D., Negara, B. F. S., Renta, P. P., & Sari, Y. P. (2018). Struktur komunitas hutan mangrove di Pulau Baai Kota Bengkulu. JURNAL ENGGANO, 3(1), 112–128. https://doi.org/10.31186/jenggano.3.1.112-128
Fikri, M. A., & Febriana, P. (2018). Branding Desa Kalanganyar sebagai ekowisata bahari di Kabupaten Sidoarjo. KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(1), 61. https://doi.org/10.21070/kanal.v5i1.1461
Fiorello, A., & Bo, D. (2012). Community-based ecotourism to meet the new tourist’s expectations: an exploratory study. Journal of Hospitality Marketing & Management, 21(7), 758–778. https://doi.org/10.1080/19368623.2012.624293
Goodwin, H., & Santilli, R. (2009). Community-based tourism: A success? 37.
Hakim, N., Hayati, S., Lumbu, A. A., Rahmawati, N. I., & Septiyana, L. (2019). Pemberdayaan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dalam mengembangkan ekowisata Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai. 1(2), 20. https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/JPM/article/view/1760
Harwood, S. (2010). Planning for community based tourism in a remote location. Sustainability, 2(7), 1909–1923. https://doi.org/10.3390/su2071909
Ik, M., H., Y., A, B., & D, P. (2018). Local Indigenous branding: Bali ecological tourism village. International Journal of Scientific and Research Publications, 8(1), 8.
Insch, A. (2011). Conceptualization and anatomy of green destination brands. International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, 5(3), 282–290. https://doi.org/10.1108/17506181111156970
Karlina, E. (2015). Strategi pengembangan ekowisata mangrove di kawasan pantai Tanjung Bara, Kutai Timur, Kalimatan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 12(2), 191–208. https://doi.org/10.20886/jphka.2015.12.2.191-208
Kementerian Perikanan dan Kelautan, A. (2019, Oktober). Zonasi Ekosistem hutan mangrove. https://kkp.go.id/djprl/artikel/14410-zonasi-ekosistem-hutan-mangrove
Lonn, P., Mizoue, N., Ota, T., Kajisa, T., & Yoshida, S. (2018). Evaluating the Contribution of community-based ecotourism (cbet) to household income and livelihood changes: a case study of the chambok cbet program in cambodia. Ecological Economics, 151, 62–69. https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2018.04.036
Manu, I., Kuuder, C.-J., & Wuleka, W. (2012). Community-based ecotourism and livelihood enhancement in Sirigu, Ghana .pdf. International Journal of Humanities and Social Science, 2(8), 97.
Mearns, K. (2015). Applying sustainable tourism indicators to community-based ecotourism ventures in Southern Africa. Athens Journal of Tourism, 2(3), 179–194. https://doi.org/10.30958/ajt.2-3-4
Mensah, I. (2017). Benefits and challenges of community-based ecotourism in park-fringe communities: the case of mesomagor of kakum national park, Ghana. Tourism Review International, 21(1), 81–98. https://doi.org/10.3727/154427217X14866652018947
Mohajan, H. K. (2018). Qualitative research methodology in social sciences and related subjects. Journal of Economic Development, Environment and People, 7(1), 23. https://doi.org/10.26458/jedep.v7i1.571
Pesona Siak—The Official Guide of Siak Regency. (2019). http://pesonasiak.id/
Prasetyo, A., Santoso, N., & Prasetyo, L. B. (2017). Kepekaan lingkungan ekosistem mangrove terhadap tumpahan minyak di Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 14(2), 91–98. https://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/3036
Punch, K. F. (2013). Introduction to social research: quantitative and qualitative approaches. SAGE Publications. https://books.google.co.id/books?id=G2fOAgAAQBAJ
Purbaningrum, C. W. D. (2018). Community-based ecotourism as an alternative to the development of vocational tourism. TAMAN VOKASI, 6(2), 170. https://doi.org/10.30738/jtv.v6i2.4150
Putri, N. E., Hakim, N., & Yamin, M. (2016). Ecologicall footprint and biocapacity analysis for flooding prevention in South Sumatera. Jurnal Mimbar, 32(1), 58–64.
Rijal, S. (2008). Kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Makassar Tahun 2017. Jurnal Hutan Dan Masyarakat, 1, 13.
Satria, D. (2009). Strategi pengembangan ekowisata mangrove di kawasan pantai Tanjung Bara, Kutai Timur, Kalimatan Timur. Journal of Indonesian Applied Economics, 3(1), 1–2009. https://doi.org/10.21776/ub.jiae.2009.003.01.5
Siak, S., & Siak, P. (2019). Peta jalan (roadmap) siak kabupaten Hijau – Jikalahari. http://jikalahari.or.id/kabar/peta-jalan-roadmap-siak-kabupaten-hijau/
Trisakti, F. A., & Alifahmi, H. (2018). Destination brand storytelling: analisis naratif video the journey to a wonderful world kementerian pariwisata. Jurnal Komunikasi Indonesia, 7(1), 73–86. https://doi.org/10.7454/jki.v7i1.9692
Wahyudi, I. (2017). Konsep pengembangan pariwisata. INSPIRE Consulting. http://cvinspireconsulting.com/konsep-pengembangan-pariwisata/
What Is Ecotourism. (2018). The international ecotourism society. https://ecotourism.org/what-is-ecotourism/
Widana, I. (2019, Juni 3). Berhasil menjadikan siak hijau, bupati alfedri berbicara di forum dunia. GoRiau.com. https://www.goriau.com/berita/baca/berhasil-menjadikan-siak-hijau-bupati-alfedri-berbicara-di-forum-dunia.html
World Tourism Organization, U. N. (2002). The world ecotourism summit final report (world). https://www.e-unwto.org/doi/pdf/10.18111/9789284405503
Yaman, A. R., & Mohd, A. (2004). Community-based ecotourism- a new proposition for sustainable development and environmental conservation in Malaysia.pdf. Journal of Applied Sciences, 4(4).
Zul, Z. (2017). Bupati Syamsuar launching kawasan eco tourism hutan mangrove sungai rawa—berita Riau terkini. http://riaugreen.com/view/Siak/24193/Bupati-Syamsuar-Launching-Kawasan-Eco-Tourism-Hutan-Mangrove-Sungai-Rawa.html#.XkoO3RMzZE4
DOI: https://doi.org/10.24198/prh.v6i2.26018
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Toni Hartono, Febby Amelia Trisakti, Ihda Fuadiah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
PRofesi Humas Indexed by:
Editorial Office of PRofesi Humas:
Faculty of Communication Science, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia 45363
WA: +6282316731181 (Chat Only)
Telephone: +62227796954
Faxmile: +62227794122
Email: jurnal.profesihumas.fikom@unpad.ac.id
PRofesi Humas Supervised by:
View My Stats