Email this article 
Fleksibilitas interpretatif teknologi web 2.0 bagi pengelola media sosial instansi pemerintah
Abstract
Teknologi Web 2.0 sebagai web partisipatif ditandai kehadiran media sosial yang memiliki jangkauan luas dan cepat, serta melibatkan penggunanya. Saat ini, media sosial dimanfaatkan untuk menjalankan komunikasi publik kementerian/lembaga pemerintah. Media sosial instansi pemerintah seharusnya menawarkan interaksi antara instansi pemerintah dengan masyarakat sesuai tipologi Web 2.0 dan sebagai ruang layanan publik. Pengelolaan media sosial juga strategis dalam menjaga reputasi instansi pemerintah. Pengelolaan media sosial di kementerian/lembaga pemerintah umumnya dijalankan oleh kehumasan dengan menunjuk tim atau seorang pengelola/admin media sosial. Penelitian ini melihat bagaimana pengelola/admin media sosial kementerian/lembaga pemerintah sebagai kelompok sosial relevan (pengguna) menginterpretasikan teknologi Web 2.0, dalam hal ini media sosial, berdasarkan perspektif Social Construction of Technology (SCOT). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruksionisme, Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam kepada tiga pengelola/admin media sosial di tiga kementerian dan lembaga yang berbeda. Hasil penelitian menggambarkan pengelola/admin media sosial kementerian/lembaga pemerintah memiliki fleksibilitas interpretatif yang sama dalam menggunakan media sosial, namun berbeda dari cara kerjanya. Interpretasi ini terkait penggunaan ruang interaksi dalam merespon komentar warganet. Perbedaan cara penggunaan terkait dengan konteks yang lebih luas, yaitu kultur organisasi, pemahaman akan struktur lain, serta kondisi politik yang sedang berkembang. Penelitian ini memberikan rekomendasi bagi pengembangan konsep SCOT pada penggunaan media sosial kementerian/lembaga pemerintah bagi kelompok sosial relevan lainnya, yaitu pengamat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arora, P. (2012). Typology of Web 2.0 spheres: understanding the cultural dimensions of social media spaces. Current Sociology, 60(5), 599–618. https://doi.org/10.1177/0011392112440439
Barassi, V., & Treré, E. (2012). Does Web 3.0 come after Web 2.0? Deconstructing theoretical assumptions through practice. New Media and Society, 14(8), 1269–1285. https://doi.org/10.1177/1461444812445878
Binsar, A., & Salamah, U. (2018). Anticipating the Post human era in public relations. 2nd Indonesia International Graduate Conference on Communication (Indo-IGCC) Proceeding, 373–392.
Brummette, J., & Fussell, H. (2015). Public relations review using twitter as a means of coping with emotions and uncontrollable crises. Public Relations Review, 41(1), 89–96. https://doi.org/10.1016/j.pubrev.2014.10.009
Bryman, A. (2012). Social research methods (4th editio). New York: Oxford University Press Inc.
Chen, Y.-T., Liu, C.-H., & Wong, R. (2007). The adoption of synchronous and asynchronous media in the teaching of a second language. Issues In Information Systems, VIII(1), 217–223. https://doi.org/10.48009/1_iis_2007_217-223
Criado, J. I., Sandoval-Almazan, R., & Gil-Garcia, J. R. (2013). Government innovation through social media. Government Information Quarterly, 30(4), 319–326. https://doi.org/10.1016/j.giq.2013.10.003
Fuchs, C., Hofkirchner, W., Schafranek, M., Raffl, C., Sandoval, M., & Bichler, R. (2010). Theoretical foundations of the web: cognition, communication, and co-operation. towards an understanding of web 1.0, 2.0, 3.0. Future Internet, 2(1), 41–59. https://doi.org/10.3390/fi2010041
Fulk, J., & Yuan, Y. C. (2017). Social construction of communication. The International Encyclopedia of Organizational Communication, 1, 1–19. https://doi.org/10.1002/9781118955567.wbieoc190
Galbin, A. (2014). An introduction to social constructionism. Social Research Reports, 6(26), 82–92.
Humphreys, L. (2006). Reframing social groups, closure, and stabilization in the social construction of technology. Social Epistemology, March 2014, 37–41. https://doi.org/10.1080/02691720500145449
Jordan, R. (2018). Cerita admin Jokowi dibebastugaskan gegara tweet jkt48. Detik.Com. https://news.detik.com/berita/d-4024449/cerita-admin-jokowi-dibebastugaskan-gegara-tweet-jkt48
Kartika Sari, D., & Dkk. (2015). Information and communication technology dan literasi media digital. In Aspikom. https://books.google.co.id/books/about/Information_and_communication_technology.html?id=4PizDAEACAAJ&redir_esc=y
Kartikawangi, D. (2020). Focus group based evaluation of social media usage in Indonesia’s digital government. Asian Journal for Public Opinion Research, 8(1), 41–58. https://doi.org/10.15206/ajpor.2020.8.1.41
Khan, G. F. (2017). Social media for government. a practical guide to understanding, implementing, and managing social media tools in the public sphere. https://doi.org/10.1007/978-981-10-2942-4
Klein, H. K., & Kleinman, D. L. (2002). The social construction of technology: structural considerations. Science Technology and Human Values, 27(1), 28–52. https://doi.org/10.1177/016224390202700102
Kominfo. (2018). Memaksimalkan penggunaan media sosial dalam lembaga pemerintah. Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika. http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf
Kurniasih, N. (2016). Penggunaan media sosial bagi humas di lembaga pemerintah (Issue September 2013). https://doi.org/10.13140/RG.2.2.15820.41609
Lin, H., Fan, W., & Chau, P. Y. K. (2014). Determinants of users’ continuance of social networking sites: A self-regulation perspective. Information and Management, 51(5), 595–603. https://doi.org/10.1016/j.im.2014.03.010
Mojo. (2018). Kesalahan admin twitter akun pemerintah. Tirto.Id. https://tirto.id/kesalahan-admin-twitter-akun-pemerintah-cKBM
Octavianto, A. W. (2014). Strukturasi giddens dan social construction of technology (scot) sebagai pisau analisis alternatif penelitian sosial atas teknologi media baru. Ultima Comm, VI(2), 41–57.
Patel, K. (2013). Incremental journey for world wide web: introduced with web 1.0 to recent web 5.0 – a survey paper. International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering, 3(10), 410–417. http://www.ijarcsse.com/docs/papers/Volume_3/10_October2013/V3I10-0149.pdf
Petrescu, M., & Korgaonkar, P. (2011). Viral advertising: definitional review and synthesis. Journal of Internet Commerce, 10(3), 208–226. https://doi.org/10.1080/15332861.2011.596007
Prastowo, F. A. A. (2020). Pelaksanaan fungsi pokok humas pemerintah pada lembaga pemerintah. Profesi Humas, 5(1), 17–31. https://doi.org/10.24198/prh.v5i1.23721
Savic, M. (2021). From musical.ly to tiktok: social construction of 2020’s most downloaded short-video app. International Journal of Communication, 15, 3173–3194.
Song, C., & Lee, J. (2016). Citizens use of social media in government, perceived transparency, and trust in government. Public Performance and Management Review, 39(2), 430–453. https://doi.org/10.1080/15309576.2015.1108798
Weill, P., Apel, T., Woerner, S. L., & Banner, J. S. (2019). It pays to have a digitally savvy board. mit sloan management review, cambridge, 60(3), 41–45.
Wright, D. K., & Hinson, M. D. (2009). An updated look at the ımpact of social media on public relations practice. Public Relations Journal, 3(2), 1–27. http://www.instituteforpr.org/iprwp/wp-content/uploads/Wright_Hinson_PR_Miami.pdf
DOI: https://doi.org/10.24198/prh.v6i2.28623
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Kunti Puspitasari, Irwansyah Irwansyah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
PRofesi Humas Indexed by:
Editorial Office of PRofesi Humas:
Faculty of Communication Science, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia 45363
WA: +6282316731181 (Chat Only)
Telephone: +62227796954
Faxmile: +62227794122
Email: jurnal.profesihumas.fikom@unpad.ac.id
PRofesi Humas Supervised by:
