Limbah Daun Motif Batik Jadi Kerajinan Unik

Dublin Core

Judul

Limbah Daun Motif Batik Jadi Kerajinan Unik

Deskripsi

Siapa sangka guguran daun yang berserakan mempunyai nilai ekonomis. Hal inilah yang dilakukan oleh kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) Unpad yang lolos Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 di Universitas Halu Oleo, 5 – 9 Oktober mendatang.

(Foto oleh: Purnomo Sidik)*
Tim “Kerabat Ulin Cantik”, kiri ke kanan: Toni Cahyono, Inggil Sholata Sya, Chandra Tirta, Kadek Dwi Wahyuni, Ryan Prasetya (Foto oleh: Dadan T)*
Adalah Chandra Tirta, Toni Cahyono, Ryan Prasetya (Fisika FMIPA),serta Kadek Dwi Wahyuni, dan Inggil Sholata Sya (Fakultas Psikologi), mahasiswa Unpad yang tergabung dalam kelompok PKMK “Kerabat Ulin Cantik” atau Kreasi Hebat dan Unik Limbah Daun Cap Batik. Keempatnya mengkreasikan limbah daun yang dipola pada media kerajinan tangan. Berbagai kerajinan tangan sudah dikreasikan melalui limbah daun ini, diantaranya, binder, pigura, tempat alat tulis, hingga hiasan lampu.

Chandra sang ketua kelompok mengatakan, ide awal penggunaan media daun ini didasarkan pada banyaknya limbah daun yang berserakan di jalan kampus Unpad. “Kita sering lihat petugas K3L menyapu daun setiap hari, mengangkutnya, lalu membakarnya dan akhirnya menjaid polusi udara. Kami berinisiatif memanfaatkan limbah daun tersebut agar bisa bermanfaat bagi masyarakat,” papar Chandra.

Rencana awal ini disambut baik oleh Toni. Kepada Toni, Chandra dan Rian pun mendiskusikan inisiatif pemanfaatan limbah daun tersebut. Toni yang berasal dari Karangasem Bali ini juga rupanya punya keinginan yang sama setelah membeli kerajinan tangan berupa buku yang terbuat dari serat daun pisang.

Agar berbeda dengan kerajinan tangan lainnya, Chandra pun mengusulkan agar limbah daun tersebut dipola menjadi motif batik. Chandra yang berasal dari Cirebon pun langsung mencetuskan memilih motif batik Mega Mendung Cirebon sebagai polanya.

“Motif Mega Mendung salah satu batik unggulan di Jawa Barat dan mudah polanya,” kata Chandra.

ulincantik2Meskipun tampak sederhana, proses pembuatan motif batik ini cukup rumit dan detail. Tidak tanggung-tanggung, kelompok ini pun bekerja sama dengan perajin asal Gianyar, Bali, untuk membuat produknya.

Lebih lanjut Chandra menjelaskan, limbah daun yang digunakan berasal dari daun kupu-kupu, jagung, dan pisang. Ketiga jenis daun tersebut memiliki struktur yang lebar sehingga lebih mudah dipola. Daun pun ditempel oleh lem perekat berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan motif batiknya.

Melihat potensi produk yang dihasilkan, Chandra dan kelompoknya optimis produk kerajinan ini tidak banyak yang meniru. Sejak diluncurkan pada Mei lalu, produknya sudah dipasarkan ke beberapa wilayah baik secara online maupun pada berbagai pameran.

Produk ini juga yang mengantarkan keempatnya menjadi delegasi Pimnas ke-28. Bersama dosen pembimbing, Dr. Cukup Mulyana, M.S., segala persiapan telah dilakukan. Target keempatnya dalam Pimnas adalah meraih emas dan mengantarkan Unpad menjadi juara Pimnas.*

Pembuat

Arief Maulana / Eh

Sumber

http://www.unpad.ac.id/2015/09/limbah-daun-motif-batik-jadi-kerajinan-unik/

Penerbit

Universitas Padjajaran

Tanggal

15 September 2015

Format

Aplication/Pdf

Bahasa

Bahasa Indonesia

Item Relations

This item has no relations.

Document Viewer

Files

Limbah Daun Motif Batik Jadi Kerajinan Unik - Universitas Padjadjaran.pdf

Collection

Citation

Arief Maulana / Eh, “Limbah Daun Motif Batik Jadi Kerajinan Unik,” Digital Share Center, accessed 29 April 2024, http://journals.unpad.ac.id/document/2134.