POTRET MANTAN PENDERITA SKIZOFRENIA DITINJAU DARI STRENGTH PERSPECTIVE
Abstrak
Fenomena relapse mantan penderita skizofrenia menjadi salah satu isu global, demikian pula di Indonesia. Kondisi seperti ini menjadi permasalahan bagi keluarga, masyarakat maupun pemerintah apabila tidak ditanganis secara serius. Profesi pekerja sosial menjadi salah satu yang telibat dalam penanganan mantan penderita skizofrenia, dalam perkembangannya memiliki satu perspektif dalam mengintervensi klien dari segi kekuatan, perspektif ini dikenal sebagai perspektif kekuatan. Graybeal mencoba mengkonseptualisasi 5 (lima) aspek perspektif kekuatan. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kekuatan atau potensi yang dimiliki mantan penderita skizofrenia dipandang dari perspektif kekuatan berdasarkan 5 (lima) aspek dari Graybeal. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah studi literatur. Hasil dari artikel ini adalah mantan penderita skizofrenia memiliki potensi yang dapat dijabarkan dari aspek sumber-sumber, aspek pilihan-pilihan, aspek kemungkinan-kemungkinan, aspek pengecualian-pengecualian dan aspek solusi. Dengan adanya perspektif kekuatan diharapkan dapat mengubah cara pandang terhadap mantan penderita skizofrenia dan menjadi penuntun bagi praktisi pekerja sosial dalam memberikan intervensi kepada mantan penderita skizofrenia sehingga tercapai kemandirian yang keberlanjutan.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Aini, S.Q. (2015). Faktor – Faktor Penyebab Kekambuhan pada Penderita Skizofrenia Setelah Perawatan di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Litbang, 11(1), 65-73.
Amelia, D.R., & Anwar, Z. (2013). Relaps Pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(1), 52-64.
Andari, S. (2017). Pelayanan Sosial Panti Berbasis Agama dalam Merehabilitasi Penderita Skizofrenia. Jurnal PKS, 16(2), 195-208.
Arif, S.I. (2006). Skizofrenia – Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung: Refika Aditama
Atkinson, J.M., & Coia, D.A. (1999). Families Coping with Schizophrenia : A Practitioner’s Guide to Family Groups. England : John Wiley & Sons, Ltd
Awad, A.G., & Voruganti, L.N. (2008). The Burden of Skizophrenia on Caregivers : a Review. Pharmacoeconomics, 26(2), 149-62.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Cahyono, S.A.T., & Asrap. (2015). Aku Bukan Paranoid Studi Kasus Masalah Kesejahteraan Sosial Penyandang Skizofrenia I am not a Paranoid A Case Study on People with Schizophrenia Social Welfare Problem. Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, 39(1), 1-14.
Chulaifah., & Prastyowati, S. (2016). Tingkat Keberhasilan Rehabilitasi Gelandangan Eks-psikotik. Jurnal PKS, 15(1), 35 – 46.
Cowger, C. (1994) Assessing client strengths: Clinical assessment for client empowerment, Social Work, 39, 262–268.
Craighead, L.W., Craighead, W.E., Kazdin, A.E., & Mahoney, M. J. (1994). Cognitive and behavioral interventions: An empirical approach to mental health problems. Needham Heights: Allyn & Bacon.
Creswell, J.W. (2012). Research Design : pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Yogyakarta : pustaka Pelajar
Graybeal, C. (2001). Strengths-Based Social Work Assessment: Transforming the Dominant Paradigm. Families in Society: The Journal of Contemporary Human Services, 82(3), 233-242.
Hopper, K. (2007). Rethinking social recovery in schizophrenia: What a capabilities approach might offer. Social Science & Medicine, 65(5), 868–879. Retrieved from : https://doi:10.1016/j.socscimed.2007.04.012
Husmiati. (2016). Rencana Pemulangan dan Integrasi Eks Penderita Gangguan Mental dengan Masyarakat : Masalah dan Solusi. Sosio Informa, 2(1), 69-79
Ishartono., Raharjo, S.T., & Rusyidi, B. (2018). Kekuatan Keluarga Miskin. Bandung : ITB Press
Jones, S. & Hayward, P. (2004). Coping with schizophrenia: A guide for patients, families and caregivers. Oxford: Oneworld Pub.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J. & Grebb, J.A. (2010). Sinopsis Psikiatri. Terjemahan. Jilid 1. Tangerang : Binarupa Aksara
Kazadi, N.J.B., Moosa, M.Y.H., & Jeenah, F.Y. (2008). Factors associated with relapse in schizophrenia. SAJP, 14(2), 52-62.
Keliat, B.A. (1996). Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC.
Misbakhuddin, A.D., & Arofah, S. (2018). Zikir sebagai Terapi Penderita Skizofrenia. Jurnal IAIN Kediri, 3, 1-15. Retrieved from https://jurnal.iainkediri.ac.id
Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muharram, Z.M., & Kahija, Y.F.L. (2018). Melantas Batas Diri: Studi Kasus Resosialisasi Eks-Pasien Skizofrenia Paranoid Pasca Rawat Inap. Jurnal Empati, 7(2), 266-277.
Murni, R., & Astuti, M. (2015). Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas Mental Melalui Unit Informasi dan Layanan Sosial. Sosio Informa, 1(03), 278–292.
Rahmayani, A., & Syisnawati. (2018). Mengontrol Pikiran Negatif Klien Skizofrenia Dengan Terapi Kognitif. Journal of Islamic Nursing, 3(1), 46-54.
Saleebey, D. (1996). The strengths perspective in social work practice: Extensions and cautions. Social Work, 41, 296–305.
------------. (2009). Human Behavior and Social Environments. Retrieved from https://doi.org/10.7312/sale11280
Santoso, M.B., Krisnani, H., & Hadrasari, I. (2017). Intervensi Pekerja Sosial Terhadap Orang Dengan Skizofrenia. Share : Social Work Journal, 7(2), 1. Retrieved from https://doi.org/10.24198/share.v7i2.15679
Sinaga, B.R. (2007). Skizofrenia dan Diagnosis Banding. Jakarta: UI Press.
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Taftazani, B.M. (2017). Pelayanan Sosial Bagi Penyandang Psikotik. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 129-139. Retrieved from https://doi.org/10.24198/jppm.v4i1.14222
Teferra, S., Hanlon, C., Beyero, T. & Jacobsson, L. (2013). Perspectives on reasons for non-adherence to medication in persons with schizophrenia in Ethiopia: a qualitative study of patients, caregivers and health workers. BMC Psychiatry, 13, 1-9. Retrieved from http://www.biomedcentral.com/1471-244X/13/168
Triyani, F.A., Dwidiyanti, M., & Suerni, T. (2019). Gambaran Terapi Spiritual Pada Pasien Skizofrenia : Literatur Review. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 (1), 19 – 24.
Tursilarini, T.Y. (2009). Stakeholders Dalam Penanganan Gelandangan Psikotik di Daerah. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 14(2), 181–200.
Vedana, K.G., Miasso, G., & Adriana I. (2014). The Meaning of pharmacological treatment for schizophrenic patient. Rev. Latino-Am. Enfermagem, 22(4). 670-678. Retrieved from https://doi:10.1590/0104- 1169.3427.2466.
Wijayanti, A.P., & Masykur, A.M. (2016). Lepas Untuk Kembali Dikungkung: Studi Kasus Pemasungan Kembali Eks Pasien Gangguan Jiwa. Jurnal Empati, 5(4), 786-798.
Yip, K. (2003). A Strengths Perspective in Working with an Adolescent with Depression. Psychiatric Rehabilitation Journal, 28(4), 362–369. Retrieved from https://doi.org/10.2975/28.2005.362.369
Yosep, I. (2006). Keperawatan jiwa. Bandung : PT Refika Aditama.
Yusuf, A. (2013). Terapi Keluarga dengan Pendekatan Spiritual. Jurnal Ners, 8(1), 165–173.
Yusuf, A., Putra, S.T., & Probowati, Y. (2012). Peningkatan Coping Keluarga Dalam Merawat Pasien Gangguan Jiwa Melalui Terapi Spiritual Direction, Obedience, dan Acceptance. Jurnal Ners, 7(2), 196–202.
Zahnia, S., & Sumekar, D.W. (2016). Kajian Epidemiologis Skizofrenia. MAJORITY, 5(4), 160-166.
DOI: https://doi.org/10.24198/share.v10i1.26896
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.