Prof. Yuddy Chrisnandi, “Melihat Potensi Sumber Daya Alam dan Manusia, Indonesia Optimis Hadapi MEA”

Dublin Core

Judul

Prof. Yuddy Chrisnandi, “Melihat Potensi Sumber Daya Alam dan Manusia, Indonesia Optimis Hadapi MEA”

Deskripsi

Memasuki pemberlakukan era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan global di seluruh sektor. Era persaingan ini menuntut adanya kesiapan, karena jika tidak, Indonesia hanya akan menjadi objek dari skenario pembangunan ekonomi untuk pembangunan pasar baru oleh negara yang sudah lebih dahulu siap.
Demikian dikatakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) RI, Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, ME., saat memberikan kuliah perdana Program Doktor Ilmu Manajemen (DIM) Unpad di Aula Lantai 4 Gedung Magister Manajemen Unpad, Sabtu (9/01). Kuliah tersebut dihadiri oleh Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan selaku mahasiswa baru Program DIM Unpad, serta mahasiswa program DIM, Doktor Ilmu Ekonomi, Doktor Ilmu Akuntansi, serta undangan dari berbagai institusi.

Menurut Prof. Yuddy, MEA dibentuk dengan tujuan agar negara di kawasan ASEAN bisa bertahan di tengah persaingan kemajuan berbagai komunitas kerja sama ekonomi di dunia. Ini dilakukan agar negara di kawasan ASEAN dapat meningkatkan daya saing pada aspek pembangunan ekonomi.

“Negara yang bisa survive adalah negara yang telah memiliki visi jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,” kata alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad tersebut.

Ia juga optimis Indonesia siap menghadapi MEA yang telah diberlakukan sejak 31 Desember 2015. Hal ini ditunjang dengan potensi ekonomi masyarakat Indonesia yang besar serta berlimpahnya sumber daya alam maupun manusia. “Tinggal bagaimana meningkatkan capacity buliding, baik dari SDM, pengelolaan aktivitas ekonominya, serta efisiensi penggunaan SDA-nya,” kata Prof. Yuddy.

Lebih lanjut Prof. Yuddy mengungkapkan, salah satu strategi meningkatkan kesiapan Indonesia ialah reorientasi pembangunan industri di seluruh wilayah. Pembangunan industri harus dipikirkan keunggulan komparatifnya. Dengan demikian, tujuan pembangunan industri di Indonesia tidak lagi berbicara pada keuntungan finansial.

Strategi ini menyasar pada penyesuaian pengembangan industri dengan potensi setiap wilayah di Indonesia. Sebagai contoh, jika suatu wilayah memiliki potensi pertanian, maka pembangunan yang dilakukan harus berbasis pada peningkatan sektor pertanian.

“Kompetitifnya harus diperkuat. Kalau kita terus hantam pada peningkatan satu sektor, maka kita akan terjadi surplus ekonomi,” jelasnya.

Di hadapan Gubernur Jawa Barat, Prof. Yuddy meminta setiap 27 Kota/Kabupaten yang ada harus meninjau kembali potensi kewilayahannya. Setiap wilayah harus memiliki keunggulan yang tidak perlu terdispersi dengan cara pembangunan jenis industri baru. Hal ini perlu dilakukan pemetaan kembali, terutama oleh pemerintah maupun akademisi perguruan tinggi.

Adapun peran akademisi selanjutnya menurut Prof. Yuddy ialah mampu memberikan inspirasi terhadap pola pembangunan ekonomi baru yang betul-betul didasarkan pada peningkatan daya saing. Akademisi harus bisa memberikan berbagai data riset terkait perkembangan Indonesia saat ini serta rencana ke depan.

Pembuat

Arief Maulana / eh

Sumber

http://www.unpad.ac.id/2016/01/prof-yuddy-chrisnandi-melihat-potensi-sumber-daya-alam-dan-manusia-indonesia-optimis-hadapi-mea/

Penerbit

Universitas Padjajaran

Tanggal

10 Januari 2016

Format

application/pdf

Bahasa

Bahasa Indonesia

Item Relations

This item has no relations.

Document Viewer

Files

Melihat Potensi Sumber Daya Alam dan Manusia Indonesia Optimis Hadapi MEA.pdf

Collection

Citation

Arief Maulana / eh, “Prof. Yuddy Chrisnandi, “Melihat Potensi Sumber Daya Alam dan Manusia, Indonesia Optimis Hadapi MEA”,” Digital Share Center, accessed 27 April 2024, http://journals.unpad.ac.id/document/2078.