Analisis semiotika Roland Barthes mengenai pseudobulbar affect dalam film Joker

Muhammad Alif Agisa, Fardiah Oktariani Lubis, Ana Fitriana Poerana

Abstract


Sebuah film pastilah mempunyai pesan-pesan serta makna yang akan disampaikan kepada penotonnya. Pesan dan makna tersebut tidak selalu terlihat secara langsung, dan berbeda penafsirannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos dari pseudobulbar affect (PBA) tokoh Arthur Fleck dalam film Joker. Film Joker mengisahkan seorang komedian bernama Arthur Fleck yang mengidap penyakit pseudobulbar affect (PBA), yaitu gangguan neurologis yang menyebabkan penderita kehilangan kontrol emosi secara sementara. Arthur Fleck adalah seorang pria dewasa dengan berbagai masalah yang menimpanya, sehingga membuat Arthur menjadi penjahat yang bernama Joker. Analisis semiotika Roland Barthes adalah teknik analisis yang peneliti gunakan. Peneliti menggunakan rekaman video film Joker sebagai sumber data, kemudian dilanjutkan dengan pemilihan beberapa adegan yang berkaitan dengan pseudobulbar affect. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes untuk mencari makna denotasi, konotasi, serta mitos yang ada pada adegan tersebut. Diperoleh hasil bahwa makna denotasi dalam film ini adalah mengisahkan seorang komedian bernama Arthur Fleck yang mengidap penyakit pseudobulbar affect (PBA) dengan berbagai masalah yang menimpanya sehingga membuat ia menjadi seorang penjahat yang bernama Joker. Makna konotasinya adalah tertawa Arthur Fleck yang tidak dapat ia kendalikan, diartikan oleh orang-orang sekitarnya sebagai cemoohan, gangguan, hingga ancaman. Mitosnya adalah stigma masyarakat yang negatif terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), membuat ODGJ kesulitan untuk berinteraksi secara sosial, dijauhi, dan diolok-olok.


Keywords


Semiotika; Roland Barthes; pseudobulbar affect; film; Joker

Full Text:

PDF

References


Abdi, A. P. (2019). Kemenkes Sebut Masalah Kesehatan Jiwa Perlu Disikapi Serius. Retrieved May 6, 2020, from Tirto.Id website: https://tirto.id/kemenkes-sebut-masalah-kesehatan-jiwa-perlu-disikapi-serius-diuR

Adrian, K. (2019). Kenali Tiga Jenis Gangguan Kecemasan dan Gejalanya. Retrieved May 6, 2020, from Www.Alodokter.Com website: https://www.alodokter.com/kenali-tiga-jenis-gangguan-kecemasan-dan-gejalanya

Agung, S. (2015). Membaca Makna di Balik Bahasa Tubuh Menggerak-gerakkan Kaki Saat Duduk. Retrieved May 6, 2020, from Detik Health website: https://health.detik.com/ulasan-khas/d-2996020/membaca-makna-di-balik-bahasa-tubuh-menggerak-gerakkan-kaki-saat-duduk/2/#news

Ahmed, A., & Simmons, Z. (2013). Pseudobulbar affect: Prevalence and management. Therapeutics and Clinical Risk Management, 9(1), 483–489.

Ardianto, E., Komala, L., & Karlinah, S. (2014). Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Aroshas, T. (2018). It’s Not What It Looks Like: My Life with Pseudobulbar Affect (PBA). Retrieved May 6, 2020, from Healthline website: https://www.healthline.com/health/pba/portraits-of#1

Bachtiar, A. (2017). Sejarah Kelam Badut, Sudah Horor Sejak Dulu. Retrieved May 6, 2020, from Kumparan website: https://kumparan.com/absal-bachtiar/sejarah-kelam-badut-memang-horor-sejak-dulu

Choresyo, B., Nulhaqim, S. A., & Wibowo, H. (2015). Kesadaran Masyarakat Terhadap Penyakit Mental. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(3). https://doi.org/10.24198/jppm.v2i3.13587

Colamonico, J., Formella, A., & Bradley, W. (2012). Pseudobulbar Affect: Burden of Illness in the USA. Advances in Therapy, 29(9), 775–798. https://doi.org/10.1007/s12325-012-0043-7

Crumpacker, D. W., & Engelman, W. A. (2014). Identifying Pseudobulbar Affect in Alzheimer’s Disease and Dementia. US Neurology, 10(01), 10. https://doi.org/10.17925/usn.2014.10.01.10

Elder, A. (2018). 4 Ways PBA Has Affected My Life. Retrieved May 6, 2020, from https://www.healthline.com/health/pba/amy-elder#1

Elder, P. (2018). To Others Caring for Someone with Pseudobulbar Affect (PBA): Have Empathy. Retrieved May 6, 2020, from https://www.healthline.com/health/pba/caregiver-letter#1

Gea, A. A. (2013). Psychological Disorder Perilaku Abnormal: Mitos dan Kenyataan. Humaniora, 4(1), 692. https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i1.3479

IMDB. (2019). Joker. Retrieved from https://www.imdb.com/title/tt7286456/

Kemendikbud RI, B. P. dan P. B. (2016). Hasil Pencarian - KBBI Daring. Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Retrieved from https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/adil

Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi.

Lektur ID. (2020). Tepuk Tangan Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Retrieved May 30, 2020, from Lektur.ID website: https://lektur.id/arti-tepuk-tangan/

Lubis, N., Krisnani, H., & Fedryansyah, M. (2014). Pemahaman Masyarakat Mengenai Gangguan Jiwa Dan Keterbelakangan Mental. Share : Social Work Journal, 4(2). https://doi.org/10.24198/share.v4i2.13073

Muhyidin, M. (2008). Merajut Kebahagiaan dan Kesuksesan dengan Air Mata Spiritual. Bandung: Mizan Pustaka.

Nida, F. L. K. (2014). Persuasi Dalam Media Komunikasi Massa. Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam “AT-TABSYIR.”

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pane, M. D. C. (2019). Ini Penyebab Napas Berat yang Sering Anda Rasakan. Retrieved May 6, 2020, from https://www.alodokter.com/ini-penyebab-nafas-berat-yang-sering-anda-rasakan

Putra, A., & Suhadianto, S. (2017). Kecenderungan Kepribadian Neurotisme Dan Perilaku Merokok. Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 6(2), 111–120. https://doi.org/10.30996/persona.v6i1.1300

Putro, B. D. (2018). Stigmatisasi Gangguan Jiwa. Bali: Universitas Udayana.

Rosen, & Cummings. (2007). A Real Reason For Patients With Pseudobulbar Affect To Smile. Annals of Neurology, 61(2), 92–96

Rusmana, D. (2005). Tokoh dan Pemikiran Semiotika. Bandung: Tazkia Press.

Seto, I. W. (2018). Semiotika komunikasi: aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sobur, A. (2003). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sobur, A. (2015). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framming. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sovitriana, R. (2019). Dinamika Psikologis Kasus Penderita Skizofrenia. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Subu, M. A., Waluyo, I., Nurdin, A. E., Priscilla, V., & Aprina, T. (2018). Stigma, Stigmatisasi, Perilaku Kekerasan dan Ketakutan diantara Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Indonesia: Penelitian Constructivist Grounded theory. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 30(1), 53. https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2018.030.01.10

Sutorini, M. P., Alif, M., & Sarwani, S. (2019). Semiotika Gender dalam Film Brave. ProTVF, 3(1), 101. https://doi.org/10.24198/ptvf.v3i1.21246

Vera, N. (2014). Semiotika Dalam Riset Komunikasi. In Bogor: Ghalia Indonesia (Vol. 8). Bogor: Ghalia Indonesia.

Wolipop. (2013). 8 Gaya Tertawa yang Bisa Dipakai untuk Menebak Isi Pikiran Orang. Retrieved May 6, 2020, from Wolipop website: https://wolipop.detik.com/love/d-2241505/8-gaya-tertawa-yang-bisa-dipakai-untuk-menebak-isi-pikiran-orang




DOI: https://doi.org/10.24198/ptvf.v5i1.29064

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2021 Muhammad Alif Agisa, Fardiah Oktariani Lubis, Ana Fitriana Poerana

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

ProTVF Indexed by:

    

Editorial Office of ProTVF:

Faculty of Communication ScienceUniversitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia 45363
WhatsApp: +6283111519064 (Anggi Lestari)

Telephone: +62227796954
Faximile: +62227794122
E-mail: jurnalprotvfunpad@gmail.com


 

ProTVF Supervised by:

View My Stats