Melacak keberadaan ideologi pada film Cahaya dari Timur: Beta Maluku

Laksmi Rachmaria

Abstract


Posisi Indonesia sebagai negara multikultur membuatnya rentan terhadap ancaman separatisme dan konflik komunal berbasis suku, agama, dan antargolongan. Maluku merupakan sebuah tempat di mana pernah terjadi tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah bangsa Indonesia. Tak hanya merenggut korban dari kalangan laki-laki dewasa, konflik komunal ini juga merenggut masa depan anak-anak yang berada di tengah–tengah kelompok yang bertikai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana wacana resiliensi ditampilkan pada film Cahaya dari Timur: Beta Maluku. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough. Analisis wacana kritis merupakan salah satu cara untuk membongkar adanya sebuah ketidakberesan di masyarakat. Film ini merupakan sebuah film drama yang diangkat dari kisah nyata tentang bagaimana sepak bola dapat mengobati jiwa anak-anak yang terluka akibat konflik komunal yang terjadi di Maluku. Teks merupakan sebuah situs perjuangan sosial yang berusaha mencairkan dan melacak keberadaan ideologi. Menganalisis wacana secara kritis pada hakikatnya adalah menganalisis tiga dimensi wacana secara integral, yakni taks-teks bahasa, praksis kewacanaan, dan praksis sosiokultural. Hasil penelitian: pada level teks film Cahaya dari Timur: Beta Maluku menggambarkan bagaimana kondisi anak-anak korban konflik komunal Maluku untuk bangkit dari keterpurukan, berjuang mengobati luka batin akibat konflik komunal. Pada level praksis kewacanaan menekankan tentang kegagalan pemerintah dalam melakukan rehabilitasi sosial masyarakat. Level sosiokultural masyarakat sesungguhnya merupakan korban dari politisasi agama. Ideologi Pela-Gandong merupakan kultur khas Maluku sebagai sarana penyelesaian konflik komunal.


Keywords


Teks; ideologi; film; wacana; konflik komunal

Full Text:

PDF

References


Braithwaite, J., Braithwaite, V., Cookson, M. (2010). Anomie and violence: non-truth and reconciliation in Indonesia Peacebuilding. Australian National University Press.

Fairclough, N. (2010). Critical discourse analysis the critical study of language (second). Pearson Education Limited.

Hamad, I. (2007). Lebih dekat dengan analisis wacana. MediaTor, 8(2), 325–344.

Haryatmoko. (2016). Critical discourse analysis (analisis wacana kritis) landasan teori, metodologi dan penerapan. Kanisius.

Hitiyahubessy, A. A. & Utami, M.S. S. (2015). Resiliensi perempuan korban konflik ambon. Prediksi, Kajian Ilmian Psikologi, 4(1), 19–32.

Imam Y. P. (2011). Pergeseran peran ideologi dalam partai politik. Jurnal Ilmu Politik Dan Ilmu Pemerintahan, 1(1), 30–40.

Maulany, S. P., & Abdullah, A. (2019). Pemberitaan film A Man Called Ahok dan film 212 di media online. ProTVF, 3(2), 155. https://doi.org/10.24198/ptvf.v3i2.22940

Muqoyyidin, A. W. (2012). Potret konflik bernuansa agama di Indonesia (signifikansi model resolusi berbasis teologi transformatif). Analisis: Jurnal Studi Keislaman, XII(2), 315–340.

Rahawarin, Y. (2017). Kerjasama antar umat beragama: studi rekonsiliasi konflik agama di Maluku dan Tual. Kalam, 7(1), 95. https://doi.org/10.24042/klm.v7i1.451

Rahawarin, Y., & Ambon, U. P. (2013). kerjasama antar umat beragama: studi rekonsiliasi konflik agama di Maluku dan Tual. Kalam: Jurnam Studi Agama Dan Pemikiran Islam, 7(1), 95–120.

Rachmaria, L. (2018). Interview Irfan Ramly, Script Writer.

Rudiansyah, D. (2016). Dimensi sosio-politik konflik Ambon. Jurnal Sosiologi Reflektif, 10(1), 161. https://doi.org/10.14421/jsr.v10i1.1143

Sahid; Rubianti, F.; Mubarok, H.; Wahyuningroem, S. L.; Bagir, Z. A.; Rafsadie, I. (2018). Keluar dari ekstrimisme delapan kisah: hijrah” dari kekerasan menuju binadamai (D. A. Kartika, Ihsan Ali-Fauzi (ed.); 1st ed.). Pusad Studi Agama dan Demokrasi, Yayasan Wakaf Paramadina.

Satria, B. R., & Rinaldy, R. (2019). Sikap penonton terhadap film nasionalisme (Jenderal Soedirman). ProTVF, 3(2), 200. https://doi.org/10.24198/ptvf.v3i2.21613

Setiyanto, A. (2018). Kisah mereka, korban konflik Maluku. Independen.Id. http://independen.id/read/orang/581/kisah-mereka-korban-konflik-maluku/

Syaukat, R., & Imanjaya, E. (2011). Film sebagai media social marketing: Yasmin Ahmad berjualan ide multikulturalisme Rosidah Syaukat; Ekky Imanjaya. Humaniora, 2(1), 634–642.

Syukron, B. (2017). Agama dalam pusaran konflik. Ri’ayah, 02(01).

Tualeka, H. (2011). Kearifan lokal pela-gandong di lumbung konflik. El Harakah Jurnal Budaya Islam, 13(2). http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/457/pdf

Wachidah, S., & Fauzan, U. (2018). Analisis wacana kritis model Fairclough. The First Educational Linguistics Conference, 1(2), 524. https://doi.org/10.5296/ijl.v6i4.6147




DOI: https://doi.org/10.24198/ptvf.v4i2.26283

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2020 Laksmi Rachmaria

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

ProTVF Indexed by:

    

Editorial Office of ProTVF:

Faculty of Communication ScienceUniversitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia 45363
WhatsApp: +6283111519064 (Anggi Lestari)

Telephone: +62227796954
Faximile: +62227794122
E-mail: jurnalprotvfunpad@gmail.com


 

ProTVF Supervised by:

View My Stats