KEANGGOTAAN KELOMPOK TANI DAN KAITANNYA DENGAN AKSES TERHADAP SUMBER PEMBIAYAAN USAHA TANI PISANG DI KABUPATEN CIANJUR
Abstrak
ABSTRAK
Kelompok tani berperan penting bagi petani yang bergabung di dalamnya karena dapat berbagi
informasi mengenai manajemen usaha tani dan akses terhadap berbagai jenis pembiayaan. Petani
pada umumnya dapat mengakses pembiayaan dari berbagai sumber pembiayaan seperti dari bank,
lembaga keuangan mikro, pemerintah, pedagang, kios input pertanian, dan pinjaman dari keluarga,
tetangga dan teman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana akses
pembiayaan petani yang bergabung dalam keanggotaan pada kelompok tani. Metode survei
dilakukan dalam pengumpulan data dari enam puluh petani pisang di sentra produksi pisang di
Kabupaten Cianjur. Data dianalisis dengan menggunakan independent t-test untuk melihat
perbedaan akses pembiayaan antara petani yang merupakan anggota kelompok tani dan petani yang
bukan anggota pada kelompok tani. Hasil analisis menunjukkan bahwa petani yang menjadi anggota
kelompok tani memiliki akses yang lebih baik terhadap kredit dari bank dan lembaga keuangan
mikro, dan pembiayaan in-kind dari pemerintah dan pedagang. Temuan penelitian ini menunjukkan
pentingnya memotivasi petani untuk bergabung pada kelompok tani untuk mendapatkan kesempatan
lebih besar dalam mengakses pembiayaan dari berbagai sumber pembiayaan.
Kata kunci: akses pembiayaan, kelompok tani, pisang
ABSTRACT
Farmers’ group plays important role for farmers who join with the farmers’ group in sharing the
information of farming management and access to many sources of finance. In general, farmers can
access finance from many financial sources such as from bank, micro finance institution,
government, trader/buyer, agricultural input kiosk, and from other financial sources such as from
family, neighbors or friends. This research aims to analyze financial access of farmers who join with
farmers’ group. Survey was conducted to collect data from sixty banana farmers in the centre of
banana production in Cianjur District. The data was analyzed using independent t-test to see the
difference of financial access between two groups of farmers, i.e. farmers who are member of
farmers’ group and farmers who are not. The results of this research show that farmers who are
member of farmers’ group have better access to commercial credit from bank and micro finance
institution, and in-kind finance from government and trader/buyer. The findings of this research
show the importance to motivate farmers to join with a farmers’ group to have a better opportunity
in accessing finance from different financial sources.
Keywords: financial access, farmers group, banana
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Armendariz, B., & Labie, M. (2011). The Handbook of Microfinance. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
Bastin, A., & Matteucci, N. (2007). Financing coffee farmers in Ethiopia: challenges and opportunities. Savings and Development, 31(3), 251-282.
Gemiharto, I., Zein, D., & Karimah, K. E. (2016). Evaluasi model komunikasi pemasaran koperasi dalam upaya penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(1), 57-78.
Hartono, R., Hadi, S., Juanda, B., & Rusastra, I. W. (2013). Penyusunan alternatif model kelembagaan kredit usaha pertanian di perdesaan. Informatika Pertanian, 22(2), 121-135.
Kementrian Pertanian RI. (2011). Pedoman teknis pelaksanaan pengembangan hortikultura tahun 2012. Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian Pertanian RI. Jakarta, Indonesia.
Machethe, C. L. (2004). Landbouw en armoede in Zuid-Afrika: Can agriculture reduce poverty. In Paper presented at the Overcoming Underdevelopment Conference held in Pretoria, 28, 29.
Moobi, M. N., & Oladele, O. I. (2012). Factors influencing small-scale farmers’ participation in informal financial markets in Mafikeng Municipality. Journal of Food, Agriculture & Environment, 10(2), 1133-1137.
Muchtar, K., Susanto, D., & Purnaningsih, N. (2015). Adopsi teknologi petani pada sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT). Jurnal Penyuluhan, 11(2), 176-185.
Novia, R. A. (2011). Respon petani terhadap kegiatan sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT) di Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Mediagro, 7(2), 48-60.
Pham, T., & Lensink, R. (2007). Lending policies of informal, formal and semiformal lenders: evidence from Vietnam, Economics of Transition, 15(2), 181-209.
Subagio, H. (2008). Peran kapasitas petani dalam mewujudkan keberhasilan usahatani: kasus petani sayuran dan padi di Kabupaten Malang dan Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Dissertation.
Supriatna, A. (2009). Pola pelayanan pembiayaan sistem kredit mikro usaha tani di tingkat pedesaan. Jurnal Litbang Pertanian, 28(3), 111-118.
Wahyuni, S. (2003). Kinerja kelompok tani dalam sistem usaha tani padi dan metode pemberdayaannya. Jurnal Litbang Pertanian, 22(1), 1-8.
Waryanto, B., Chozin M. A., Dadang, & Putri, E. I. K. (2014). Environmental Efficiency Analysis of Shallot Farming: A Stochastic Frontier Translog Regression Approach. Journal of Biology, Agriculture and Healthcare, 4(19), 87-100.
Wulandari, E., Meuwissen, M., Karmana, M. H., & Oude Lansink, A. (2017). Performance and access to finance in Indonesian horticulture. British Food Journal, 119(3), 625-638.
DOI: https://doi.org/10.24198/agricore.v2i2.15565
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##