PELAYANAN SOSIAL BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH

Elita Metica Tamba, Hetty Krisnani, Arie Surya Gutama

Abstrak


Setiap anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan untuk pengembangan potensi, minat dan bakat dirinya agar mereka kelak dapat menjadi penerus bangsa yang memiliki kemampuan intelektual sehingga dapat dijadikan sumber daya manusia yang berpotensi dalam memimpin bangsa dan negara kearah yang lebih baik. Namun banyak faktor yang akhirnya membuat anak-anak Indonesia mengalami putus sekolah. Faktor-faktor yang menyebabkan remaja putus sekolah adalah ekonomi keluarga, kurangnya kemampuan dan minat remaja dalam mengikuti pendidikan di sekolah, kondisi tempat tinggal remaja, pandangan masyarakat terhadap pendidikan, adat istiadat dan ajaran-ajaran tertentu. Remaja putus sekolah merupakan masalah sosial yang harus mendapatkan perhatian khusus, karena dampak yang ditimbulkan tidak lagi hanya dirasakan oleh individu remaja itu sendiri, tetapi juga oleh masyarakat. Dampak yang ditimbulkan yaitu pengangguran, kriminalitas, kemiskinan dan kenakalan remaja. Diperlukan upaya penanganan remaja putus sekolah untuk mengurangi dampak negatif yang mereka timbulkan. Dalam upaya mengurangi remaja putus sekolah, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelayanan sosial. Pelayanan sosial tersebut bertujuan agar remaja putus sekolah tetap mendapatkan pendidikan di luar sekolah yang dapat dijadikan bekal untuk memperoleh pekerjaan sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Pelayanan sosial yang diberikan tentunya harus sesuai dengan kebutuhan remaja putus sekolah. Pelayanan sosial yang dapat diberikan yaitu berupa pembinaan bagi remaja putus sekolah melalui bimbingan. Bimbingan yang diberikan yaitu bimbingan mental agama, bimbingan sosial dan fisik, bimbingan keterampilan dan Praktek Belajar Kerja (PBK).

Kata Kunci


Pelayanan Sosial, Pekerjaan Sosial, Remaja Putus Sekolah

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Cole, L. (1963). Psychology Of

Adolescence. 5 Edition. New York

: Holt Rinehard and Winston Inc.

Dariyo, Agoes.2004. Psikologi

Perkembangan Remaja. Bogor Selatan:

Ghalia Indonesia.

Direktorat Jenderal Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial. Direktoral

Pelayanan

Sosial Anak. Depsos RI. (2008). Standar

Pelayanan Sosial Panti Sosial Bina

Remaja (PSBR). Jakarta.

Hurlock, Elisabeth. 1980, Psikologi

perkembangan : Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan,

Jakarta : Erlangga

Kusumah, Inu Hardi. 2008. Model

Kewiraswastaan Bidang Jasa

Keterampilan Otomotif.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Bandung.

Santrock, John W. 2003. Adolescence

Perkembangan Remaja. Erlangga.

Jakarta

Soetarso. 1997. Kesejahteraan Sosial,

Pelayanan Sosial dan Kebijakan

Sosial . Bandung : STKS

Wibhawa, Budhi, dkk. 2010. Dasar-Dasar

Pekerjaan Sosial. Bandung : Widya

Padjadjaran.

Widodo,Nurdin Dkk. 2012. Evaluasi

Pelaksanaan Rehabilitas Sosial

Pada Panti Sosial : Pembinaan

Lanjut (After Care Services) Pasca

Rehabilitas Sosial. P3KS Press

(Anggota IKAPI). Jakarta

www.bps.go.id (diunduh pada 2 November

pukul 15.09)




DOI: https://doi.org/10.24198/share.v4i2.13077

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

SHARE SOCIAL WORK JOURNAL Terindeks Di:

 Google Scholar   Indonesia One SearchWorldCat Indonesian Publication Index (IPI)Crossref  Bielefeld Academic Search Engine (BASE)    

 

 

 

 

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.