SISTEM RELIGI DAN KEPERCAYAAN JINGITIU DI KABUPATEN SABU RAIJUA

Ivana Pascalia Sooai, Syifa Naufal Qisty

Abstrak


Indonesia memiliki 6 agama yang diakui pemerintah, namun banyak penganut kepercayaan lainnya selain agama yang disahkan pemerintah, salah satunya penganut kepercayaan Jingitiu di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Sabu Raijua merupakan salah satu kabupaten yang mendapat penghargaan dari Kementerian Pariwisata tahun 2018 untuk kategori Surga Tersembunyi Terpopuler.Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai kepercayaan Jingitiu di Kabupaten Sabu Raijua. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan melakukan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka sebagai teknik pengumpulan data. Penganut kepercayaan Jingitiu mempercayai adanya Deo Ama, yaitu Sang Pencipta yang berada jauh dari kehidupan sehari-hari dan tokoh tertinggi yang penuh misteri, paling dihormati dan paling ditakuti. Selain itu, dalam kepercayaan Jingitiu dipercayai adanya makhluk halus yang tingkatannya di bawah Deo Ama, yaitu Rai Balla yang dipercayai menjaga bumi, Dahi Balla yang menjaga laut, dan Riru Balla yang menjaga langit.Suku Sabu memiliki dewan adat yang memimpin jalannya sebagian besar upacara adat dan menetapkan Uku yang berlaku yang disebut dengan Dewan Mone Ama. Upacara adat yang masih dilakukan oleh penganut Jingitiu adalah upacara Dabba Ana, Upacara Tali Manu Dabba, Upacara Heko Nyale Dabba atau Hibu Nyale Dabba, Upacara Pemau Do Made, dan Upacara Bui Ihi. Aturan adat istiadat dilakukan oleh penganut Jingitiu dengan harapan memberikan keseimbangan antara manusia dan alam.


Kata Kunci


Jingitiu, Sabu Raijua, sistem kepercayaan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Antara, Made, and Made Vairagya. 2018. “Keragaman Budaya Indonesia Sumber Inspirasi Inovasi.” Seminar Nasional Desain Dan Arsitektur (SENADA).

Kurnia Firmansyah, Eka, and Nurina Dyah Putrisari. 2017. “Sistem Religi Dan Kepercayaan Masyarakat Kampung.” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1(4):236–43.

Margareta, Sinta. 2013. “Study Deskriptif Analisis Kuantitatif.” Repository UPI.

Moeis, Syarif. 2008. “RELIGI SEBAGAI SALAH SATU IDENTITAS BUDAYA ( Tinjaun Antropologis Terhadap Unsur Kepercayaan Dalam Masyarakat ).” Disajikan Dalam Diskusi Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung 1–11.

Raijua, Pemerintah Kabupaten Sabu. 2019. “Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua.” Retrieved (https://saburaijuakab.go.id/home).

Arsitektur Tradisional Daerah Nusa Tenggara Timur.Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1986. hlm. 15 sampai 32.

Melalatoa, M. Junus (1995). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 723.

"Agama penduduk di Sabu Raijua". Situs Resmi Pemerintah Kab. Sabu Raijua. Diakses tanggal 2020-10-05.

Koentjaraningrat. (1987). Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.

Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Imu Antropologi. Jakarta, Aksara Baru.

Andayani, Ria. 2009. “SISTEM RELIGI PADA MASYARAKAT KASEPUHAN CICARUCUB PROVINSI BANTEN.” Patanjala 1(1):64–75.

Indonesia, Pemerintah. 2017. “Suku Bangsa @indonesia.Go.Id.” Retrieved October 10, 2020 (https://indonesia.go.id/profil/suku-bangsa#:~:text=Indonesia memiliki lebih dari 300,menurut sensus BPS tahun 2010.).

Anon. n.d. “Sabu Raijua Sorga Tersembunyi Di Sunda Kecil @ Indonesia.Go.Id.” Retrieved October 10, 2020 (https://indonesia.go.id/ragam/pariwisata/pariwisata/sabu-raijua-sorga-tersembunyi-di-sunda-kecil).

Putra, Lutfy Mairizal. 2017. “Sebetulnya Berapa Jumlah Penghayat Kepercayaan Di Indonesia @ Sains.Kompas.Com.” Retrieved October 10, 2020 (https://sains.kompas.com/read/2017/11




DOI: https://doi.org/10.24198/tornare.v3i1.29840

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##