PERSEPSI MASYARAKAT PADA PERCERAIAN Society Perception Of Divorce
Abstrak
ABSTRAK
Perceraian merupakan terputusnya hubungan pernikahan yang telah diputuskan sesuai dengan hukum yang berlaku dan sudah berdasarkan kepada kesepakatan antara kedua belah pihak. Perceraian saat ini fenomena yang masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat, karena perceraian ini menandakan bahwa makna-makna yang terdapat dalam pernikahan tidak dijalankan dengan semestinya. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang permasalahan yang terjadi dalam keluarga sebagai pemicu perceraian dan untuk menganalisis persepsi masyarakat terhadap banyaknya kasus perceraian saat ini. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dengan pengumpulan data berupa wawancara dengan informan, studi litelatur, dan studi dokumentasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian masyarakat mempresepsikan perceraian sebagai sesuatu yang tidak baik, terutama kasus gugat cerai yang diajukan istri. Masih adanya label di masyarakat yang menunjukan bahwa perempuan harus berperan sesuai kodratnya, walaupun saat ini telah banyak perempuan yang bekerja di luar rumah. Masyarakat mengungkapkan bahwa seharusnya pernikahan harus dapat dipertahankan agar makna kesakralannya sendiri tetap terjaga.
Kata Kunci : Perceraian, Persepsi, Masyarakat
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Buku
Fakih, M. 2012. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta : Insist Press.
Goode, W.J. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Bumi Aksara.
Ollenburger, J.C., & Moore, H.A. 2002 Sosiologi Wanita. Jakarta : Rineka Cipta.
Puspitawati, H. 2017. Gender dan Keluarga. Bogor : IPB Press.
Jurnal
Andaryuni, L. 2017. Pemahaman Gender Dan Tingginya Angka Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Samarinda. Fenomena, 9(1), h. 155-174.
Darwanti. 2017. Perceraian Dalam Perspektif Sosiologi. Sulesana, 11(1), 65-78.
Fachrina & Putra, R.E. 2013. Upaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi Lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. Antropologi Indonesia, 34(2), h. 101-112.
Hadianti, S.W., Nurwati, N., & Darwis, R.S. 2017. Resiliensi Remaja Berprestasi Dengan Latar Belakang Orang Tua Bercerai Studi Kasus Pada Siswa – Siswi Berprestasi Dengan Latar Belakang Orang Tua Bercerai Di Sma Negeri 1 Margahayu. Jurnal Penelitian & PKM, 4(2), h. 129 - 389.
Lestari, K. 2016. Perceraian Keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS) (Studi Kasus Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau). JOM FISIP, 3(1), hlm. 1-15.
Nurhasanah & Rozalinda. 2014. Persepsi Perempuan Terhadap Perceraian: Studi Analisis Terhadap Meningkatnya Angka Gugatan Cerai di Pengadilan Agama Padang. Kafa’ah: Jurnal Ilmiah Kajian Gender, 4(2), h. 181-201.
Oktarina, L.P, Wijaya, M, & Demartoto, A. (2015). Pemaknaan Perkawinan: Studi Kasus Pada Perempuan lajang Yang Bekerja Di Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri. Jurnal Analisa Sosiologi, 4(1), h. 75 –90.
Sahlan, M. 2012. “Pengamatan Sosiologis Tentang Perceraian di Aceh”. Jurnal Substantia, 14(1), hlm. 88-97.
Wijayanti, A.T & Indrawati, E. S. 2016. Hubungan antara Konflik Peran Ganda dengan Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Bekerja sebagai Penyuluh di Kabupaten Purbalingga. Jurnal Empati UNDIP, 5 (2), hlm. 282-286.
Wijaya, M. R. 2015. Dramaturgi Pra Perceraian Remaja (Studi di Kabupaten Paser Kecamatan Tanah Grogot). Sosioantri-Sosiologi, 3(4), 1-10.
Skripsi
Amanda, S.D. 2017. Strategi Adaptasi Kepala Rumah Tangga Perempuan Pasca Bercerai Di Kota Kediri. Semarang : Universitas Airlangga.
DOI: https://doi.org/10.24198/share.v9i1.19863
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.