Penampilan Sifat Agronomi 9 Galur Mutan Harapan Sorgum Manis di 2 Lokasi Pengujian

Sihono Sihono, Wijaya Murti Indriatama, Soeranto Human, Winda Puspitasari, Muhamad Iqbal, Nur Fitrianto

Abstract


Sorgum (Sorghum bicolor (L). Moench) disebut tanaman multiguna karena bijinya dapat digunakan sebagai sumber pangan, batang dan hijauan daun dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminanisa serta air nira batang sebagai sumber bahan energi (bioethanol) dan minuman segar. Namun sorgum bukan tanaman asli Indonesia, oleh sebab itu, keragaman genetik masih terbatas. Upaya untuk peningkatan keragaman genetik dilakukan dengan pemuliaan mutasi. Di Pusat Riset dan Teknologi Proses Radiasi (PRTPR), Organesasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN), Badan Riset dan Inovasi  Nasional (BRIN). Penelitian pemuliaan tanaman sorgum manis dengan teknik mutasi induksi menggunakan sinar gamma bersumber dari Cobalt-60 menggunakan dosis 300 Gy bertujuan untuk mendapatkan mutan yang memiliki karakteristik pertumbuhan dan hasil lebih baik dari tanaman asalnya. Sejumlah 9 galur mutan harapan yaitu GH1, GH2, GH3, GH5, GH6, GH7, GH9, GH10 dan GH38 disertakan 3 tanaman pembanding Cty-43 (induk), Samurai 1 dan varietas Numbu (kontrol nasional). Galur-galur mutan tersebut pada musim kemarau 2020 dilakukan penanaman di 2 lokasi yaitu Gunungkidul, Yogyakarta dan di Citayam-Bogor. Metode percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Parameter data dilakukan terdiri dari beberapa karakter agronomi termasuk hasil biji dianalisis menggunakan ANOVA softwere komputer metode SAS versi 9.1. Hasil menunjukkan bahwa galur mutan GH9 menghasilkan biji tertinggi baik di lokasi Gunungkidul (8,37 t/ha) maupun di Bogor (9.87 t/ha), galur GH5 memiliki produksi biomassa tertinggi di Gunungkidul (75,47 t/ha) dan di Bogor (64,41 t/ha) dan GH1 menghasilkan kadar nira tertinggi di Gunungkidul (14.22 %) dan di Bogor (12.53 % brix) berbeda nyata secara uji BNT 5% dibandingkan 3 tanaman kontrol di 2 lokasi berturut-turut hanya memiliki hasil biji 5.41, 5.23, 5.71 t/ha di Gunungkidul dan Bogor 6.22, 7.22, 7.89 t/ha. Biomassa batang di Gunungkidul hanya 51.28, 53.60, 56.62 t/ha dan di Bogor 41.36, 44.40 dan 52.33 t/ha. Kadar air nira batang di Gunungkidul hanya 9.11, 9.62, 11.77 % brix dan di Bogor hanya 8.96, 9.00, 11.32 % brix.




DOI: https://doi.org/10.24198/zuriat.v34i1.46674

DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.24198/zuriat.v34i1.46674.g20119

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





Zuriat @ PERIPI - Universitas Padjadjaran



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.