Prof. Rokhmin Dahuri, “Untuk Jadi Negara Maju, Indonesia Perlu Transformasi Struktural Ekonomi”

Dublin Core

Judul

Prof. Rokhmin Dahuri, “Untuk Jadi Negara Maju, Indonesia Perlu Transformasi Struktural Ekonomi”

Deskripsi

Indonesia memiliki modal besar dan lengkap untuk menjadi negara maju, sejahtera, dan berdaulat. Namun dengan modal yang begitu besar, Indonesia masih berada dalam middle class. Menurut Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MSc, untuk menuju Indonesia yang maju dibutuhkan transformasi struktural ekonomi.

Prof. Rokhmin Dahuri saat memberikan kuliah umum bertema “Membangun Sektor Perikanan dan Kelautan di Era Globalisasi” yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad di Bale Sawala, Sabtu (19/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Prof. Rokhmin Dahuri saat memberikan kuliah umum bertema “Membangun Sektor Perikanan dan Kelautan di Era Globalisasi” yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad di Bale Sawala, Sabtu (19/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Hal tersebut disampaikan Prof. Rokhmin dalam Kuliah Umum “Membangun Sektor Perikanan dan Kelautan di Era Globalisasi” yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad di Bale Sawala, Sabtu (19/03). Prof. Rokhmin menjelaskan, di awal suatu negara dibangun, biasanya mayoritas penduduknya bekerja di sektor primer seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan. Setelah sektor primer dibangun, semestinya sebagian besar penduduk mulai beralih untuk bekerja di sektor sekunder dan tersier.

“Kalau terlalu banyak petani, maka kepemilikan lahan semakin berkurang,” kata Prof. Rokhmin yang pernah menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2001-2004. Hal itulah yang mengakibatkan pendapatan petani semakin menurun.

Menurutnya, dengan beralihnya mayoritas pekerjaan masyarakat ke sektor sekunder dan tersier, maka masyarakat yang sejahtera bukan hanya mereka yang bekerja di sektor sekunder dan tersier, tetapi juga para pekerja di sektor primer seperti petani dan nelayan. Dengan jumlah petani dan nelayan yang semakin menurun, maka mereka dapat melakukan usaha dengan lingkup atau lahan yang lebih besar sehingga dapat memenuhi perekonomian mereka.

perikanan2
perikanan3
perikanan5

Prof. Rokhmin pun menjelaskan bahwa pada periode 1960-2003 di Indonesia, setiap penurunan 1% kontribusi sektor pertanian terhadap PDB hanya diikuti penurunan tenaga kerja di sektor ini sebesar 0,5%. Tetapi di Korea Selatan yang lebih maju, diketahui bahwa setiap penurunan pangsa PDB pertanian sebesar 1% diikuti penurunan pangsa tenaga pertanian sebesar 2%.

Lebih lanjut ia memaparkan bahwa saat ini, sektor primer di Indonesia “masih” diisi oleh tenaga kerja sebanyak 34%. “Idealnya, jika kontribusi sektor pertanian hanya sebesar 15% seperti di Indonesia sekarang, maka pangsa tenaga kerja pertanian maksimal 20%,” ujar Prof. Rokhmin yang juga merupakan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB).

Khusus mengenai sektor perikanan dan kelautan, terkait illegal fishing di Indonesia, ia pun menyarankan bahwa sebaiknya tidak hanya ditangani oleh pendekatan “security”, tetapi juga melalui pendekatan ekonomi. Laut-laut Indonesia yang selama ini “diisi” oleh nelayan asing, seharusnya dapat sepenuhnya diisi dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh nelayan Indonesia dengan tetap dilakukan pengawasan oleh tenaga keamanan.

“Kita akan memberantas illegal fishing, at the same time kita kan mendapatkan ikan yang banyak untuk diproses di dalam negeri.”

Rumah Pakan Ikan Padjadjaran

Rektor Unpad, Prof Tri Hanggono Achmad (kanan) meresmikan Rumah Pakan Ikan Padjadjaran (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Rektor Unpad, Prof Tri Hanggono Achmad (kanan) meresmikan Rumah Pakan Ikan Padjadjaran, ditemani Prof. Rokhmin Dahuri (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Pada kesempatan tersebut, dilakukan juga soft launching Rumah Pakan Ikan Padjadjaran ditandai dengan pengguntingan pita oleh Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad. Kegiatan tersebut juga disaksikan oleh Dekan FPIK Unpad, Dr. Ir. Iskandar, M.Si., Ketua Rumah Pakan Ikan Padjadjaran Dr. Ir. Rita Rostika, MP, serta para pembicara dan peserta pada kuliah umum tersebut.

Ketua pelaksana kegiatan Kuliah Umum dan Soft Launching, Dr. Atikah Nurhayati, S.P., M.P., mengatakan bahwa Rumah Pakan Ikan Padjadjaran lahir dalam rangka mendukung program pakan ikan mandiri dan murah. Saat ini dalam industri budidaya perikanan, biaya untuk pakan menghabiskan sekitar 60-%-70% dari biaya produksi. Permasalahannya, harga pakan masih relatif mahal karena menggunakan input yang masih impor. Untuk itu, diperlukan bahan pakan yang mudah didapat dan murah.

Bekerja sama dengan salah satu industri pakan ikan di Bandung Barat, Rumah Pakan Ikan Padjadjaran ini akan memanfaatkan bahan baku yang berasal dari limbah dengan melalui serangkaian riset di FPIK Unpad sehingga menghasilkan pakan yang disamping murah, juga berkualitas dan bernilai tinggi. Dalam waktu dekat, Rumah Pakan Ikan Padjadjaran akan dibangun dengan memanfaatkan lahan di Ciparanje.

“Semoga kehadiran Rumah Pakan Padjadjaran dapat membantu program pemerintah, mendukung sutainabilitas budidaya perairan, serta meningkatkan program hilirisasi riset di lingkungan Universitas Padjadjaran,” harapnya.*

Pembuat

Artanti Hendriyana / eh

Sumber

https://www.unpad.ac.id/2016/03/prof-rokhmin-dahuri-untuk-jadi-negara-maju-indonesia-perlu-transformasi-struktural-ekonomi/

Penerbit

Unpad

Tanggal

19 Maret 2016

Format

aplication/pdf

Bahasa

Bahasa indonesia

Item Relations

This item has no relations.

Collection

Citation

Artanti Hendriyana / eh, “Prof. Rokhmin Dahuri, “Untuk Jadi Negara Maju, Indonesia Perlu Transformasi Struktural Ekonomi”,” Digital Share Center, accessed 9 Mei 2024, http://journals.unpad.ac.id/document/2077.