FANATISME DAN TINDAKAN SOSIAL WIBU DI KOTA BANDUNG
Abstrak
Globalisasi mendorong pertumbuhan budaya populer Jepang di seluruh dunia. Orang yang menyukai budaya populer Jepang sering disebut sebagai Wibu. Wibu adalah seseorang yang bukan Jepang yang sangat menyukai produk budaya populer Jepang, seperti anime, manga, dan lagu Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman fanatisme yang dialami oleh Wibu dan menganalisa pengalaman tersebut ke dalam tindakan sosial menurut Max Weber yang membedakan tindakan sosial menjadi empat tipe berdasarkan motif dan tujuannya: tindakan rasionalitas instrumental, tindakan rasionalitas nilai, tindakan afektif, dan tindakan tradisional.. Metode yang digunakan dalam penelitian mengenai wibu ini menggunakan metode etnografi. Peneliti menyelami pengalaman-pengalaman fanatisme wibu pada komunitas Wibufest secara mendalam lalu menjadikan hal tersebut sebagai dasar analisis untuk menentukan tindakan sosial yang terbentuk pada Wibu dalam komunitas Wibufest Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman fanatisme yang dirasakan oleh para Wibu dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ekonomi, dan fokus mereka menjadi Wibu seperti cosplay dan idol. Pengalaman-pengalaman tersebut kemudian mendasari tindakan-tindakan yang mereka lakukan ketika berinteraksi dalam komunitas. Tindakan-tindakan sosial yang dilakukan meliputi tindakan sosial rasional, tindakan sosial berdasar nilai, dan tindakan sosial tradisional.
Globalization has drive the growth of Japanese popular culture around the world. People who like Japanese popular culture are often referred as Wibu. Wibu is someone who is not Japanese but really likes Japanese popular culture products, such as anime, manga, and Japanese songs. This study aims to determine the fanaticism experienced by Wibu and analyze the experience into social actions according to Max Weber which are then categorized based on agent motives which are divided into four categories, namely rational social action, value-based social action, traditional social action and traditional social action. The research uses the ethnographic method. Researchers delve into the fanaticism experiences of wibu in the Wibufest community in depth and then use this as a basis for analysis to determine the social actions formed by Wibu in the Bandung Wibufest community. The results of the study show that the fanaticism experience felt by Wibu is influenced by age, gender, economy, and their focus on becoming Wibu such as cosplay and idols. These experiences formed the actions they take when interacting in the community. The social actions taken include rational social actions, value-based social actions, traditional social actions and traditional social actions.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Alfadhil, D. M., Anugrah, A., & Hasbar, M. H. A. (2021). Budaya westernisasi terhadap masyarakat. Jurnal Sosial-Politika, 2(2), 99-108.
Aminah, S. (2020). Tindakan Sosial Kader TB Care dalam Menanggulangi Penyakit TB di Kota Malang. KOMUNITAS, 11(1), 21-38.
Davis, J. C. (2008). Japanese animation in America and its fans
Erwindo, C. W. (2018). Efektifitas Diplomasi Budaya Dalam Penyebaran Anime Dan Manga Sebagai Nation Branding Jepang. Jurnal Analisis Hubungan Internasional, 7(2), 66-78.
Fauziyah, S.A. dan Nurhayati, S.R. 2023. Pengaruh Fanatisme terhadap Perilaku Konsumtif pada Penggemar Boyband NCT. Jurnal Psikologi Insight, 7(2) (2023) 125-140.
Guo, C., & Zeng, C. (2020). Anime and manga fandom in the 21st century: a closeup view. In Handbook of Research on the Impact of Fandom in Society and Consumerism (pp. 480-496). IGI Global.
Huda, A. N., Ummah, A. K., Salmah, N., Rismawati, R., & Raharja, A. T. (2022). Perkembangan Gaya Hidup Remaja Terhadap Perilaku Imitasi di Kalangan Komunitas Japan Club East Borneo Kota Samarinda. EDUCASIA: Jurnal Pendidikan, Pengajaran, dan Pembelajaran, 7(3), 215-229.
Hidayat, D., & Hidayat, Z. (2020). Anime as Japanese intercultural communication: A study of the Weeaboo community of Indonesian generation z and y. Romanian Journal of Communication and Public Relations, 22(3), 85-103.
Jasmine, F. (2022, September 29). Apa itu Wibu: dari Sejarah Munculnya Sampai Stigma Pahit yang Nempel. diakses pada 5 Februari 2024, dari https://magdalene.co/story/apa-itu-wibu-dari-sejarah-munculnya-sampai-stigmapahit-yang-nempel/
Kincaid, C.(2015). Am I a Weeaboo? What Does Weeaboo Mean Anyway?. Japan Powered
Laban, S. F., Alsaudi, A. T., & Chan, A. A. S. (2021). Fanatisme Suporter Tim Persipura Di Jabodetabek. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan STKIP Kusuma Negara III (pp. 83-90).
Lesmana, R.P.D. dan Syafiq, Muhammad. 2022. Fanatisme Agama dan Intoleransi pada Pengguna Media Sosial. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, Volume 9 Nomor 3 (2022).
Maharani, Chyntia, Viza Juliansyah, dan Desca Thea Purnama. 2024. Fenomena Korean Wave Terhadap Fanatisme Penggemar dan Aktivitas Media Sosial Studi Kelompok Fandom K-Pop di Kota Pontianak. Jurnal Sosiologi Nusantara, Vol. 10 I18.
Marintan, M. (2021). Pengalaman Fanatisme pada Kpopers (Studi Kasus Army dan Once di Kota Medan), Universitas Sumatera Utara (USU). Medan
Prakoso, B. A., & Masykur, A. M. (2013). Fanatisme suporter sepakbola persija jakarta. Jurnal EMPATI, 2(3), 302-311.
Putra, A., & Suryadinata, S. (2020). Menelaah Fenomena Klitih di Yogyakarta DalamPerspektif Tindakan Sosial dan Perubahan Sosial Max Weber. Asketik: Jurnal Agama dan Perubahan Sosial, 4(1).
Wardhana, O. W. (2023). Subculture Career as an Alternative to Japanophilia orWeeaboo (WIBU) Yogyakarta Otsuru Community. Commsphere: Jurnal MahasiswaIlmu Komunikasi, 1(I), 34-40.
Yamane, T. (2020). Kepopuleran dan Penerimaan Anime Jepang di Indonesia. Jurnal Ayumi, 7(1), 68-82.
DOI: https://doi.org/10.24198/responsive.v8i2.65001
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.