Fungsi public relations pada strategi merek Inspira TV dalam membangun brand perusahaan
Abstract
Persaingan industri pertelevisian semakin ketat dan memaksa para pelaku industri untuk dapat menciptakan merek perusahaan yang kuat untuk dapat memimpin pasar dan mencapai tujuan pemasaran. Maka dari itu diperlukan strategi merek untuk mewujudkan hal tersebut. Inspira TV sebagai televisi digital yang baru hadir di tengah masyarakat memerlukan strategi merek untuk memperkuat mereknya sebagai stasiun televisi digital yang inspiratif dan positif. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi public relations dalam kelima tahapan strategi merek yaitu tahap perencanaan, tahap memposisikan merek, tahap pengenalan merek perusahaan, tahap manajemen merek dan tahap menjaga merek. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi PR dalam tahap perencanaan Inspira TV diawali dengan menentukan target sasaran, melakukan riset pasar, penyampaian informasi dan membangun hubungan internal kemudian terbentuk strategi merek Inspira TV, fungsi PR pada tahap memposisikan merek dilakukan dengan menetapkan perbedaan program Inspira TV dan TV lain kemudian dibangun melalui market positioning dan brand image positioning, fungsi PR dalam tahap mengenalkan merek perusahaan adalah dengan mensosialisasikan perusahaan berserta produknya melalui strategi on air, off air, online dan pelaksanaan kegiatan sosial dengan tujuan untuk menciptakan citra positif dan dukungan publiknya, fungsi PR dalam tahap manajemen merek adalah dengan melakukan Customer Relation Management (CRM) dan media relations, fungsi PR dalam tahap menjaga merek adalah dengan mendaftarkan merek secara hukum, menjaga kualitas program dan menjaga citra perusahaan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, A., & Puspitasari, L. (2018). Media televisi di era Internet. ProTVF: Jurnal Kajian Televisi dan Film, 101-110.
Abimbola, T. (2010). Brand strategy as a paradigm for marketing competitiveness. Journal Of Brand Management, 177-179.
Aminudin, A. (2016). Implementasi regulasi sistem stasiun jaringan (Analisis Ekonomi Politik Media Pada RCTI Network Banten). Journal Communication, 7(1), 47–62. https://doi.org/10.5151/cidi2017-060
Budiati, I., Susianto, Y., Ponco, W., Ayuni, S., Reagan, H. A., Larasaty, P., Saputri, V. G. (2018). Buku profil generasi milenial Indonesia. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Gemiharto, I., Abdullah, A., & Puspitasari, L. (2017). Kajian kritis tayangan televisi favorit kelas menengah perkotaan. Jurnal Kajian Televisi Dan Film, 1(1) 13-29.
Haryono, C. G. (2015). Program Sahur di televisi: Konspirasi “Indah Nan Mempesona” antara kapitalisme dan industri budaya populer. Jurnal Bricolage, 1(1), 114–127.
Jaques, T. (2017). Issue management and crisis management:an integrated, non-linear, relational construct. Public relations Review, 147-157.
Keller, K. L. (2013). Strategic brand management, building, measuring, and managing brand equity. New Jersey: Person Education.
Kutanto, H. (2017). Strategi programming dalam pengemasan program “Hafiz Indonesia 2015” RCTI untuk memperoleh rating share tinggi. Communication, VIII(2), 41–63.
Moleong, L. J. (2012). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Morissan. (2008). Manajemen public relations: strategi menjadi humas profesional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Partao, Z. A. (2006). Media relations, strategi meraih dukungan publik. Jakarta: Indeks.
Rangkuti, F. (2009). The power of brands. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama’.
RG. (2018, Agustus 24). Komisi penyiaran Indonesia. Dipetik Januari 13, 2020, dari http://www.kpi.go.id/
Rubiyanto. (2018). Strategi membidik ketersediaan audiens dalam industri televisi (Studi Deskriptif Tayangan Film India ANTV). Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 4(1), 83–94. https://doi.org/10.30813/bricolage.v4i01.1069
Sukmadinata, N. S. (2009). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutanto, V. W., & Alatas, S. (2015). Menyoal regulasi penyiaran digital (Studi terhadap Kepentingan Publik dalam Regulasi Televisi Digital di Indonesia). Avant Garde, 3(2), 237–249.
Suwadi. (2019). Kode Etik Jurnalistik Dan Independensi Produksi Program Televisi Investigasi. Avant Garde, 7(1), 80. https://doi.org/10.36080/avg.v7i1.852
Utami, S. P., Dida, S., & Prastowo, F. A. (2017). Strategi perencanaan public relations net. tv dalam membentuk citranya sebagai televisi masa kini. ProTVF: Jurnal Kajian Televisi dan Film, 1(1) 61-76.
Winata, D. K. (2018, Juli 25). Media Indonesia. Diambil kembali dari https://mediaindonesia.com
Yuanzhong, X. (2005). A study on the relationship between public relations and brand strategy. DiVa Portal.
Yulianita, N. (2007). Dasar-dasar public relations. Bandung: P2U - LPPM UNISBA.
DOI: https://doi.org/10.24198/ptvf.v4i1.24032
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Putri Aprilia, Hanny Hafiar, Priyo Subekti

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
ProTVF Indexed by:
Editorial Office of ProTVF:
Faculty of Communication Science, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia 45363
WhatsApp: +6285189714299 (Anggi Lestari)
Telephone: +62227796954
Faximile: +62227794122
E-mail: jurnalprotvfunpad@gmail.com
ProTVF Supervised by:
View My Stats



.jpg)












