Deformalisasi kurikulum pendidikan Singapura dalam film How To Bury A Dead Cat

Deddy Setiawan

Abstract


How To Bury A Dead Cat (2019) merupakan film pendek Singapura yang menjadi domain deformalisasi dari kurikulum pendidikan di Singapura. Film memiliki peran penting dalam mewujudkan fenomena, bagaimana deformalisasi kurikulum ini menghasilkan domain fenomena yang berbeda dari domain formal yaitu sekolah. Penelitian ini menjelaskan bagaimana film How To Bury A Dead Cat di bangun sebagai domain deformalisasi kurikulum pendidikan Singapura dan mengapa domain film ini menampilkan bentuk-bentuk deformalisasi dalam penyampaian tindakan berdasarkan kurikulum. Penelitian ini mengunakan analisis kualitatif pada media film Burhan Bungin dengan menggunakan analisis yang dipakai untuk meneliti suatu dokumen yang dapat berupa simbol, gambar atau sebagainya dalam memahami suatu konteks budaya atau konteks sosial tertentu. Analisis simbol dan gambar dan konteks sosial pada film How To Bury A Dead Cat menghasilkan penjelasan bahwa film kurikulum Civic and Moral Education (CME) terindikasi di dalam film sebagai bentuk aktualisasi dari rumah produksi dalam pembuatannya yang tak terlepas dari kebutuhan yang belum terpenuhi dari adanya kurikulum pendidikan di Singapura dalam menyampaikan pesan-pesannya. Lembaga produksi  atau rumah produksi yang membuat film juga memanfaatkan fenomena sosial yang terdapat di Singapura dan di lembaga pendidikan dan mengubahnya menjadi produk komoditi yang memiliki daya tukar. Hal ini juga membangun citra sebuah lembaga produksi yang bisa dipandang sebagai lembaga yang menyediakan domain deformalisasi pembelajaran formal yang dilakukan oleh sekolah.


Keywords


deformalisasi; film; kurikulum; domain; Singapura

References


Abdullah, A., & Permana, R. S. M. (2020). Pembingkaian media mengenai “Sudut Dilan” yang terinspirasi Film Dilan 1990 dan 1991. ProTVF, 4(1), 85. https://doi.org/10.24198/ptvf.v4i1.24184

Ahmad Toni, A., & Fajariko, D. (2018). Studi Resepsi Mahasiswa Broadcasting Universitas Mercu Buana Pada Film Journalism “Kill The Messenger.” Jurnal Komunikasi, 9(2), 151. https://doi.org/10.24912/jk.v9i2.161

Baildon, M., Sim, J. B. Y., & Paculdar, A. (2016). A tale of two countries: comparing civic education in the Philippines and Singapore. Compare, 46(1), 93–115. https://doi.org/10.1080/03057925.2014.940848

Bimantoro, A. A., Putri, R. A., & Sary, M. P. (2021). Industri Media Budaya Populer : Analisis Semiotika Peirce Pada Drama Korea Start Up. Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(1), 64–72. http://180.250.41.45/jsource/article/view/3013/2093

Boynik, S. (2015). Towards a Theory of Political Art Cultural Politics of “Black Wave” Film in Yugoslavia, 1963–1972. In Kulttuuripolitiikan tutkimuksen vuosikirja. https://doi.org/10.17409/kpt.v1i1.107

Bueger, C. (2021). Meditating deformalization: Remarks on “Of experts, helpers, and enthusiasts.” International Theory, 2020, 1–6. https://doi.org/10.1017/S1752971920000585

Bungin, B. (2015). Analisis Data Penelitian Kualitatif. In ResearchGate. RajaGrafindo Persada.

CPDD. (2000). Civics and moral education syllabus. Ministry of Education Singapore.

CPDD. (2007). Civic and Moral Education Syllabus Secondary. Ministry of Education Singapore.

Hidayat, D., Rosidah, Z., Retnasary, M., & Suhadi, M. (2019). Nilai-nilai kearifan lokal pada unsur naratif dan sinematik film Jelita Sejuba. ProTVF, 3(2), 113. https://doi.org/10.24198/ptvf.v3i2.21264

How To Bury A Dead Cat. (n.d.). IMDB. https://www.imdb.com/title/tt11697568/

Hughes, A., Johnson, T. L., Edgar, L. D., Miller, J. D., & Cox, C. (2016). A Content and Visual Analysis of Promotional Pieces Used in a Communication Campaign for the Arkansas [Commodity] Promotion Board. Journal of Applied Communications, 100(2). https://doi.org/10.4148/1051-0834.1027

Kabadayi, L. (2012). The Role of Short Film in Education. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 47, 316–320. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.06.657

Karolina, C. M., Maryani, E., & Sjchro, D. W. (2020). Implikasi genre film dan pemahaman penonton film tuna netra di “Bioskop Harewos.” ProTVF, 4(1), 123. https://doi.org/10.24198/ptvf.v4i1.25035

Lestari, E. B. (2019). Konsep Naratif Dalam Film Dokumenter Pekak Kukuruyuk. Jurnal Nawala Visual, 1(1), 9–17. https://doi.org/10.35886/nawalavisual.v1i1.3

Mirvahedi, S. H. (2021). What can interactional sociolinguistics bring to the family language policy research table? The case of a Malay family in Singapore. Journal of Multilingual and Multicultural Development, 0(0), 1–16. https://doi.org/10.1080/01434632.2021.1879089

Naratama. (2001). Menjadi Sutradara Televisi. Grasindo.

Painter, C. (2012). Review Articles: Husserl as the Modern Plato? On Hopkins’ Reading of Husserl. Comparative and Continental Philosophy, 3(2), 255–268. https://doi.org/10.1558/ccp.v3i2.255

Pertiwi, G., & Yusril, Y. (2019). Penciptaan Film Fiksi “Siriah Jadi Karakok” Dengan Fenomena Lesbian Di Sumatera Barat. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 8(1), 192. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13140

Pratista, H. (2008). Memahami FIlm. Homerian Pustaka.

Putri, N. E., Hakim, N., & Yamin, M. (2016). Ecologicall Footprint and Biocapacity Analysis for Flooding Prevention in South Sumatera. Jurnal Mimbar, 32(1), 58–64.

Rachmaria, L. (2020). Melacak keberadaan ideologi pada film Cahaya dari Timur: Beta Maluku. ProTVF, 4(2), 270. https://doi.org/10.24198/ptvf.v4i2.26283

Rahmi, A. T., Susanti, S., & Agustin, H. (2021). Pencarian informasi melalui televisi dan film oleh tunarungu di Sumedang. ProTVF, 5(1), 22. https://doi.org/10.24198/ptvf.v5i1.30283

Samsudin, D. (2020). Understanding the Models of Framing Analyses Approaches in Media Framing Studies. ICoSEEH 2019, 385–389. https://doi.org/10.5220/0009159503850389

Sayad, C. (2016). Found-Footage Horror and the Frame’s Undoing. Cinema Journal, 55(2), 43–66. https://doi.org/10.1353/cj.2016.0003

Shoemaker, P. J., & Reese, S. D. (2013). Mediating the message in the 21st century: A media sociology perspective. In Mediating the Message in the 21st Century: A Media Sociology Perspective. https://doi.org/10.4324/9780203930434

Siswanti, N. (2019). Analisis Framing Media: Studi Komparatif Media Online “Cnn” Dan “Kompas” Terkait Fenomena Kemanusiaan Di Al-Aqsa Periode 20 - 23 Juli 2017. Jurnal Riset Komunikasi, 2(2), 110–125. https://doi.org/10.24329/jurkom.v2i2.62

Su, L. Y. F., Akin, H., Brossard, D., Scheufele, D. A., & Xenos, M. A. (2015). Science News Consumption Patterns and Their Implications for Public Understanding of Science. Journalism and Mass Communication Quarterly, 92(3), 597–616. https://doi.org/10.1177/1077699015586415

Tan, C. (2012). Deep Culture Matters: Multiracialism in Singapore Schools. International Journal of Educational Reform, 21(1), 24–38. https://doi.org/10.1177/105678791202100102

Wibowo, N. farid S. (2013). Framing persoalan Indonesia melalui film dokumenter model direct cinema. Jurnal Humanity, 8(2), 57–74. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/2100




DOI: https://doi.org/10.24198/ptvf.v6i2.38210

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2022 Deddy Setiawan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

ProTVF Indexed by:

    

Editorial Office of ProTVF:

Faculty of Communication ScienceUniversitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia 45363
WhatsApp: +6283111519064 (Anggi Lestari)

Telephone: +62227796954
Faximile: +62227794122
E-mail: jurnalprotvfunpad@gmail.com


 

ProTVF Supervised by:

View My Stats