Implikasi genre film dan pemahaman penonton film tuna netra di “Bioskop Harewos”

Cut Meutia Karolina, Eni Maryani, Dian Wardiana Sjuchro

Abstract


Film memiliki variasi yang cukup beragam.  Keberagaman ini biasa dikenal dengan istilah genre.  Variasi genre pada film tentunya memberi sensasi yang bervariasi pula terhadap penonton, salah satunya pada penonton tuna netra.  “Bioskop Harewos”, sebagai wadah menonton film bagi tuna netra memiliki model komunikasi yang unik, hal ini pula menjadi faktor keunikan pemahaman dalam menonton film berbagai genre karena film juga akan dibubuhi oleh deskripsi dari pembisik (Visual reader).  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tentang sistem/pola penentuan genre film yang dipilih pada setiap pemutaran di “Bioskop Harewos”; hambatan komunikasi pada setiap genre film yang diputar di “Bioskop Harewos”; dan pentingnya genre yang tepat bagi penonton film tuna netra di “Bioskop Harewos”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.  Beberapa konsep yang digunakan pada penelitian ini berkaitan dengan film, tuna netra, dan efektivitas komunikasi.  Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam penentuan genre film yang akan tayang pada sebuah pemutaran, pengelola “Bioskop Harewos” lebih mengutamakan moment atau tema yang diangkat pada pemutaran untuk menyesuaikan genre film yang dianggap paling cocok untuk diputar.  Perizinan film dan pengalaman pernah atau belum pernah pada suatu genre film ditayangkan di “Bioskop Harewos” juga menjadi pertimbangan, namun bukanlah komponen utama sampingan.  Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa penonton tuna netra di “Bioskop Harewos” mengalami berbagai kendala atau hambatan komunikasi pada setiap genre film yang ditonton.  Hambatan terbesar muncul dari film ber-genre thriller dan horror.  Genre merupakan komponen yang cukup penting dalam keefektifan pemahaman penonton film tuna netra di “Bioskop Harewos”.

Keywords


Film; genre; hambatan komunikasi; pembisik; tuna netra

Full Text:

PDF

References


Alvarez, F., Sanchez, F., Hernandez-Peñaloza, G., Jimenez, D., Menendez, J. M., & Cisneros, G. (2019). On the influence of low-level visual features in film classification. PLoS ONE, 14(2), 1–29. https://doi.org/https://doi.org/10.1371/journal.pone.0211406

Barza, S., & Memari, M. (2014). Movie genre preference and culture. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 98, 363–368. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.03.427

Cresswell, J. W. (2007). Research design: Qualitative & quantitative approaches. New York: Sage Publications.

DeVito, J. . (2011). The interpersonal communication book, 7th ed. New York: Harper Collins College.

Dita. (2019, Maret). Personal Interview.

Dwihartanti, M. (2004). Komunikasi efektif. In Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta.

Fikriyyah, W. R., & Fitria, M. (2015). Adversity quotient mahasiswa tunanetra. Jurnal Psikologi Tabularasa, 10(1), 115–128.

Hardi, A. T. (2018, July). Tonton film sesuai usiamu. Media Indonesia.

Hardi, R. F. (2014). Analisis genre film action Indonesia dalam film The Raid Redemption (2011) dan The Raid 2 Berandal (2014). Commonline Departemen Komunikasi, 4(2), 110–121.

Iqbal. (2019, 30 November). Personal Interview.

Karolina, C. M., Maryani, E., & Sjuchro, D. W. (2019). Model komunikasi ideal antara tuna netra dan visual reader dalam menonton film. Jurnal Komunikasi, 14(1), 61–74. https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol14.iss1.art4

Matamala, A., & Orero, P. (2017). Standarising audio description. Italian Journal of Special Education for Inclusion, 1, 149–155.

Mulyana, D. (2018). Metodologi penelitian kualitatif, paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslimah, N., & Wihandika, R. C. (2019). Klasifikasi film berdasarkan sinopsis dengan menggunakan improved K-Nearest Neighbor (K-NN). Jurnal Pengembangan Teknologi Dan Ilmu Komputer, 3(1), 196–204.

Permana, R. S. M., Puspitasari, L., & Indriani, S. S. (2019). Industri film Indonesia dalam perspektif sineas Komunitas Film Sumatera Utara. ProTVF: Jurnal Kajian Televisi Dan Film, 3(2), 185–199. https://doi.org/https://doi.org/10.24198/ptvf.v3i2.23667

Pratista, H. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Pratiwi, F. (2018). Kontribusi genre association picture story dalam memproduksi wacana kebangsaan pada film dokumenter Epic Van Java dan Etanan. ProTVF: Jurnal Kajian Televisi Dan Film, 2(2), 191–207. https://doi.org/https://doi.org/10.24198/ptvf.v2i2.20821

Putri, N. E., Hakim, N., & Yamin, M. (2016). Ecologicall footprint and biocapacity analysis for flooding prevention in South Sumatera. Jurnal Mimbar, 32(1), 58–64.

Putra. (2019, Maret). Personal Interview.

Rayner, P., W, P., & Stephen, K. (2004). Media studies: The essential introduction. New York: Routledge.

Rizky, M. Y., & Stellarosa, Y. (2018). Preferensi penonton terhadap film Indonesia. Communicare, 4(1), 15–34.

Robby. (2019, Maret). Personal Interview.

Satria, B. R., & Rinaldy, R. (2019). Sikap penonton terhadap film nasionalisme (Jenderal Soedirman). ProTVF: Jurnal Kajian Televisi Dan Film, 3(2), 200–212. https://doi.org/https://doi.org/10.24198/ptvf.v3i2.21613

Sterin, J. C. (2012). Mass media revolution. New York: Pearson.

Stokes, J. (2007). How to do media and cultural studies: Panduan untuk melaksanakan penelitian dalam kajian media dan budaya. Yogyakarta: Bentang.

Widharma, W. (2017, May). Klasifikasi genre dalam film. Csinema.




DOI: https://doi.org/10.24198/ptvf.v4i1.25035

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2020 Cut Meutia Karolina, Eni Maryani, Dian Wardiana Sjuchro

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

ProTVF Indexed by:

    

Editorial Office of ProTVF:

Faculty of Communication ScienceUniversitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia 45363
WhatsApp: +6283111519064 (Anggi Lestari)

Telephone: +62227796954
Faximile: +62227794122
E-mail: jurnalprotvfunpad@gmail.com


 

ProTVF Supervised by:

View My Stats