Menggali Minangkabau dalam film dengan mise-en-scene

Herry Nur Hidayat, Bani Sudardi, Sahid Teguh Widodo, Sri Kusumo Habsari

Abstract


Sejarah perkembangan industri perfilman Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari muatan lokalitas sebagai sumber penciptaan. Sebagai salah satu etnik di Indonesia, Minangkabau diketahui telah menjadi sumber penciptaan film, bahkan sejak awal pertumbuhan industri film di Indonesia. Oleh karena beragamnya unsur keminangkabauan, tidak mudah menampilkan unsur-unsur keminangkabauan yang telah dikenal khalayak penonton. Akan tetapi, kajian sebelumnya terhadap muatan keminangkabauan dalam film seolah mengabaikan citraan visual (visual image) ini. Melalui pendekatan mise-en-scene, artikel ini menguraikan unsur-unsur keminangkabauan yang ditampilkan dalam film, baik visual maupun unsur naratifnya. Di samping itu, artikel ini juga mencoba menjawab beragam kritik etnisitas atas film bermuatan Minangkabau. Analisis difokuskan pada citraan visual unsur keminangkabauan yang berhubungan dengan tokoh dan latar sebagai pembangun aspek naratif dalam tujuh film terpilih. Hasil analisis menunjukkan bahwa citraan visual ikon-ikon Minangkabau tampak mendominasi unsur keminangkabauan dalam film, yaitu rumah gadang, rangkiang, dan pakaian. Ikon visual tersebut muncul dalam bentuk desain pelataran dan propertinya. Beberapa adegan yang menampilkan rumah gadang menunjukkan pula peran dan kedudukan mamak rumah dalam sistem kekerabatan serta representasi demokrasi di Minangkabau. Tampaknya, aspek visual unsur keminangkabauan tersebut ditampilkan untuk memperkuat latar tempat dan sosial sebagai sarana penceritaan. Di samping itu, dapat pula disampaikan bahwa tampilnya unsur keminangkabauan tidak secara mutlak menggambarkan Minangkabau.


Keywords


Minangkabau; Film; Mise-en-scene; Visual; Naratif

Full Text:

.pdf

References


Anggraini, S. N. (2016). “Aku Yang Galau”: Refleksi Film Masa Kolonial Hingga Awal Kemerdekaan. REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, Dan Animasi, 11(2), 79. https://doi.org/10.24821/rekam.v11i2.1295

Anwar, R., Sastra, A. I., & Zebua, E. (2019). Pakaian Panghulu di Nagari Gunuang Kota Padangpanjang Provinsi Sumatera Barat. Gorga Jurnal Seni Rupa, 08(2), 332–336.

Arief, M. (2016). Analisis Konteks Islam dan Budaya Minangkabau dalam Skenario Film Titian Serambut Dibelah Tujuh. Menara Ilmu, X(2), 213–216. https://doi.org/10.33559/MI.V10I73.66

Azami, Nurdin, B., Abizar, Darwis, A., Bustami, Atarmizi, … Naim, S. (1997). Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Azmi, A., & Pane, I. F. (2018). Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau pada Bangunan Perkantoran Bukittinggi. Jurnal Arsitektur Dan Perkotaan “KORIDOR,” 09(02).

Bahauddin, A., Hardono, S., Abdullah, A., & Maliki, N. Z. (2012). The Minangkabau house: Architectural and cultural elements. WIT Transactions on Ecology and the Environment, 165, 15–25. https://doi.org/10.2495/ARC120021

Branigan, E., & Buckland, W. (Eds.). (2014). The Routledge Encyclopedia of Film Theory. London - New York: Routledge.

Brown, B. (2012). Cinematography: Theory and Practice, Image Making for Cinematographers and Directors. Amsterdam • Boston • Heidelberg • London • New York • Oxford Paris • San Diego • San Francisco • Singapore • Sydney • Tokyo: Elsevier - Focal Press.

Couto, N. (2008). Budaya Visual Seni Tradisi Minangkabau. Padang: Universitas Negeri Padang Press.

Damayanti, R. A. (2018). Kebertahanan Atap Gonjong Dan Perubahan Arsitektur Di Wilayah Sumatera Barat. Jurnal Dimensi Seni Rupa Dan Desain, 15(1), 31. https://doi.org/10.25105/dim.v15i1.4195

Eneste, P. (1991). Novel dan Film. Flores: Nusa Indah.

Ernanda, E., Syafwandi, & Jupriani. (2018). Studi Bentuk, Fungsi, dan Makna Tingkuluak Adat di Sungayang. Serupa Journal of Art Education, 6(2). Retrieved from http://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/9132

Everett, W. (Ed.). (2005). European Identity in Cinema. Bristol - Portland: Intelect Ltd.

Fadhilah, S., & Dewi, E. A. S. (2017). Pola Komunikasi Tradisi Marosok antara Sesama Penjual dalam Budaya Dagang Minangkabau. Jurnal Kajian Komunikasi, 5(2), 222. https://doi.org/10.24198/jkk.v5i2.10464

Franzia, E. (2016). Identitas Virtual Masyarakat Etnis Minangkabau sebagai Wujud Eksistensi Budaya Nusantara. Proceeding Seminar Seni Budaya Antarbangsa: Koeksistensi Seni Budaya Nusantara Untuk Memperkokoh Identitas Kebangsaan, 397. Malang: Universitas Negeri Malang.

Franzia, E. (2017). Cultural Wisdom of Minangkabau Ethnic Community for Local – Global Virtual Identity. Mediterranean Journal of Social Sciences, 8(1), 325–329. https://doi.org/10.5901/mjss.2017.v8n1p325

Franzia, E., Piliang, Y. A., & Saidi, A. I. (2015a). Manifestation of Minangkabau Cultural Identity through Public Engagement in Virtual Community. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 184, 56–62. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.05.053

Franzia, E., Piliang, Y. A., & Saidi, A. I. (2015b). Rumah Gadang as a Symbolic Representation of Minangkabau Ethnic Identity. International Journal of Social Science and Humanity, 5(1), 44–49. https://doi.org/10.7763/IJSSH.2015.V5.419

Hadler, J. (2008). Sengketa Tiada Putus: Matriarkat, Reformisme Agama, dan Kolonialisme di Minangkabau. Jakarta: Freedom Institute.

Harahap, S. R. (2019). Teknik Sinematografi Dalam Menggambarkan Pesan Optimisme Melalui Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Pena Cendikia, 1(1).

Heeren, K. Van. (2012). Contemporary Indonesian Film: Spirits of Reform and Ghost from The Past. Leiden: KITLV Press.

Heide, W. van der. (2002). Malaysian Cinema, Asian Film: Border Crossings and National Cultures. Amsterdam: Amsterdam University Press.

Heider, K. G. (1991). Indonesian Cinema: National Culture on Screen. Honolulu: University of Hawaii Press.

Hoay, K. T. (1930). Melati van Agam: Produksi Paling Baru dari Tan’s Film. Panorama, 182, 27–28. Retrieved from https://jurnalfootage.net/v4/melati-van-agam-produksi-paling-baru-dari-tans-film/

Hurahmi, I. M. (2015). Tingkuluak di Nagari Koto Nan Gadang Kota Payakumbuh (Tesis). Universitas Negeri Padang, Padang.

Ibrahim, A., Sati, D. D. L., Bafirman, Yanis, M., Alimunar, Ilyas, M., & Akbar, R. (1985). Pakaian Adat Tradisional Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

ica. (2009). Angkat Pencak Silat Lewat Film “Merantau.” Retrieved from Entertainment JPNN.com website: https://www.jpnn.com/news/angkat-pencak-silat-lewat-film-merantau

Iles, T. (2008). The Crisis of Identity in Contemporary Japanese Film: Personal, Cultural, National. Leiden - Boston: Brill.

Indah, N. (2009). “MERANTAU” Kurang Filosofi Silat. Retrieved from KapanLagi.com website: https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/merantau-kurang-filosofi-silat.html

Ismael, S. (2007). Arsitektur Tradisional Minangkabau Nilai-nilai Budaya dalam Arsitektur Rumah Adat. Padang: Bung Hatta University Press.

Junus, U. (1984). Di Bawah Lindungan Ka’bah: Dialog Antara Film dan Novel. Masyarakat Indonesia, XI(2).

Kamal, M. (2013). “Harimau Tjampa”; Film Berlatar Minangkabau Pertama. Retrieved from Kompasiana website: https://www.kompasiana.com/alchemist/552e1a116ea834ee3c8b456a/harimau-tjampa-film-berlatar-minangkabau-pertama

Kato, T. (1978). Change and Continuity in the Minangkabau Matrilineal System. Indonesia, 25(25), 1–16. https://doi.org/10.2307/3350964

Khamdevi, M. (2017). Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada Rumah Makan. Jurnal Ilmiah Penelitian MarKa, 1(1), 33–38.

Kristanto, J. (2007). Katalog Film Indonesia 1926 - 2007. Jakarta: Nalar.

Lathrop, B. G., & Sutton, D. O. (2013). Elements of mis-en-scene. Film Study Journal, (2), 1–7. Retrieved from http://www.proseproductionsink.com/1102_Licata_Elements_of_Mise-en-scene_modified.pdf

Lewis, J. (2014). Essential Cinema: An Introduction to Film Analysis. Boston: Wadsworth.

Lukinbeal, C. (2005). Cinematic Landscapes. Journal of Cultural Geography, 23(1), 3–22.

Maresa, A. (2009). Estetika Simbolis Dalam Busana Pengantin Adat Minangkabau Di Padang. Jurnal Filsafat, 19(3), 255–272.

Marthala, A. E. (2013). Rumah Gadang: Kajian Filosofi Arsitektur Minangkabau. Bandung: Humaniora.

Miawruu. (2009). Film Merantau dan Silat Harimau. Retrieved from no world website: http://kucingtengil.blogspot.com/2009/08/film-merantau-dan-silat-harimau.html

Mochama, A. (2020). Interpretations of Television Aesthetics : A Mise-En-Scene Analysis in Audio- Visual Coca-Cola Commercials. International Journal of Research and Scholarly Communication, 3(1), 18–37. Retrieved from https://royalliteglobal.com/ijoras/article/view/54

Mustika, W. G., & Budiwirman, B. (2019). Analisis Fungsi dan Makna Suntiang dalam Pakaian Adat Minangkabau. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 8(2), 315–319. https://doi.org/10.24114/gr.v8i2.14712

Musyafir, Lembah, G., & Kangiden, N. (2017). Ekranisasi Novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck ke dalam Film (Pendekatan Struktural). BAHASANTODEA, 5(2), 76–84.

Nakamura, S. (2001). A Study of Regional Variations of Rumah Gadang Types in the Core of Minangkabau Area. Journal of Architecture Planning Environment, (550), 185–192.

Navis, A. A. (1984). Alam Terkembang Jadi Guru: Adat Dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Press.

Noviandi, F. (2013). Hanung Bramantyo: Stop Pemutaran Film Cinta Tapi Beda. Retrieved October 20, 2019, from Liputan6.com website: https://www.liputan6.com/showbiz/read/481065/hanung-bramantyo-stop-pemutaran-film-cinta-tapi-beda

Oktora, N., & Adriani, A. (2019). Studi Batik Tanah Liek Kota Padang. Gorga Jurnal Seni Rupa, 8(1), 129. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.12879

Permana, R. S. M., Puspitasari, L., & Indriani, S. S. (2019). Industri film Indonesia dalam perspektif sineas Komunitas Film Sumatera Utara. ProTVF, 3(2), 185–199. https://doi.org/10.24198/ptvf.v3i2.23667

Prasetya, L. E., & Adi, S. M. (2011). Makna dan Filosofi Ragam Hias Pada Rumah Tradisional Minangkabau di Nagari Pariangan Tanah Datar. Seminar Nasional “Kearifan Lokal Dalam Keberagaman Untuk Pembangunan Indonesia“, 59–70. Medan: Departemen Aarsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Priyambodo, A. (2018, November 13). Film Cinta Tapi Beda Diseret ke Jalur Hukum, Ada Apa? Retrieved October 20, 2019, from okecelebrity website: https://celebrity.okezone.com/read/2018/11/17/206/1979281/film-cinta-tapi-beda-diseret-ke-jalur-hukum-ada-apa

Putri, J. D. (2015). Konstruksi Makna Marosok Dalam Transaksi Jual Beli Ternak di Desa Cubadak Kabupaten Tanah Datar. Jom FISIP, 2(1), 1–15. Retrieved from https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/4917

Rahman, A., Sami, Y., & Hafiz, A. (2019). Simbol-Simbol Minangkabau dalam Karya Seni Lukis. Serupa The Journal of Art Education, 6(1). Retrieved from http://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/8242

Ralie, S. S. C., Winandari, M. I. R., & Handjajanti, S. (2019). Arsitektur Kontekstual di Bangunan Pusat Budaya Sumatera Barat. Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan Dan Perancangan Lingkungan Terbangun, (April), 233–238. Jakarta.

Roberts, M. (1998). Baraka : World Cinema and the Global Culture Industry. Cinema Journal, 37(3), 62–82.

Soenarto, & Sudyarto, S. (1983). Arsitektur Tradisional Minangkabau Selayang Pandang. Jakarta: Proyek Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sreekumar, J., & Vidyapeetham, A. V. (2015). Creating Meaning through Interpretations : A Mise-En-Scene Analysis of the Film ‘ The Song of Sparrows .’ Online Journal of Communication and Media Technologies, (Special Issue September 2015), 89–97.

Sutorini, M. P., Alif, M., & Sarwani, S. (2019). Semiotika Gender dalam Film Brave. ProTVF, 3(1), 101–112. https://doi.org/10.24198/ptvf.v3i1.21246

Syafwandi. (1993). Arsitektur Tradisional Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Thalib, A. A. (2017). Isu-Isu Identitas Budaya Nasional dalam Film “ Tenggelamnya Kapal Van der Wijck .” Satwika, 1(2). Retrieved from http://ejournal.umm.ac.id/index.php/JICC

Trisnawati, T., & Yesicha, C. (2018). Representasi Budaya Matrilineal Minangkabau dalam Film Tenggelamnya Kapal van der Wijck. Jurnal Riset Komunikasi, 1(2), 276–284. https://doi.org/10.24329/jurkom.v1i2.40

Umassari, A. R. (2018). Interaksi Simbolik dalam Proses Komunikasi Jual Beli Ternak “ Marosok ” di Payakumbuh Sumatera Barat. Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(3), 258–271.

Wasana, Hidayat, H. N., Immerry, T., Dahlan, F., Pramono, Meigalia, E., & Sari, M. N. (2019). Pepatah Petitih: Its Interpretation On Instagram. Proceeding of INCOLWIS 2019. Padang: EAI - EUDL. https://doi.org/10.4108/eai.29-8-2019.2289025

Yasmin, Setianti, Y., & Agung, F. A. (2017). Representasi Eksploitasi Satwa dalam Film Rise of the Planets of the Apes. ProTVF, 1(2), 151–161.

Yunus, R. R., Efi, A., & Yuliarma, Y. (2014). Studi tentang Busana Pengantin Tradisional Kurai Bukittinggi. E-Journal Home Economic and Tourism, 6(2).




DOI: https://doi.org/10.24198/ptvf.v5i1.29433

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2021 Herry Nur Hidayat, Bani Sudardi, Sahid Teguh Widodo, Sri Kusumo Habsari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

ProTVF Indexed by:

    

Editorial Office of ProTVF:

Faculty of Communication ScienceUniversitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia 45363
WhatsApp: +6283111519064 (Anggi Lestari)

Telephone: +62227796954
Faximile: +62227794122
E-mail: jurnalprotvfunpad@gmail.com


 

ProTVF Supervised by:

View My Stats